Djarot: Jihad itu melawan kemiskinan, bukan bunuh-bunuhan
Djarot: Jihad itu melawan kemiskinan, bukan bunuh-bunuhan. Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Djarot Saiful Hidayat mencium gelagat sejumlah pihak yang mengibaratkan Pilkada DKI Jakarta seperti sebuah jihad. Segala cara dilakukan untuk memenangkan calon.
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Djarot Saiful Hidayat mencium gelagat sejumlah pihak yang mengibaratkan Pilkada DKI Jakarta seperti sebuah jihad. Segala cara dilakukan untuk memenangkan calon yang didukung maupun untuk mengalahkan lawan.
Djarot mengatakan, saat ini, Jihad seharusnya tak diartikan seperti hal tersebut. Jihad, kata Djarot, diartikan sebagai untuk melawan kemiskinan, kebodohan bukan untuk menjatuhkan orang lain apalagi sampai ada keluar kata-kata bunuh-membunuh.
"Kalau mau jihad fisabilillah untuk melawan kemiskinan, melawan kebodohan, membantu saudara kita yang lemah, membantu rumah rumah yang tidak layak huni. Jihad itu bukan bunuh-bunuhan, itu dulu zaman perang, sekarang bukan zaman perang," kata Djarot di kawasan Condet, Jakarta Timur, Minggu (2/4).
Djarot mengatakan serangan terhadap dirinya dan pasangannya Basuki Tjahaja Purnama begitu deras selama Pilkada DKI Jakarta. Djarot pernah diusir saat menghadiri Haul Soeharto di Masjid At-Tin Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Sabtu (11/3) malam. Namun, Djarot mengaku kala itu dirinya tak marah sedikitpun.
Mantan Wali Kota Blitar ini menambahkan, setiap hal yang dilakukan oleh manusia selalu dicatat oleh Yang Maha Kuasa. Dia berujar pula, setiap manusia diminta untuk bersikap sabar dalam setiap keadaan.
"Sabar, makanya ketika saya diadang-adang itu saya senyum, nggak apa-apa, sabar, sabar," kata Djarot.