Ditolak, diskusi Tan Malaka pindah ke Undip Semarang
"Tadi sudah saya perintahkan kepada pak dekan Fakultas Ilmu Budaya Undip bawah untuk mengurus dan memfasilitasinya."
Setelah mengalami tekanan dari berbagai pihak baik dari ormas dan masyarakat sekitar di Gerobak Art Kos Jalan Stonen 29, Semarang, pihak kampus akhirnya memberikan peluang terselenggaranya diskusi dan bedah buku Tan Malaka oleh Harry Poeze.
Rektor Undip Semarang Sudharto saat dikonfirmasi merdeka.com menyatakan bersedia dan siap untuk menerima kedatangan Harry Poeze selaku pengarang buku dan pembicara diskusi buku Tan Malaka di kampusnya.
"Tadi sudah saya perintahkan kepada pak dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Undip bawah untuk mengurus dan memfasilitasinya," ungkap Sudharto, Senin (17/2).
Sudharto menjelaskan kampus merupakan tempat yang pas dan tepat untuk berdialog, saling tukar pikiran dan tukar pendapat terkait pandangan seseorang.
Maka, sangat pas untuk penyelenggaraan diskusi dan bedah buku Tan Malaka oleh penelitinya Harry Poeze yang digelar oleh Komunitas Pegiat Sejarah Semarang (KPS), Komunitas Histeria Art Semarang dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI).
"Sekarang bukan zamannya lagi melawan pandangan seseorang apalagi dengan upaya dan usaha kekerasan," ungkapnya.
Sudharto juga menambahkan perbedaan pandangan dalam keilmuan adalah wajar dan tidak perlu menjadi alasan untuk dilawan.
"Dengan perbedaan pandangan itu, biarkan generasi muda sekarang ini yang menentukan pilihan. Dialog dan diskusi supaya generasi muda bisa memilih dan tahu mana yang baik dan mana yang buruk," ungkapnya.
Hingga kini, pihak penyelenggara masih mempersiapkan kegiatan diskusi dan bedah buku yang dipindah dari Gerobak Arts Hyesteria Kos di Jalan Stonen 29 ke kampus Undip FIB Jl. Peleburan Raya, Kota Semarang.
"Ini kami masih mengurus kesiapannya untuk berlangsungnya diskusi di Kampus Undip Peleburan Raya," ungkap Sekretaris KPS Yunantyo Adi S yang akan menjadi moderator dalam diskusi dan bedah buku Tan Malaka setebal 2000an karya Harry Poeze itu.