Kasus Mutilasi ASN Semarang, Keluarga Ingin Bertemu Mahfud Tagih Progres Penyelidikan yang Mandek
Keinginan keluarga bertemu Mahfud itu setelah Mahfud mengungkapkan progres pengusutan kasus pembunuhan pegawai Bapenda Pemkot Semarang tersebut.
Keinginan keluarga bertemu Mahfud itu setelah Mahfud mengungkapkan progres pengusutan kasus pembunuhan pegawai Bapenda Pemkot Semarang tersebut.
Kasus Mutilasi ASN Semarang, Keluarga Ingin Bertemu Mahfud Tagih Progres Penyelidikan yang Mandek
Keluarga Paulus Iwan Budi tidak puas dengan pernyataan Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD mengenai penanganan kasus pembunuhan pegawai Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang tersebut.
Keluarga Iwan Budi menilai pernyataan Mahfud yang akan mengecek perkara pembunuhan tersebut diduga hanya ingin menghindari pertanyaan peserta diskusi 'Tabrak Prof' yang digelar di Borjuis Semarang pada Selasa (23/1).
Keluarga korban soroti pernyataan Mahfud
"Kami perlu beri perhatian khusus atas pernyataan pak Mahfud akan mengecek kasus itu. Paling tidak keluarga bisa bertemu Mahfud MD. Kalau Mahfud MD agak longgar bisa ketemulah. Agar kami bisa tahu hasil pengecekannya," kata penasihat hukum Iwan Budi, Yunantyo Adi Setiawan di Semarang, Kamis (25/1).
Kasus pembunuhan Iwan Budi telah masuk penyidikan pada bulan September 2022. Namun, polisi belum berhasil menemukan pelakunya.
"Kasus itu naik penyidikan karena sudah nyata terjadi tindak pidana pembunuhan pada kasus itu," ujar Yunantyo.
Jasad Iwan Budi ditemukan dalam kondisi terbakar di Jalan Marian Raya, Tawangsari, Kecamatan Semarang Barat, pada Kamis 8 September 2022. Sehari sebelum jasad ditemukan, korban sempat dikabarkan menjalani pemeriksaan kasus tindak pidana korupsi.
"Apakah masalah dia (Iwan Budi) mau dimintai keterangan atau ada kasus lain yang membuat pihak lain paranoid," kata Yunantyo.
Selain itu, Yunantyo mengaku memiliki fakta lain belum diungkap polisi. Fakta-fakta itu didapat saat melakukan penelusuran langsung ke lokasi nelayan sebelum Iwan Budi ditemukan meninggal dunia.
"Jadi fakta kami temukan saat 1,5 bulan Iwan Budi sebelum meninggal ada tiga orang asing yang menginap di gubug nelayan atau perahu nelayan. Setelah jenazah Iwan ditemukan tiga orang ini menghilang. Tiga orang ini informasinya dari Lampung," ujar Yunantyo.
Maka dari itu, Yunantyo meminta polisi menyelidiki tiga orang diduga mengetahui suatu peristiwa atau berkaitan kematian Iwan Budi. Keluarga hingga kini masih mendalami kematian Iwan Buri dengan pengaduan dugaan korupsi ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Kami belum bisa menceritakan lebih jauh. Jangan sampai kami menyampaikan hal yang salah. Tapi ada dugaan kuat arahnya ke sana," kata Yunantyo.
Informasi sebelumnya pada 25 Agustus 2022, Iwan Budi akan mendatangi Kantor Subdit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Tengah.
Iwan Budi dipanggil polisi dalam kapasitasnya akan menyampaikan kesaksian ihwal dugaan korupsi hibah delapan bidang tanah di Kecamatan Mijen dari Perumahan Bukit Semarang Baru (BSB) yang dikelola PT Karyadeka Alam Lestari kepada Pemerintah Kota Semarang. Dugaan penyalahgunaan hibah tersebut terjadi pada 2010.
Namun, sehari sebelumnya atau saat bertepatan akan menjadi narasumber sebuah acara di Hotel Grasia Kota Semarang, korban tak diketahui keberadaannya. Pihak keluarga kemudian melaporkan Iwan Budi hilang ke polisi.
