Dua Anak Yatim Miskin di Nias Utara Alami Gizi Buruk
Saat ini berat badan JZ hanya sekitar 7 Kg, sedangkan AZ hanya seberat 4 Kg.
Dua kakak-beradik di Nias Utara, Sumatera Utara (Sumut), mengalami gizi buruk. Keluarganya tidak mampu berbuat banyak karena kemiskinan.
Kakak beradik yang mengalami gizi buruk yakni bocah perempuan JZ (7) dan adik laki-lakinya AZ (4). Kedua anak yatim ini tinggal bersama ibunya, Aslina Ndruru (35), di Desa Maziaya, Kecamatan Lotu, Kabupaten Nias Utara.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Gimana ciri khas komedi Cak Lontong? Cak Lontong sangat khas dengan komedinya yang menghibur dan sering mengucapkan kata-kata yang lucu sekaligus membuat orang lain menjadi mikir keras.
-
Kapan Ujung Kulon Janggan buka? Ujung Kulon Janggan dibuka mulai pukul 07.00 hingga 18.00.
-
Kapan Sendang Geulis Kahuripan ada? Merujuk perhutani.co.id, telaga yang juga dikenal dengan sebutan Cai Cikahuripan ini rupanya telah ada sejak abad ke-14 silam.
-
Di mana situs Banten Girang berada? Lalu, ada juga situs Banten Girang yang berbentuk gua dan merupakan peninggalan Kerajaan Sunda saat masih menguasai Banten, sebelum berdirinya Kesultanan Surosowan tahun 932 dan 1030 masehi.
-
Kapan Ganindra Bimo mulai dikenal luas? Pada tahun 2008, Bimo mulai dikenal lebih luas melalui perannya dalam film layar lebar.
Saat ini berat badan JZ hanya sekitar 7 Kg, sedangkan AZ hanya seberat 4 Kg. "Kondisi mereka seperti itu sejak bayi," kata Aslina, Senin (4/2).
Perempuan ini mengaku tidak mampu untuk membawa anaknya berobat. “Kayak mana mau berobat, kami pun tidak memiliki kartu jaminan kesehatan dari pemerintah," jelasnya.
Aslina mengakui asupan gizi yang didapat anaknya sangat terbatas. Mereka juga lama tidak tersentuh pelayanan kesehatan. Akibatnya saat ini kulit kedua bocah itu mengering dan keriput. Jari tangan dan kaki mereka pun bengkok sehingga sulit berjalan.
Aslina mengaku tidak memiliki uang untuk perobatan anaknya. Dia sehari-hari hanya bekerja sebagai buruh tani di kebun karet. "Untuk makan pun pas-pasan," ucap Aslina.
Dia berharap ada perhatian dari pihak terkait dan para dermawan. "Saya berharap anak saya bisa sehat dan normal seperti anak seusianya. Kami juga meminta pemerintah membantu perobatan anak saya," harapnya.
Baca juga:
Jangan Langsung Anggap Anak Berbadan Kecil Sebagai Korban Stunting
Pernikahan Usia Dini Bisa Jadi Penyebab Utama Stunting
6 Kabupaten di Jatim Rawan Kasus Stunting
Adu Gagasan Melawan Stunting
Kisah Anak Stunting di Indonesia
Hadir di acara Mak Ija, Mardani Ali Sera Singgung Masalah Stunting dan Ekonomi
Atasi masalah gizi, Indonesia harus tingkatkan konsumsi susu