Mengenal Sosok Kahrudin Yunus Penggagas Konsep 'Bersamaisme', Tokoh Ekonomi Islam Asal Solok
Tokoh ekonomi Islam asal Solok, Sumatera Barat ini sudah dikenal luas hingga ke Timur Tengah serta penggagas konsep ideologi ekonomi yang begitu gemilang.
Tokoh ekonomi Islam asal Solok, Sumatera Barat ini sudah dikenal luas hingga ke Timur Tengah serta penggagas konsep ideologi ekonomi yang begitu gemilang.
Mengenal Sosok Kahrudin Yunus Penggagas Konsep 'Bersamaisme', Tokoh Ekonomi Islam Asal Solok
Kahrudin Yunus lahir di Jorong Sarikiah, Nagari Sulit Air, Kabupaten Solok, Sumatera Barat pada tanggal 14 Agustus 1915. Tak banyak tulisan yang ditemukan tentang dirinya, namun dalam kehidupannya ia sangat dekat dengan adat.
Yunus menempuh pendidikan dasar formal setingkat Sekolah Dasar dan juga pendidikan Surau atau sebuah institusi pendidikan non formal yang ada di Minangkabau.
Setelah itu ia melanjutkan pendidikan di Thawalib-Parabek pada tahun 1928, kemudian ia menyelesaikan di Madrasah Tsanawiyah Islamiyah di Batusangkar. (Foto: Wikipedia)
-
Siapa orang terkaya di Sumatera Utara? Low Tuck Kwong adalah seorang pengusaha asal Singapura yang dikenal sebagai pendiri dan pemilik perusahaan minyak dan gas yang besar, yakni Bayan Resources Tbk.
-
Bisnis apa yang dimiliki orang terkaya di Sumatera Utara? Bayan Resources Tbk adalah perusahaan yang fokus pada eksplorasi, penambangan, dan pemasaran batubara di Indonesia.
-
Siapa pendiri Sumatra Thawalib? Buah pemikiran modern itu terbentuklah Sumatra Thawalib yang menjadi sekolah Islam modern pertama yang berdiri di Indonesia.
-
Siapa nama asli Sunan Kudus? Sunan Kudus memiliki nama asli Ja’far Shadiq atau dikenal juga Raden Undung.
-
Siapa yang jadi khatib di Solo? Pagi itu Muhammad Hanif Alimi bertindak sebagai imam dan khatib.
-
Siapa Syekh Burhanuddin? Ia dikenal dengan nama Burhanuddin Ulakan Pariaman atau disebut juga dengan Syekh Burhanuddin Ulakan. Ia lahir di Sintuk, Kabupaten Padang Pariaman pada tahun 1646 dan wafat pada 20 Juni 1704.
Tidak berhenti sampai situ, ia kemudian mendapat kesempatan untuk pendidikan diploma di Universitas Al-Azhar dalam rentang tahun 1938 sampai 1939, kemudian melanjutkan pendidikan politik di Universitas Mesir dan berhasil meraih gelar magister tahun 1947
Rajin Menulis
Melansir dari artikel "Bersamaisme dalam Bernegara: Telaah Pemikiran Kahrudin Yunus dalam Buku Pedoman Hidup Bernegara (1968)" karya Aulia Rahmat, semasa pendidikan ia dikenal sebagai sosok yang rajin menulis
Selama menjadi mahasiswa pernah menjadi kontributor untuk majalah Dewata dan menjadi editor di Majalah Fajar yang diterbitkan oleh lembaga pendidikannya.
Begitu juga ketika dia sekolah di Mesir, Yunus masih rajin menjadi kontributor di majalah Pandji Islam di Medan dan harian Persamaan di Padang.
Di samping menjadi kontributor media, Yunus juga menulis beberapa karyanya yang dijadikan sebuah buku, salah satunya adalah sistem baru untuk mempelajari Bahasa Arab.
Lahirnya Konsep Bersamaisme
Hampir separuh hidupnya ia habiskan untuk belajar dan belajar.
Rentang tahun 1949 dan 1953 ia menempuh program doktoral di Columbia University dengan status mahasiswa mandiri. Untuk memenuhi kebutuhannya, ia bekerja sebagai seorang guru bahasa Arab dan bahasa Indonesia.
Setelah menyelesaikan doktoralnya, tahun 1954 ia memutuskan kembali ke Indonesia.
Sebelum tiba di Tanah Air, ia lebih dulu singgah di beberapa negara. Dari sini ia memiliki motivasi untuk melahirkan konsep Bersamaisme di Indonesia.
Arti Konsep Bersamaisme
Sebuah negara dengan konsep ini bukanlah sebuah tujuan, melainkan sebuah alat untuk mencapai tujuan.
Hal tersebut berkaitan dengan memajukan masyarakat, menegakkan hukum, menjalankan keadilan serta persamaan dan pembagian hak dengan kewajiban.
Dalam konsep Yunus, ia cenderung menekankan pada instrumen yang dipakai dalam menetapkan harga dan prinsip perdagangan. Konsep ini sudah ia gagas sudah cukup lama, akan tetapi idenya selalu tenggelam oleh ramainya perbincangan politik di Indonesia.
Melalui dirinya pula, konsep bersamaisme menggunakan pendekatan mazhab hukum kodrat dalam asumsi dasarnya, sehingga setiap ide yang dimunculkan selalu didasarkan pada Al-Qur'an dan kebenaran universal.