Dituduh Bully Pelajar SMP Berujung Amputasi, Terlapor Kini Tertekan dan Sering Menangis
Pelapor tak menyangka kalau candaannya kepada pelapor bisa berujung amputasi.
Terlapor juga dikabarkan sempat diperiksa oleh dokter psikologi.
Dituduh Bully Pelajar SMP Berujung Amputasi, Terlapor Kini Tertekan dan Sering Menangis
Terlapor kasus dugaan bullying atau perundungan hingga berujung kaki seorang siswa SMP di Kabupaten Bekasi diamputasi, mengalami tekanan mental. Terlapor juga dikabarkan sempat diperiksa oleh dokter psikologi.
"Iya betul, karena informasinya ada tekanan di anak, karena merasa saya cuma nyelengkat (sliding) kok jadi separah ini masalahnya, mungkin ini si anak merasa bersalah gitu, tapi dalam posisi bercanda," kata Sutrisna Wijaya, kuasa hukum terlapor, Jumat (3/11).
Sutrisna mengatakan, setelah kaki pelapor berinisial F (12) diamputasi, terlapor kerap menangis karena merasa kasihan. Pelapor juga tak menyangka kalau candaannya kepada pelapor bisa berujung seperti ini.
- Kasus Dugaan Bully Siswa Berujung Kaki Diamputasi di Bekasi, Naik ke Tahap Penyidikan
- Polisi Usut Kasus Dugaan Bully Siswa SD Berujung Amputasi di Bekasi
- Korban Bully di Bekasi Diamputasi, Wakil Kepala SD: Mereka Bercanda, kalau Perundungan Terlalu Jauh
- Miris, Kaki Siswa SMP di Bekasi Harus Diamputasi Diduga Akibat Dibully saat SD
"Iya mungkin ini si anak merasa bersalah gitu, tapi dalam posisi bercanda, kalau dia tahu akan separah ini mungkin enggak akan nyelengkat orang lain,"
ucapnya.
merdeka.com
Masih Sutrisna, terlapor yang merupakan teman pelapor ketika masih duduk di bangku kelas 6 SDN Jatimulya 09 Tambun Selatan itu juga sudah dipanggil oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Bekasi.
"Iya, informasi dari orang tua terlapor kan sempat diperiksa di Dinas Perlindungan Anak Kabupaten Bekasi, nanti bisa dicek hasilnya seperti apa,"
katanya.
merdeka.com
Setelah kasus dugaan perundungan ini ramai diberitakan, terlapor kini menjadi sorotan teman-temannya. Baik di kalangan alumni SDN Jatimulya 09, lingkungan rumah, dan di SMP tempatnya bersekolah saat ini.
"Yang kita lihat dari anak, akhirnya si anak di lingkungan dia, atau di teman-teman alumni, atau di teman teman sekolahnya sekarang dia jadi sorotan, kasihan juga, kita sayangkan kalau sampai sejauh ini, seberat ini kan,"
katanya.
merdeka.com
Diberitakan sebelumnya, seorang siswa SMPN 4 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi terpaksa harus diamputasi kaki kirinya. Pasalnya, siswa berinisial F (12) itu didiagnosa mengalami kanker oleh dokter.
Diana Novita (40), ibunda F mengatakan, anak lelakinya itu didiagnosa kanker diduga setelah jatuh karena di-sliding oleh temannya saat berada di sekolah. Peristiwa itu terjadi pada Februari 2023 lalu ketika F masih kelas 6 SD.
"Kejadian itu ketika F masih kelas 6 SD, lalu jam istirahat sekolah jam 09.30 WIB dia diajak keluar jajan, di perjalanan terjadilah aksi sliding itu oleh salah satu temannya, ketika jatuh F mulai dibully, maksudnya 'jangan nangis' apa 'enggak usah ngadu sama mama', 'enggak usah ngadu sama guru', gitu," katanya, Selasa (31/10).
Setelah jatuh karena disliding, lanjut Diana, anaknya itu mengalami luka memar di bagian tangan dan kaki kirinya.
Saat itu F terpaksa harus berjalan menggunakan pantatnya atau 'ngesot' karena kakinya terasa sakit usai jatuh.
"Lalu ditinggalkanlah F sendiri oleh lima temannya, nah mereka lanjut jajan, F itu ngesot mencari es batu, karena tangannya sakit merah, setelah itu F tidak jadi jajan, baliklah ke kelas, sampai di kelas diperolok lagi F dengan teman-temannya ini sampai memperagakan F jatuh, dan itu terjadi," ucapnya.
Diana mengatakan, dugaan bully yang dialami anaknya itu terungkap tiga hari setelah peristiwa tersebut terjadi. Saat itu F merasakan sakit pada kakinya ketika hendak berangkat sekolah. Karena penasaran, Diana mendesak anaknya untuk bercerita.
"F tidak berbicara sama saya waktu itu, tiga hari kemudian saya mendesak F supaya bicara karena ketika dia saya bangunkan untuk sekolah, ribut, kakinya sakit, nah jadi saya bicaralah, tadinya dia gak mau ngomong, dia bilang 'mamah janji dulu ya jangan marah, mamah janji ya', seperti orang ketakutan aja," katanya.
"Lukanya tidak ada, cuma kayak memar begitu, saat kejadian itu merah aja dan telapak tangan merah lalu yang terjadi tiga hari kemudian kaki F kalau diajak jalan sakit, jadi kayak luka dalam, secara luar tidak ada luka yang gimana-gimana ya," lanjut Diana.
Beberapa hari setelah terungkap, Diana membawa anaknya ke klinik terdekat dan diberi obat pereda nyeri. Namun setelah beberapa hari, rasa sakit yang dialami F tidak kunjung hilang. F kemudian dirujuk ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.
"Beberapa hari kemudian tidak kunjung sembuh dan dirontgen dan dirujuk ke proses MRI rumah sakit, lengkap, dan MRI didiagnosa infeksi dalam. Akhir Maret, karena proses gak secepat itu, dan ada obat, itu dulu," katanya.
Setelah melalui serangkaian pemeriksaan, pada Agustus 2023, F didiagnosa oleh dokter mengalami kanker dan kaki kirinya harus diamputasi. Kata Diana, dokter menyatakan anaknya terkena kanker karena terjatuh atau akibat benturan.
"Iya F memang kanker, kalau (penyebab kanker jatuh atau riwayat) seperti itu lebih baik tanya ke tim medis, karena yang saya pastikan kami tidak ada riwayat tumor ataupun kanker, dan F anak yang sehat, dia berolahraga sepeda, ngegym. Iya, ada, (dokter menyatakan pemicu kanker) karena terjatuh, benturan," katanya.