Dua saudara kembar pasien sakit jiwa tewas dicekik pasien lain
Pelaku belum bisa dimintai keterangan karena tidak waras.
Dua pasien RS Stroke Center (Dadi) Makassar Husan (16) dan Husen (16) asal Kampung Pucue, Desa Pao-Pao, Kecamatan Taneterilau, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan ditemukan meninggal dunia di dalam kamar pasien rumah sakit ruang pasien sakit jiwa, Sabtu (13/4).
Mereka ditemukan meninggal sekitar pukul 12.20 Wita oleh pegawai rumah sakit. Diketahui, RS Stroke Center yang terletak di Jalan Lanto Daeng Pasewang ini juga merawat pasien gangguan kejiwaan.
Diduga, kedua korban yang diketahui bersaudara ini tewas akibat dibunuh oleh rekan sekamarnya, Daniel Layar (39) warga Madando Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja.
"Diduga korban meninggal dunia akibat dicekik oleh rekan sekamarnya," kata Kabid Humas Polda Sulselbar, Kombes Pol Endi Sutendi, Minggu (14/4).
Dia mengatakan korban ditemukan pertama kali oleh pegawai rumah sakit, Ismail (29). Saat itu, ia hendak memeriksa setiap pasien. Namun, ketika di dalam kamar korban, ia menemukan korban sudah dalam keadaan kaku tak bernyawa.
Keduanya tewas dengan kondisi muka tertutup bantal dan badan ditutupi kain. "Saat ini korban di RS Bhayangkara untuk dilakukan autopsi. Sementara, Daniel tidak dapat dimintai keterangan karena tidak waras," kata Endi.
Saat ini, pihaknya memeriksa sejumlah petugas RS Dadi Makassar dalam kasus kelalaian menjalankan standar operasional prosedur (SOP) sehingga mengakibatkan pasien meninggal dunia. "Petugas rumah sakit sedang didalami keterangannya sehubungan lalainya menjalankan SOP sehingga mengakibatkan pasien meninggal dunia," ujar Endi.
Endi mengungkapkan korban saudara kembar ini dimasukkan ke rumah sakit oleh keluarganya, 12 April 2013 sekitar pukul 23.00 Wita. Korban memiliki penyakit yakni sering mengamuk dan gelisah. Sementara, Daniel masuk ke rumah sakit sekitar pukul 08.40 Wita.
"Mereka ditempatkan pada satu kamar dalam keadaan terikat di atas tempat tidur. Namun, Daniel berhasil memutuskan tali dan melepaskan ikatannya. Mereka kan sama-sama pasien yang mengalami gangguan jiwa," terang Endi.