Waketum MUI: Kekayaan Negara Harus Diutamakan untuk Maslahat Umat
KH Marsudi meminta masyarakat turut serta memantau segala pertaturan yang dibuat pemerintah dalam mengolah kekayaan, guna menjaga kemaslahatan bersama.
Menurutnya, negara adalah aturan itu sendiri.
Waketum MUI: Kekayaan Negara Harus Diutamakan untuk Maslahat Umat
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Marsudi Syuhud berbicara mengenai pentingnya aturan dalam sebuah negara untuk menjaga kemaslahatan umat. Hal itu disampaikan KH Marsudi Syuhud dalam acara diskusi publik yang digelar oleh Persatuan Mahasiswa Pencinta Tanah Air Indonesia (PMPI) di Jakarta, Sabtu (5/8/2023).PMPI sendiri merupakan kelanjutan dari Pencinta Tanah Air Indonesia (Petanesia) yang didirikan oleh Habib Luthfi bin Yahya pada 2005 lalu.
-
Apa yang diklaim oleh MUI? Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan tidak pernah merilis daftar produk Israel dan afiliasinya yang harus diboikot.
-
Kenapa Wali Kota Medan berharap muktamar membawa kebaikan? “Tentu kita berharap muktamar yang dilaksanakan nantinya membawa kebaikan bagi bangsa Indonesia,“ kata Wali Kota Medan Bobby Nasution.
-
Kenapa berbagi kekayaan dengan sesama penting dalam Surat Alam Nasyirah? Salah satu nilai yang terkandung dalam Surat Alam Nasyirah adalah pentingnya berbagi kekayaan dengan sesama. Menjadi penyayang dan pemurah tidak hanya membawa kebahagiaan bagi yang menerima, tetapi juga bagi yang memberi. Energi positif yang dihasilkan dari tindakan berbagi akan kembali kepada Anda dalam bentuk kekayaan yang berkelanjutan.
-
Kenapa zakat penting buat umat Islam? Zakat sendiri termasuk dalam rukum Islam, dan menempati urutan ketiga setelah syahadat serta sholat. Maka dari itu, kedudukan zakat begitu penting dalam Islam.
-
Kenapa Zakat Mal penting? Zakat bertujuan untuk menyucikan harta, dan harta haram tidak dapat disucikan.
-
Mengapa Ukhuwah Islamiyah penting? Dengan memahami berbagai macam ukhuwah, umat Islam diharapkan dapat menjaga persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat.
Berdirinya Petanesia sebagai respons atas kondisi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang rentan terhadap perpecahan dan konflik karena perbedaan.
Dalam forum tersebut, KH Marsudi Syuhud menyebut bahwa negara melalui berbagai aturan yang dibuatnya berperan dalam membangun kemaslahatan umat. Sebab, menurutnya, negara adalah aturan itu sendiri. "Negara adalah aturan-aturan. Semua ada aturan-aturannya, seperti konstitusi, undang-undang, perpres, peraturan menteri dan lainnya. Kalau tidak ada aturan, maka kocar-kacir," ujar KH Marsudi Syuhud dalam diskusi tersebut, Sabtu (5/8/2023).Ia pun menjelaskan, dalam konteks mengolah sebuah kekayaan negara, seperti pertambangan, perkebunan, kelautan, maupun lingkungan hidup, aturan yang dibuat pemerintah haruslah menyatukan antara dua maslahat. "Kemaslahatan publik, biasanya diatur pemerintah dan kemaslahatan untuk individu (perusahaan)," kata beliau.
Negera, kata Marsudi, memiliki kewenangan untuk mengolah segala sumber kekayaannya. Namun, sebelum itu, negara juga perlu memperhatikan hak-hak untuk masyarakat umum dan untuk pribadi atau pihak tertentu. Selain itu, sebelum mengelola kekayaan alam, negara pun harus bisa menimbang terlebih dahulu seberapa besar atau kecilnya keuntungan maupun kerugian yang bisa didapat.Maka dari itu, sangat penting untuk membuat aturan yang mempertimbangkan keuntungan dari segi materi juga rohani. "Kita butuh materi untuk bangunan tapi kita juga butuh lingkungan tetap hidup, jadi diadakan keseimbangan. Dihitung, dimitigasi kerugiannya," ujar KH Marsudi.
KH Marsudi pun meminta masyarakat turut serta memantau segala pertaturan yang dibuat pemerintah dalam mengolah kekayaan, guna menjaga kemaslahatan bersama. Termasuk salah satunya perihal ekspor pasir yang belakangan disorot publik. "Publik harus ikut memantau jangan sampai kerugiannya kegedean manfaatnya sedikit," pungkasnya.