Ditolak FUI, diskusi melek media LKis terancam batal
"Setelahkita Jumatan di Masjid Uswatun Khasanah Ngabean kemudian kita ke Polres untuk memprotes."
Setelah beberapa waktu lalu kelompok masyarakat yang mengatasnamakan Forum Umat Islam mengancam pembubaran diskusi di Kampus Sanata Dharma, kali ini kelompok tersebut kembali akan melakukan hal serupa terhadap diskusi LKis di acara Jagongan Media Rakyat, di Jogja Nasional Museum, Jumat (24/10) besok.
Melalui broadcast message BBM, FUI menyatakan akan mengawasi diskusi karena dinilai sebagai provokasi terhadap umat islam.
"Undangan kepada semua Laskar Islam dan Masyarakat Muslim untuk memantau jalannya acara LKIS melek media menanggulangi konten negatif fundamentalisme agama di dunia maya"
Acara ini akan dilaksanakan pada hari Jumat, 24 Oktober 2014 pukul 09.00-12.00 WIB di Balai Ajiayasa Jogja Nasional Musium Jalan Prof Ki Amri Yahya No 1 Gampingan, Wirobrajan Yogyakarta.
Kumpul di Mako Ngabean jam 08.00 WIB, kita akan ke lokasi untuk memantau jalannya acara, sekecil apapun indikasi mengolok-olok Islam, kita seret penyelenggara untuk bertanggung jawab.
"Setelahnya kita Jumatan di Masjid Uswatun Khasanah Ngabean kemudian kita ke Polres untuk memprotes pemberian izin acara tersebut," ungkapnya.
Kobarkan Perlawanan terhadap acara acara Biadab ini, berkedok apapun, niatnya adalah Propaganda terhadap kaum Muslimin, Sejatinya mereka sendiri yg menebar kebencian dengan terus-terusan menyelenggarakan acara semacam ini," demikian dikutip dari Broadcast Message BBM yang menyebar beberapa waktu lalu.
Perwakilan FUI, Muhammad Fuad pun membenarkan hal tersebut. Dia mencurigai, diskusi tersebut ditujukan kepada kelompok. Karena itu dia merasa tidak terima.
"Kami tidak akan membubarkan, hanya memantau. Diskusinya temanya melek media anti perdamaian dan agama funadamentalis, itu seakan mending kami. Itukan provokatif namanya," kata Fuad saat dihubungi merdeka.com.
Sementara itu menanggapi hal tersebut direktur LKis, Hairus Salim mengatakan pihak menyerahkan permasalahan tersebut ke pihak kepolisian. Dia juga membantah jika diskusi tersebut bertujuan menjelek-jelekan agama Islam atau pun kelompok-kelompok fundamentalis.
"Diskusi kami besok bagaimana memberikan bekal, agar bisa memilah berita mana yang benar, supaya anak-anak muda tidak makan berita yang salah," ujarnya.