Ditanya hubungan dengan Menteri ESDM, Luhut tak mau diadu domba
"Saya tidak ingin mengomentari kebijakan dari kolega saya," kata Luhut tampak kesal.
Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) memanggil Menko Polhukam Luhut BinsarPandjaitansoal kasuspencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wapres JK oleh Ketua DPR Setya Novanto. Salah satu yang dipertanyakan adalah tentang hubungan antara Luhut dengan Menteri ESDM Sudirman Said.
Anggota MKD Akbar Faizal mencecar Luhut soal memo yang beberapa kali dikirim ke Presiden Jokowi tentang kontrak Freeport. Luhut kirim memo mengingatkan Jokowi soal kontrak Freeport yang baru bisa dibahas pada 2019, sebab Luhut mengaku ada pihak yang ingin kontrak diperpanjang lebih cepat.
Akbar mengingatkan soal surat PT Freeport tentang perpanjangan yang dibalas oleh Menteri ESDM Sudirman Said yang dikirim pada 11 September. Padahal Luhut ingin perpanjangan kontrak dibahas pada 2019.
"Memo Tanggal 15 Mei 2015, Anda bicara berikan tekanan operasi produksi paling cepat dua tahun sebelum kontrak berakhir, sebuah sikap pemerintah yang luar biasa. Kalau begitu adanya apa yang dilakukan dari Sudirman Said membalas surat Freeport?" tanya Akbar di sidang MKD, Gedung DPR, Senin (14/12).
Namun Luhut tak mau berpolemik soal itu. Dia tak ingin diadudomba oleh koleganya di pemerintahan.
"Saya sekali lagi, saya tidak ingin mengomentari kebijakan dari kolega saya, jadi yang mulia tanya saja yang bersangkutan," tutur dia.
Akbar kembali mendalami pertanyaannya soal hubungan Luhut dengan Sudirman Said. Akbar menaruh curiga, karena sikap Luhut dan Sudirman berbeda soal perpanjangan kontrak Freeport. Apalagi, Luhut yang kala itu masih menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan, tiba-tiba mengirim memo mengingatkan kepada Jokowi soal Freeport yang sudah menjadi tugas Menteri ESDM.
"Yang Anda lakukan sebagai kepala staf seakan tidak sama, tumpang tindih bahkan mengambil tupoksi kewenangan menteri sektor ESDM?" tanya Akbar.
"Saya adalah staf presiden, punya tugas berikan saran diminta atau tidak diminta dalam berbagai isu strategis, itu pengalaman saya selama menjadi seorang perwira," jawab Luhut.
Luhut juga tak mau komentar soal sikapnya yang berbeda dengan Sudirman Said. Luhut telihat marah ketika Akbar tanya apakah ada perpecahan di kabinet karena pandangan menteri berbeda dengan kepala staf kepresidenan.
"Tanya saja menteri ESDM. Bukan sinkronisasi, bisa saja saran beda dengan pengalaman di lapangan, keputusan itu di presiden, tidak beda dalam konteks perpecah, itu tolong dikoreksi," tegas dia.
Baca juga:
Luhut marahi MKD: Pertanyaan tak jelas jangan ditanya, bikin gaduh!
MKD minta bantuan Luhut datangkan Riza Chalid
Yorrys sebut Setya Novanto melanggar etika
Demo depan Mabes Polri, massa tuntut Sudirman & Maroef ditangkap
Kasus Setya Novanto, Menko Luhut ngaku sudah bicara dengan Jokowi
-
Mengapa Jokowi memaksa Freeport membangun smelter di Indonesia? Untuk itu, Jokowi memaksa PT Freeport membangun industri smelter tembaga di Gresik.
-
Siapa yang mendapat santunan duka dari Jokowi? Santunan diberikan kepada 12 orang penerima simbolis terdiri atas perwakilan penerima bantuan rumah rusak berat, sedang, ringan, dan ahli waris korban meninggal dunia.
-
Apa yang Prabowo katakan tentang dirinya menjual nama Jokowi? Masa gue jualan orang lain ya kan, emangnya gua goblok," tegasnya.
-
Bagaimana Serka Sudiyono mendapatkan hadiah sepeda dari Presiden Jokowi? Saat itu pula Serka Sudiyono mendapat hadiah sepeda dari Presiden Jokowi. Ia pun tak menyangka, hari di mana ia mendapat hadiah sepeda itu merupakan hari ulang tahun istri dan anak pertamanya. Sepeda itu langsung dipakai oleh anaknya ke sekolah.
-
Siapa yang meminta tanda tangan Presiden Jokowi? Pasangan artis Vino G Bastian dan Marsha Timothy kerap disebut sebagai orang tua idaman. Pasalnya demi impian sang anak, Jizzy Pearl Bastian, pasangan orang tua ini rela melakukan segala cara.
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Sebagai informasi, turut mendampingi Presiden dalam kegiatan ini adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Gubernur Jambi Al Haris, dan Pj. Bupati Merangin Mukti.