DPR: Perilaku korupsi jenderal polisi penyebab bentrok di OKU
Salah satu korupsi di kepolisian yang muncul di publik dan dianggap mencederai rakyat adalah kasus Simulator SIM.
Tindakan anggota TNI yang melakukan pembakaran di Mapolres Ogan Komering Ulu (OKU) pada Kamis (8/3) kemarin, salah satunya dampak dari perilaku keluarga besar Korps Bhayangkara. Saat ini, banyak anggota polisi yang berbuat korupsi.
Wakil Ketua DPR Pramono Anung mengatakan, salah satu bentuk perilaku kepolisian yang melukai hati masyarakat adalah kasus korupsi Simulator SIM di Korlantas Mabes Polri. Oleh karena itu, suatu langkah upaya pencegahan yang paling efektif menurut Pramono adalah, Polri harus melakukan pembenahan di internal kepolisian.
"Tapi sekarang ranah polisi apalagi berbagai hal korupsi, seperti Simulator, seorang jenderal bintang dua, begitu besar korupsinya, istrinya banyak, sebuah contoh tidak baik, Polri harus introspeksi," kata Pramono di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (8/3).
Selain itu, kata dia, kesenjangan ini juga diperparah dengan adanya kebijakan yang terlalu besar dimiliki oleh Kepolisian dibandingkan dengan kewenangan yang diperoleh oleh TNI. Hal ini yang menurut Pram juga harus dipikirkan solusinya.
"Gesekan yang terjadi di lapangan biasanya dimulai dari hal-hal kecil, komandan kodim dengan kapolres sekarang ketimpangan (kewenangan) terasa," imbuhnya.
Namun demikian, Politikus PDI Perjuangan ini juga berharap TNI dapat menindak tegas para personel yang ikut terlibat dalam pembakaran mapolres OKU tersebut.
"Mabes TNI harus berikan sanksi seberat-beratnya, karena ini demokrasi, penyelesaian tidak boleh setengah hati, polisi juga harus introspeksi termasuk simulator yang kemudian mungkin menjadi orang tidak sabar dan marah," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, puluhan oknum anggota TNI membakar Mapolres Ogan Komering Ulu (OKU) Sumatera Selatan. Pemicunya adalah, mereka tidak terima dengan tindakan polisi yang menembak rekannya bernama Pratu Hery saat melanggar lalu lintas dan menyebabkan Hery tewas.