Dua Ruang Kelas Ambruk, Siswa SDN Kedaung Terpaksa Belajar Bergantian
Bangunan ambruk karena kayu atap digerogoti rayap sehingga lama-lama rapuh.
Bangunan ambruk karena kayu atap digerogoti rayap sehingga lama-lama rapuh.
- Ruang Kelas Nyaris Roboh dan Berlantai Tanah, Para Siswa di SD Ini Tetap Semangat Belajar
- Lagi Lembur Urus Ijazah Siswa, Guru SMPN 7 Batang Kocar Kacir Rasakan Gempa
- Kelas Rusak akibat Gempa Magnitudo 6,2, Siswa SDN di Garut Terpaksa Pindah Tempat Belajar
- Siswa Kelas 3 SD ini Keren Banget, Jadi Petugas Pengibar Bendera bak Anggota Paskibraka Berpengalaman Banjir Pujian
Dua Ruang Kelas Ambruk, Siswa SDN Kedaung Terpaksa Belajar Bergantian
Dua ruang kelas di SDN Kedaung, Sawangan, Depok ambruk. Bangunan tersebut memang sudah rapuh dan diprediksi ambruk sejak lama. Namun kondisi diperparah karena hujan yang melanda Depok beberapa hari ini sehingga dua ruang kelas ambruk.
Kepala SDN Kedaung, Marwanih mengatakan, ambruknya dua ruang kelas karena bagian rangka yang terbuat dari kayu memang sudah lapuk. Kayu atap digerogoti rayap sehingga lama-lama rapuh.
“Itu kan rusak karena rangkanya terbuat dari kayu bagian atapnya. Ambruknya itu memang karena rusaknya rangka, bukan karena konstruksi gedungnya. Memang kayu bagian atapnya dirusak oleh rayap,” katanya, Sabtu (16/3).
Kerusakan sudah terlihat sejak Desember 2023. Kemudian pada Maret 2024, pihak sekolah sengaja menurunkan gentingnya karena khawatir ambruk dan membahayakan siswa. Bangunan sekolah itu adalah bangunan lama.
“Bangunannya tua. Selain itu daya rusak rangkanya itu memang sangat dahsyat. Dari Desember sampai awal Maret ini kita yakin akan segera ambruk. Kita turunin gentingnya, karena berpotensi membahayakan,” ujarnya.
Sebelum ambruk, pihaknya sudah berupaya mengajukan perbaikan. Hanya saja hingga kini belum ada realisasi perbaikan.
“Hampir setiap minggu itu saya selalu berkomunikasi dengan Kabid Sarpas Dinas Pendidikan. Kita berkomunikasi kapan nih kita memperoleh bantuan perbaikan, kemudian memang perlu proses dan saya tahu benar kalau ini sudah beberapa kali dibawa ke forum rapat,” ungkapnya.
Pihaknya melakukan pengajuan perbaikan sejak tahun 2023. Sebelumnya juga sempat dibuat pengajuan namun untuk pembangunan gedung belakang ruangan kepala sekolah. Bangunan yang diajukan itu perbaikan ruangan kelas yang terdiri tiga ruang.
“Rencananya kalau bangunan bagian belakang yang ruang kelas itu dilakukan perbaikan maka ruangan yang berada di depan kelas itu dihilangkan agar sirkulasi cahaya dan udara itu cukup bagus untuk siswa. Total ruangan yang mengalami kerusakan itu ada 7 ruangan tapi yang mengalami rusak berat dua ruangan,” ujarnya.
Dia berharap agar pemerintah segera memperbaiki kerusakan di sekolah tersebut. Sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan normal kembali.
“Harapan saya guru-guru dan masyarakat di sekitar sekolah Kedaung ini agar segera dilakukan perbaikan. Sarpas dinas Pendidikan sudah datang berkunjung melihat ruangan kelas yang ambruk. Tetapi kita tetap agar ke depan segera dibangun kemudian bisa digunakan sehingga kelas 1 sampai kelas 6 tetap masuk pagi dan tidak ada lagi kelas siang. Kami ingin terwujudnya sekolah 5 hari kerja di sekolah,” pungkasnya.
Dinas Pendidikan Kota Depok datang melihat langsung bangunan SDN Kedaung, Sawangan yang atapnya ambruk. Dari hasil peninjauan diketahui bahwa ambruknya atap karena tiang penyangga sudah lapuk.
“SD Kedaung dibangun tahun 1992. Memang secara keseluruhan SDN Kedaung akan kita bangun,” kata Kabid Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan Kota Depok, Hendi Astriyono, Sabtu (16/3).Saat ini Detail Engineering Design (DED) sudah dibuat. Sehingga hanya tinggal menunggu realisasi pembangunannya.
“Untuk kelas yang atapnya ambruk ini, dua bulan lagi akan segera dilakukan pengerjaan,” ujarnya.
Perbaikan ruang kelas di SDN Kedaung diambil dari mata anggaran dari pemeliharaan. Secara teknis, bangunan akan dirapikan dulu sebelum dilakukan pengerjaan.
Pengajuan perbaikan gedung sekolah tersebut pernah dilakukan pada tahun 2016 hingga 2019. Namun saat itu belum ada realisasi dan kemudian terjadi pandemi. Sehingga pengajuan yang dilakukan harus dikesampingkan karena adanya refocusing anggaran.
“Waktu itukan Covid, jadi ada refocusing anggaran,” pungkasnya.