Dokumen kasus plagiat rektor Untirta beredar, mahasiswa tolak Sholeh
Mahasiswa Untirta ingin Kemenristek Dikti obyektif dalam mengangkat pemimpin kampus.
Dokumen berita acara teguran atas kasus plagiat dilakukan oleh Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat beredar di kalangan mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Alhasil, mahasiswa menolak Hidayat buat memimpin kembali kampus negeri itu.
Berdasarkan informasi dihimpun, dokumen itu tersebar di kalangan mahasiswa dalam bentuk fotokopi. Dalam dokumen tertanggal 22 Maret 2010 dengan kop surat Untirta. Isinya adalah rekomendasi rapat senat Untirta pada tanggal 19 Maret 2010 dipimpin Prof. Dr. Ir. Rahman Abdullah M.Sc., melakukan teguran lisan terhadap Hidayat saat itu berpangkat Pembina Utama Madya/IVd.
"Telah melakukan teguran lisan tentang pengaduan pelanggaran karya tulis kepada Prof Dr Sholeh Hidayat M Pd," begitu isi petikan dokumen itu seperti dikutip pada Kamis (4/6).
Akibat tersebarnya dokumen itu menimbulkan penolakan pencalonan Sholeh Hidayat sebagai rektor oleh mahasiswa.
"Plagiat dalam dunia akademis sangat bertentangan dengan Permenristek Dikti No 1 tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Rektor/Ketua/Direktur Pada Perguruan Tinggi Negeri," kata Ningsih, salah satu mahasiswa yang tergabung dalam Untirta Movement Community (UMC).
Pada Permenristek Dikti No 1 tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Rektor/Ketua/Direktur Pada Perguruan Tinggi Negeri Pasal 4 point L tertulis, persyaratan untuk diangkat sebagai rektor tidak pernah melakukan plagiat sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
"Maka dari itu, dengan tegas kami menolak pencalonan Prof. Soleh menjadi salah satu kandidat rektor," ujar Ningsih.
Ningsih menilai, jika ditinjau dari Permenristek Dikti tersebut, calon petahana Sholeh Hidayat tidak layak mencalonkan diri sebagai rektor.
"Kemenristek Dikti sebagai lembaga tertinggi yang akan memproses pelaksanaan pemilihan rektor yang dilakukan oleh Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, diharapkan dapat selektif dalam proses pemilihan tiga calon Rektor Untirta. Tentu bukanlah seorang plagiator yang pantas untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan tertinggi ini. Kami menolak calon rektor plagiat," ucap Ningsih.