Ditipu dikabarkan kerabat kecelakaan, Hadi rugi Rp 17 juta
Hadi mengaku pelaku masih mengontaknya saat dia hendak melapor ke polisi.
Berulang kali aksi penipuan dengan cara memberi kabar ada kerabat ditangkap polisi atau kecelakaan, dan meminta sejumlah uang terus terjadi. Seperti dialami Herman Hadi (24), yang tertipu Rp 17 juta setelah ditelepon seseorang, dan meminta biaya perawatan keponakan dikabarkan mengalami kecelakaan.
Dengan ditemani keluarganya, Muhamad Nasir (30), dia tertunduk lesu dan menangis di hadapan anggota polisi Polsek Mendoyo. Penyebabnya, kedua pria asal Banjar Pangkung Wani, Desa Yehsumbul, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, ini telah tertipu seseorang.
"Saya ditelepon seseorang yang saya tidak kenal, mengabarkan kalau ponakan saya yang bernama Ahmad Jumari sedang mondok di Jawa mengalami kecelakaan dan kepalanya pecah, dan katanya masih dirawat di rumah sakit di Jawa," kata Hadi kepada petugas piket Polsek Mendoyo, Kamis (7/4).
Menurut Hadi, dia ditelepon oleh seseorang tidak dikenalnya sekitar pukul 13.30 WITA. Dia diminta segera mengirim uang Rp 17,7 juta buat biaya rumah sakit. Penelepon berdalih sebagai petugas rumah sakit tempat keponakannya dirawat.
"Tanpa pikir panjang, saya langsung menyanggupinya karena orang tua ponakan saya ada di Sulawesi. Tapi saya bilang hanya punya uang tujuh belas juta rupiah," ujar Hadi.
Hadi saat itu bergegas menuju ATM BRI di Jembrana, dan mengirimkan uang ke rekening disiapkan oleh penelepon sebanyak Rp 17 juta.
"Setelah saya kirim uang itu, barulah saya diberitahu oleh Nasir kalau itu hanya modus penipuan. Karena itulah saya panik dan melapor ke polisi," ucap Hadi.
Hanya saja, karena jumlah terkirim kurang dari permintaan penelepon, dia mengaku terus dikontak supaya mengirim kekurangannya, sebesar Rp 700 ribu. Namun karena dia yakin itu penipuan, dia hanya berpura-pura menyanggupi dan masih dalam perjalanan menuju bank.
"Sampai di kantor polisi juga saya masih ditelepon untuk meminta uang lagi tujuh ratus ribu rupiah," tutup Hadi.