Hingga akhirnya pada 8 September 2022, Iwan Budi ditemukan meninggal dunia secara mengenaskan di Kawasan Marina Kota Semarang. Kondisi jasad Iwan Budi 100 persen hangus terbakar dengan kepala hingga sekarang belum ditemukan.
Keluarga surati presiden
Pihak keluarga Iwan Budi telah bersurat ke Presiden dan ditembuskan ke Kompolnas dan Menko Polhukam. Hal itu mendapat respons dari Kompolnas yang satu di antara pimpinannya adalah Mahfud MD.
"Kompolnas sudah tiga kali datang ke Semarang menanyakan kasus Iwan Budi baik di Polrestabes dan Polda Jateng. Mereka tim Kompolnas selalu bilang ke Semarang atas atensi Menko Polhukam yakni Mahfud MD," ujar Yunantyo.
Keterangan disampaikan Mahfud dalam diskusi itu diartikan keluarga bahwa terdapat koordinasi tim Kompolnas yang datang ke Semarang dengan Mahfud MD selaku Menko Polhukam dan pimpinan di Kompolnas. Bahwa dia menganggap pernyataan Mahfud MD yang menyebut perkara belum masuk ke sistem Penanganan Pidana berbasis Teknologi Informasi (SPPTI) bukanlah suatu alasan.
"Tanpa SPPTI pun Mahfud MD masih bisa memantau dengan memanggil Kapolri maupun Kompolnas. Atau saat Kompolnas datang ke Semarang bisa meminta perkara itu dilaporkan ke SPPTI," tandasnya.
Penyelidikan Polisi
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto mengatakan polisi terus berupaya melakukan pengungkapan kasus ini. Kasus pembunuhan itu memang sudah masuk proses penyidikan untuk mengungkap siapa pelakunya.
"Penyidik masih berupaya mencari bukti-bukti supaya kasusnya bisa terungkap," kata Satake.
Menurut dia, identifikasi pelaku masih sekadar dugaan atau belum bisa dipastikan. Di sisi lain, keluarga Iwan Budi juga telah menyurati Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk segera mengungkap kasus pembunuhan ASN Pemkot Semarang tersebut.
Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Jateng menyatakan sudah melayangkan surat panggilan saksi terhadap mantan Wali Kota Semarang, Sukawi Sutarip terkait dugaan kasus hibah tanah di Kecamatan Mijen. Pemanggilan eks Wali Kota Semarang lain tergantung dari keterangan Sukawi Sutarip.
"Satu kali sudah layangkan surat pemanggilan kepada yang bersangkutan. Kita lihat dari keterangan awal pemeriksaan saksi dari Sukawi. Hasil keterangan bagaimana kita lihat dulu, pelajari baru kita panggil semua pihak untuk diklarifikasi," kata Direktur Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Jateng Kombes Pol Dwi Subagio, Kamis 13 April 2023.
Dia tidak bisa menjelaskan secara detail berapa kali Sukawi Sutarip dimintai keterangan namun, tim saat ini masih dalam pendalaman terkait kasus dugaan korupsi hibah tanah di Kecamatan Mijen Semarang.
"Untuk teknis hadir kapan saja. Kita minta keterangan proses pensertifikatan berjalan tahun 2010," ujar Subagio.
Polisi periksa 13 saksi
Penyidik Dirreskrimsus Polda Jateng telah memeriksa 13 orang terkait kasus tersebut. Mereka yang diperiksa juga masih sebatas saksi dan belum adanya penetapan tersangka.
"Saksi sudah ada 13 saksi. Semua pihak yang terkait cek dan klarifikasi. Kita kan belum jelas siapa-siapanya makanya kita klarifikasi. Intinya kasus ini tetap dilanjutkan," pungkasnya.
Pernyataan Mahfud
Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD sebelumnya menjawab pertanyaan Mahasiswa bernama Bre terkait penanganan kasus pembunuhan ASN Bapenda Iwan Budi pada diskusi Gebrak di Kota Semarang, Selasa (23/1) lalu.
Mahfud menyebut pemerintah memiliki program SPTTI. Seluruh kasus di seluruh penjuru Indonesia harus dimasukkan dalam program itu.
Terkait kasus Iwan Budi, Mahfud menyebut tidak laporannya di dalam SPTTI. Kompolnas akan mengecek langsung kasus tersebut.