Dua kali ditembak bius, orangutan diamankan BKSDA Jateng
Konflik yang ada di Kalimantan menjadikan induk orangutan ini dibunuh suku dayak.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah (Jateng) Selasa (23/9) menyita seekor orangutan berjenis 'Pongo pygmaeus' dari tangan ES warga Dusun Ploso, Desa Karanggondang, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Orangutan yang biasa dipanggil Tita ini berumur antara 15-16 tahun dengan berat badan sekitar 100 kilogram berhasil dievakuasi setelah ditembak dengan obat bius sebanyak dua kali.
"Evakuasi berlangsung secara dramatis, pasalnya selain menembakkan obat bius sebanyak dua kali. Sekali tembak dengan cairan pembius dua mili tidak mempan. Kemudian, jarak lima belas menit kita tembak lagi dengan cairan pembius dengan tambahan satu mili. Setelah pingsan baru kita evakuasi," ungkap Yohanes Setiawan usai memimpin evakuasi setelah sampai di Kantor BKSDA Jateng, Jalan Dr Suratmo, Kota Semarang, Jawa Tengah Selasa (23/9) malam tadi.
Yohanes menceritakan usai pingsan, kemudian mengeluarkan Tita dari kandangnya yang dalam kondisi tragis dari serpihan kayu hanya berukuran 1,5 meter X 1,5 meter dengan ketinggian hanya dua meter saja. Bahkan, saat mengevakuasi, untuk memindahkan sang Tita dari kandang ke atas kurungan di dalam truk, kayu yang untuk mengangkut Tita sempat patah.
Kepala BKSDA Jateng Suharman menyatakan orangutan Tita ini menurut pengakuan ES, didapatnya dari suku dayak di Samarinda, Kalimantan Timur sekitar 15-16 tahun yang lalu masih bayi. Dipastikan, suku dayak itu telah membunuh induk dari bayi orangutan tersebut.
"Konflik yang ada di Kalimantan menjadikan induk orangutan ini dibunuh suku dayak. Bisa dipastikan karena sang pemilik bekerja sebagai pengusaha kayu dan mebel di Kalimantan dan kembali ke Jepara pada tahun 2000. orangutan tersebut sehari-harinya sudah bersosialisasi dengan manusia. Bahkan, mengonsumsi makanan layaknya manusia seperti nasi dan kecap. Ironisnya, hingga air putih pun, Tita sang orangutan tidak mau mengonsumsi air putih," tegasnya.
ES sengaja menyerahkan dan beritikad baik memasrahkan orangutan ini karena sudah dewasa dan ingin kawin kemudian melewati proses birahi, ES kewalahan dan menyerahkan sepenuhnya ke BKSDA Jateng.
"Mungkin pemiliknya sudah kewalahan karena orangutan yang sudah dewasa dan ingin kawin mengalami birahi dengan segala sifat sensitifnya mudah untuk terpancing emosi dan mengamuk. Akibatnya, orangutan ini takut terlantar dan tidak terawat sehingga diserahkan ke kami dan akan kami kirim ke Balai Konservasi yang layak," ungkapnya.
Menurut rencana, orangutan Tita ini usai dievakuasi akan dilakukan cek kesehatan dan dititipkan ke Lembaga Konservasi di Sido Muncul, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
"Sesuai PP Tahun Nomor 27 tentang satwa liar termasuk dilindungi dan UU No 5 tahun 1990 ini termasuk hewan dilindungi. Makin dilindungi, makin terkesan prestise, barang kali terkesan lucu saat kecil. Namun, saat birahi susahkan pemilik sehingga dikembalikan dan diserahkan ke BKSDA Jateng. Kemudian akan dicek kesehatan di LK Sido Muncul ada orangutan dua ekor. Supaya tidak bawa penyakit dari luar. Antisipasi TBC, diare dan lain-lain," pungkas Suharman
-
Bagaimana orangutan menunjukkan kecerdasannya? Para peneliti mengamati bagaimana orangutan dengan cekatan menggunakan alat improvisasi dari lingkungan sekitarnya dan membangun struktur serupa untuk mendapatkan perlindungan dari hujan. Tingkat adaptasi dan pemahaman 'mengapa' ini menjadi sorotan unik dari kecerdasan orangutan.
-
Kenapa orangutan induk itu diduga sakit? "Jadi, induk Orangutan yang kita amankan dan selamatkan ini, kecurigaannya punya penyakit," Ari menambahkan.
-
Bagaimana cara tim di lapangan mengevakuasi induk Orangutan? "Tim di lapangan berhasil evakuasi induknya hari Sabtu sekitar jam 9 pagi. Tapi anaknya, saat tim mengevakuasi, memisahkan diri dari induknya dan masuk cepat ke dalam hutan," kata Kepala BKSDA Kalimantan Timur, Ari Wibawanto, dikonfirmasi merdeka.com, Senin (25/9).
-
Kapan garis keturunan Gigantopithecus terpisah dari orangutan? Garis keturunan kera besar diketahui berpisah dari sepupunya itu sekitar 12 juta-10 juta tahun lalu, kata peneliti.
-
Kapan video orangutan kurus itu viral? Viral video 28 detik memperlihatkan dua Orangutan induk dan anaknya dalam keadaan kurus beredar sejak Rabu 20 September 2023 di grup WhatsApp maupun media sosial.
-
Apa yang unik dari orang utan? Mereka adalah simbol dari kekhasan bangsa dan merupakan bagian penting dari warisan biologis di Indonesia. Namun sayang, hewan eksotis ini memiliki kehidupan keras yang membuatnya menjadi terancam. Dengan mengenal fakta-fakta Orang Utan, kita tidak hanya akan memperkaya pengetahuan terhadap hewan ini, tapi juga membangun kesadaran untuk melindungi mereka dari ancaman kepunahan.