DPR Pertanyakan Proses Keluarnya Izin Edar Vaksin AstraZeneca
Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani mempertanyakan UEA vaksin AstraZeneca. Dia meminta pemerintah untuk memastikan proses penetapan izin penggunaan darurat vaksin AstraZeneca berjalan yang sesuai standar prosedur.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan izin edar darurat atau emergency use authorization (EUA) vaksin dari Oxford University itu. BPOM menyatakan vaksin tersebut aman dan efikasinya 62,10 persen. Seperti yang diketahui, vaksin tersebut sudah tiba di Indonesia pada 8 Maret 2021 lalu.
Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani mempertanyakan UEA vaksin AstraZeneca. Dia meminta pemerintah untuk memastikan proses penetapan izin penggunaan darurat vaksin AstraZeneca berjalan yang sesuai standar prosedur.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
"Meskipun AstraZeneca diperoleh dengan skema COVAX WHO secara gratis, bukan berarti kita tidak perlu mempertimbangkan efikasi, kualitas dan kehalalannya. Semua harus transparan, jangan ada yang disembunyikan," katanya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (10/3).
Dia mengatakan, saat ini seluruh masyarakat dunia masih berperang melawan Covid-19 yang mana menurutnya taruhannya adalah nyawa rakyat dan keselamatan bangsa. Oleh sebab itu, politisi Fraksi PKS ini berharap, dengan penjelasan pemerintah yang transparan, maka tidak ada lagi masyarakat yang enggan divaksin karena meragukan vaksin Covid-19.
"Jika tidak ada uji klinis di Indonesia untuk Astra Zeneca, dari mana diperoleh tingkat efikasi 62 persen? Pemerintah perlu menjelaskan hal ini agar tidak menimbulkan keraguan masyarakat awam," tegasnya.
Netty mengapresiasi keputusan cepat pemerintah untuk menggunakan vaksin AstraZeneca. Namun, masyarakat juga perlu tahu dampak yang ditimbulkan setelah menerima vaksin gratis dari WHO itu.
"Kita perlu tahu apakah ada konsekuensi yang harus ditanggung negara akibat menerima skema COVAX WHO," tutupnya.
Dia berharap, proses pendatangan vaksin Astra Zeneca tidak ditunggangi kepentingan bisnis dan politis. Pemerintah juga diminta memastikan, dengan dikeluarkan UEA vaksin AstraZeneca maka bisa mempercepat proses vaksinasi nasional yang dinilai masih lambat.
Baca juga:
Sekda Kota Bandung Terinfeksi Covid-19 usai Divaksinasi Tahap II
Epidemiolog Minta Pemerintah Prioritaskan Vaksinasi Lansia untuk Tekan Kematian
Datangkan Vaksin AstraZeneca Upaya Pemerintah Mengakselerasi Herd Immunity
Kisah Lansia Asal Bandung Jadi Penerima Vaksin Tertua di Indonesia, Berusia 99 Tahun
Jokowi Tinjau Vaksinasi Seniman dan Budayawan, Disajikan Tarian 'Petruk Divaksin'
Jokowi Harap Vaksinasi Dapat Melindungi Seniman dan Pekerja Seni dari Covid-19