Duduk Perkara Predator Seks Asal Indonesia Reynhard Sinaga Diduga Jadi Sasaran Serangan di Penjara Inggris
Reynhard Sinaga, yang dikenal sebagai predator seks, dilaporkan menjadi target serangan oleh narapidana lain di penjara Inggris.
Narapidana dengan kasus pelecehan seksual di Inggris, Reynhard Sinaga, kembali menarik perhatian publik setelah dilaporkan mengalami serangan brutal di penjara HMP Wakefield.
Menurut berita dari LBC pada Minggu (15/12/2024), Reynhard diduga diserang oleh tahanan lain yang mengambil tindakan sendiri pada bulan Juli. Dalam insiden tersebut, dia dipukuli dan hampir mengalami cedera serius.
"Dia hampir mengalami cedera serius. Dia dalam bahaya," ungkap seorang sumber.
Lebih lanjut, seorang informan kepada surat kabar The Sun menyatakan bahwa Reynhard Sinaga dikenal sebagai sosok yang arogan dan tidak disukai oleh banyak orang. Hal ini menjadikan dia sebagai target di penjara akibat tindakan kriminalnya yang sangat keji.
"Reynhard arogan dan dibenci secara umum. Dia jelas menjadi sasaran penjara karena kejahatannya yang bejat," jelasnya.
Sebagai informasi, Reynhard Sinaga adalah pelaku kejahatan seksual yang dihukum karena 136 kasus pemerkosaan dan pelecehan terhadap pria muda, di antara 159 pelanggaran seksual yang dilakukannya.
Kasus ini dianggap sebagai yang paling parah di Inggris, menjadikannya salah satu predator seksual terburuk di negara tersebut. Akibat perbuatannya, Reynhard dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dengan masa minimal 40 tahun.
Reynhard, yang lahir di Indonesia, tiba di Inggris pada tahun 2005 dan sebelum dipenjara, dia menghabiskan lebih dari satu dekade melakukan pelecehan seksual terhadap pria di Manchester.
Diduga Serangan telah Direncanakan
Aksi penyerangan terhadap Reynhard Sinaga di penjara HMP Wakefield berlangsung pada bulan Juli 2024. Penjara ini dikenal sebagai tempat penahanan bagi pelaku kejahatan berat di Inggris.
Reynhard menjadi target serangan brutal oleh sesama narapidana, dan menurut laporan dari sumber internal penjara, tindakan kekerasan tersebut diduga telah direncanakan sebelumnya.
Selama ini, Reynhard dikenal sebagai sosok yang arogan dan tidak disukai oleh narapidana lainnya, sehingga menjadikannya sasaran utama. Serangan tersebut hampir mengakibatkan luka parah pada Reynhard, namun berhasil dihentikan tepat waktu oleh petugas penjara.
Di sisi lain, pelaku penyerangan terhadap Reynhard Sinaga diduga adalah seorang narapidana berusia 32 tahun bernama Jack McRae. Saat ini, McRae telah dipindahkan ke penjara HM Frankland dan menghadapi dakwaan percobaan penganiayaan berat dengan niat membahayakan nyawa.
Selain menyerang Reynhard, McRae juga diduga terlibat dalam penyerangan terhadap Wilbert Dyce, seorang narapidana lain di penjara yang sama pada tahun 2023. Penyerangan ini menunjukkan adanya dinamika yang kompleks di dalam penjara serta ketegangan antar narapidana yang dapat berujung pada tindakan kekerasan.
Reynhard Sinaga Terlibat Berbagai Aksi Kejahatan Seksual
Reynhard Sinaga dijatuhi vonis bersalah atas berbagai kejahatan seksual pada bulan Januari 2020. Ia terbukti melakukan 159 tindakan pelanggaran seksual, termasuk 136 kasus pemerkosaan terhadap 48 pria muda di Inggris. Kasus ini tercatat sebagai salah satu kejahatan seksual paling parah dalam sejarah Inggris.
Diketahui bahwa Reynhard melakukan aksinya dengan cara membius korban menggunakan obat-obatan sebelum melakukan pemerkosaan di kediamannya. Kejahatan ini mulai terungkap pada tahun 2017, ketika salah satu korban, seorang pemain rugby berusia 18 tahun, terbangun saat diserang. Beruntung, korban berhasil melawan Reynhard pada saat itu.
Polisi kemudian menemukan sejumlah rekaman penyerangan seksual yang tersimpan di ponsel Reynhard. Penemuan ini memicu investigasi besar-besaran yang mengungkap betapa brutalnya kejahatan yang dilakukan Reynhard selama lebih dari satu dekade.
Kasus ini membuka mata masyarakat mengenai bahaya yang mengintai dan pentingnya kesadaran akan kejahatan seksual. Keberanian korban untuk melawan dan melaporkan kejadian tersebut sangat penting dalam mengungkap praktik keji yang telah berlangsung lama. Dengan demikian, tindakan Reynhard tidak hanya merugikan para korban tetapi juga mengguncang masyarakat secara keseluruhan.