Berkah Kunjungan Paus Fransiskus Terhadap Komitmen Kerukunan Umat Beragama di Tanah Air
Toleransi antar-umat beragama di Indonesia bisa menjadi semakin kuat dan menjadi contoh dalam mengelola perbedaan bagi dunia Internasional.
Perjalanan apostolik Paus Fransiskus ke sejumlah negara termasuk Indonesia dinilai untuk memperkuat relasi antar-umat beragama di dunia. Kunjungan ini wujud keseriusan demi membangun kerukunan di masyarakat.
"Kedatangan Paus Fransiskus pimpinan tertinggi umat Katolik sedunia khususnya di Indonesia mempertegas komitmen kami dalam memperkuat hubungan antarumat beragama," ujar Rohaniawan Katolik, Ignatius Rudy Pratikno pada Jumat (6/9).
Menurutnya, upaya memelihara hubungan baik perlu dilakukan semua pihak, tak terkecuali umat Katolik Indonesia. Hal ini ditujukan untuk membina hubungan antar-golongan dengan lebih stabil.
Rudy melihat di beberapa daerah terkadang masih ada konflik antarumat beragama. Walaupun demikian, dirinya menyimpulkan bahwa gesekan seringkali disebabkan adanya campur tangan kepentingan politik.
"Pemimpin-pemimpin massa berseteru dalam berebut kekuasaan dan fasilitas, menarik konflik-konflik politik tersebut kepada umat yang seagama dengannya agar memperoleh dukungan lebih luas," jelas Wakil Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) DKI Jakarta ini.
Rudy beranggapan, isu-isu primordial seperti perbedaan suku, agama, dan ras, seharusnya sudah tidak digunakan lagi dalam mendulang dukungan politik. Keuntungan sesaat yang ingin diraih pihak-pihak tidak bertanggung jawab seringkali menyisakan trauma berkepanjangan bagi masyarakat yang ingin hidup dengan damai dalam perbedaan.
"Perbedaan keimanan tidak menjadi penghalang dalam mewujudkan kebaikan dan kedamaian untuk bersama. Jika tujuannya memang baik, maka apapun perbedaan yang dimiliki bisa dijembatani demi memberikan manfaat bagi sesama," tuturnya.
Selain itu, Rudy beranggapan bahwa hubungan lintas keimanan yang baik dapat memberikan manfaat secara langsung dalam stabilitas nasional. Hal ini seharusnya semakin menguatkan masing-masing umat beragama dalam mencapai kemajuan bersama.
Kunjungan Paus Fransiskus, menurut Rudy, bukti baiknya hubungan Indonesia dengan negara Vatikan. Hal ini tentu menjadi catatan baik terhadap kadar toleransi Indonesia secara keseluruhan, mengingat Indonesia adalah negara dengan penduduk beragama Islam terbesar, dan Vatikan dianggap mewakili umat Katolik seluruh dunia.
Rudy berharap agar toleransi antar-umat beragama di Indonesia bisa menjadi semakin kuat dan menjadi contoh dalam keberhasilan mengelola perbedaan bagi dunia Internasional.
"Bangsa Indonesia sudah berada digaris depan dalam hubungan antar-umat beragama karena sudah memiliki dasar negara Pancasila yang mempersatukan secara menyeluruh. Indonesia layak menjadi contoh dunia internasional dalam menjaga keharmonisan antar-warga bangsa maupun antar-negara," tutup Rudy.