DPR Minta Publik Tak Perlu Risau Efektivitas Vaksin Sinovac Rendah
"Saya mengajak kepada masyarakat kita tidak perlu risau dan ragu terhadap vaksin ini meskipun adanya informasi pengakuan China ini," imbuhnya.
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo meminta masyarakat tidak perlu risau dengan pengakuan China atas rendahnya efektivitas vaksin Covid-19 Sinovac yang rendah. Rahmad mengatakan, publik perlu tahu bahwa rekomendasi WHO untuk vaksin dapat digunakan memiliki efektivitas minimal 50 persen.
"Namun apapun berdasarkan informasi dari Kemenkes vaksin yang kita gunakan masih cukup efektif untuk menekan laju penularan dan memberikan perlindungan kepada yang divaksin. Dan tentu kita bersyukur para nakes kita telah selesai divaksin dan terbukti sudah mulai jarang mendengar korban nakes kita akibat Covid-19 setelah mendapatkan vaksinasi," jelas Rahmad dalam keterangannya, Selasa (13/4).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana vaksin polio memberikan kekebalan terhadap virus? Vaksin bekerja dengan memperkenalkan virus yang dilemahkan atau sudah mati ke dalam tubuh manusia. Dalam respons terhadap vaksinasi tersebut, tubuh akan menghasilkan antibodi untuk melawan virus polio.
-
Apa itu vaksin HPV? Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan berbagai jenis kanker di organ kelamin dan reproduksi, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
"Saya mengajak kepada masyarakat kita tidak perlu risau dan ragu terhadap vaksin ini meskipun adanya informasi pengakuan China ini," imbuhnya.
Ia juga meminta masyarakat menunggu penemuan vaksin Merah Putih serta vaksin di luar produksi Cina. Rahmad mengingatkan prioritas utama penanggulangan pandemi tetap dengan wajib protokol kesehatan.
"Sambil kita menunggu penemuan vaksin Merah Putih serta menunggu vaksin di luar produsen yang berasal selain dari China kita tetap prioritas utama penanggulangan pandemi dengan wajib dan berdisiplin menggunakan protokol kesehatan dan mengunakan pola hidup sehat," katanya.
Rahmad bilang, jumlah dan keberadaan vaksin Covid-19 sangat terbatas dan menjadi rebutan banyak negara, ditambah ada kenala embargo. Oleh sebab itu, publik harus percaya kepada pemerintah dalam percepatan penemuan vaksin dalam negeri.
"Maka kita percayakan penuh kepada Pemerintah dalam percepatan penemuan vaksin dalam negeri serta mendorong perluasan kerja sama produsen di luar yang telah dilakukan MOU dengan pemerintah Indonesia," ucapnya.
Sebelumnya, Direktur Pusat Pengendalian Penyakit China Gao Fu dalam jumpa pers dua hari lalu di Kota Chengdu mengakui vaksin Covid-19 buatan negaranya mempunyai efektivitas yang rendah.
Pemerintah China mempertimbangkan mengkombinasikan vaksin untuk memberi perlindungan yang lebih baik. Sejauh ini China sudah mendistribusikan ratusan juta vaksin ke berbagai negara.
"Saat ini sudah dalam pertimbangan apakah kita akan memakai vaksin dari jalur teknis yang berbeda untuk proses imunisasi," kata Gao, seperti dilansir laman Aljazeera, Minggu (11/4).
Efektivitas vaksin Sinovac buatan China dalam mencegah penularan dengan gejala hanya mencapai 50,4 persen, menurut para ahli di Brasil. Sebagai perbandingan, vaksin yang dibuat Pfizer-BioNTech mencapai 97 persen efektivitasnya.
Baca juga:
Penjelasan Kemenkes Soal Vaksin Sinovac Belum Ada EUL WHO
Kemenkes: Vaksin Sinovac Cukup Efektif Tekan Laju Penularan Covid-19
Soal China akan Campur Beberapa Vaksin Covid-19, Pemerintah Tunggu Hasil Uji Klinis
CEK FAKTA: Hoaks Situs corporate-realty.co buat Pendaftaran Vaksin Covid-19
Menkes: Stok Vaksin RI Menipis, Kita Kehilangan 10 Juta Dosis