Dulu tinggal di kandang kambing, kini Sarbini punya rumah baru
Sarbini tinggal di bekas kandang kambing setelah rumahnya rusak dan rata dengan tanah usai diterjang banjir. Tinggal selama lima tahun dengan kondisi gubuk yang sangat mengkhawatirkan, tanpa ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten Serang.
Sarbini (52) warga Kampung Palembangan, Kecamatan Keragilan, kabupaten Serang, sempat menjadi perbincangan karena kehidupan yang memprihatinkan. Dia bersama 13 anaknya selama lima tahun lebih tinggal di gubuk bekas kandang kambing.
Sarbini tinggal di bekas kandang kambing setelah rumahnya rusak dan rata dengan tanah usai diterjang banjir. Tinggal selama lima tahun dengan kondisi gubuk yang sangat mengkhawatirkan, tanpa ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten Serang.
Pada bulan Agustus kemarin, kondisi keluarga Sarbini sangat mengkhawatirkan menjadi sorotan media. Bebagai bantuan berdatangan untuk keluarga tersebut, terutama dari Kementerian Sosial dan Pemkab Serang.
Kini Sarbini dan ke 13 anaknya dapat tinggal di rumah yang dibangun di atas tanah miliknya. Dua rumah dengan beralaskan keramik dan beratap asbes dibangun untuk tempat tinggal Sarbini.
Dua rumah sederhana dengan dua kamar kini menjadi tempat tinggal yang cukup nyaman untuk Sarbini dan anak-anaknya.
Meski rumah yang diangun oleh pemerintah tersebut belum ada sumur untuk sumber air bersih, Sarbini cukup bersyukur dengan segala yang telah dia dapat.
"Sangat bersyukur, rumah sudah dibangun. Kamar mandi WC ada, cuma sumur enggak ada. Jadi kalau mandi ke sungai. enggak apa-apa, sambil ngajarin anak berenang," kata Sarbini saat ditemui di rumahnya.
Tidak hanya itu, 9 dari 13 anak Sarbini kini telah bersekolah. Tiga anak sudah bekerja dan berkeluarga, satu anak masih di bawah umur dan sisanya bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah dan sekolah mengambil paket A.
"Alhamdulillah kini sudah sekolah semua. Ada yang di Madrasah Ibtidaiyah, karena sekolahnya dekat dari rumah. Dan ada yang ngambil paket A. Kalau yang besar sudah kerja dan berkeluarga," ujar Sarbini.
Sarbini yang sehari-hari hanya bekerja serabutan, harus bekerja keras untuk menghidupi anak-anaknya. Dia harus masih berpikir keras untuk dapat menghidupi keluarga.
"Beli beras karungan, kalau lagi ada uang. Kalau lagi enggak ada disiasati beli literan. Bantuan ada hanya sekali dari PKH, tapi sekarang-sekarang belum dapat lagi," ujarnya.
Sarbini juga menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantunya, sehingga mendapatkan rumah yang nyaman.