Dialog Lintas Agama di Slovakia, Wapres Ma'ruf Amin Dorong Kerja Sama Atasi Konflik Dunia
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyatakan, diperlukan kerja sama para pemimpin dunia hingga pemuka lintas agama untuk mengatasi konflik yang tengah melanda dunia.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyatakan, diperlukan kerja sama para pemimpin dunia hingga pemuka lintas agama untuk mengatasi konflik yang tengah melanda dunia.
Dialog Lintas Agama di Slovakia, Wapres Ma'ruf Amin Dorong Kerja Sama Atasi Konflik Dunia
Hal tersebut disampaikan Ma'ruf di hadapan pemuka lintas agama di Bratislava, Slovakia, Senin (27/11). Acara itu turut dihadiri pemimpin agama Katolik, Protestan, Islam dan Yahudi Slovakia.
"Di antara konflik-konflik yang masih terjadi, kekerasan atas nama agama dan kepercayaan juga meningkat. Saya yakin para pemimpin agama yang hadir di sini memiliki pandangan yang sama bahwa kekerasan berbasis agama dan kepercayaan tidak dapat diterima," kata Ma'ruf dalam sambutannya.
Ma'ruf mendorong pemimpin dan pemuka lintas agama untuk mewujudkan perdamaian dan hentikan konflik.
"Oleh sebab itu, para pemimpin dunia, pemuka agama, kelompok intelektual dan kelompok masyarakat sipil, mesti bekerja sama dan melakukan upaya terbaik dalam mewujudkan perdamaian dan mengurangi konflik di dunia," jelas Ma'ruf.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan para tokoh agama dalam mewujudkan dunia yang damai, menurut Ma'ruf, adalah dengan melaksanakan dialog lintas agama.
"Dalam konteks ini, saya mengutip pendapat filsuf Jerman, Hans Küng, yang mengatakan bahwa tidak ada perdamaian antara bangsa-bangsa tanpa perdamaian antarpemeluk agama. Tidak ada perdamaian antaragama tanpa dialog lintas agama. Tidak ada dialog lintas agama tanpa investigasi terhadap fondasi agama-agama," kata Ma'ruf.
Dialog antaragama dan antarbudaya, menurut Ma'ruf, merupakan sarana ideal untuk membangun jembatan komunikasi antarpemeluk agama.
"Melalui dialog antaragama, para pemimpin agama dan pemeluk agama menunjukkan sikap bahwa keberadaan agama di dunia tidak boleh disalahgunakan untuk membangun permusuhan, mempertajam perbedaan, melunturkan kesetaraan, memperlebar jurang ketimpangan, dan membangun rivalitas," kata dia.
Ma'ruf menilai dialog bisa mempromosikan sikap saling menghormati hak-hak orang lain, membangun etika sosial dan global dalam menangani persoalan, menyebarkan budaya moderat untuk menangkal ekstremisme.
"Islam mengajarkan manusia untuk hidup berdampingan dengan damai dan berupaya menghindari permusuhan atau antagonis yang berhadap-hadapan. Islam mendorong kerja sama dan tolong-menolong antarsesama manusia," pungkasnya.