Eijkman Khawatir Tes PCR Bisa Terganggu Jika Gen Mutasi Virus Corona Berubah
Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio mengatakan, potensi adanya gangguan tes PCR terhadap mutasi baru Corona disebabkan perubahan genetik yang terkandung dalam virus tersebut.
Temuan varian baru dari mutasi virus Corona di Inggris, Australia, dan Singapura menjadi perhatian serius pemerintah Indonesia. Namun hingga saat ini, pemerintah memastikan B117, varian baru virus Corona, belum ada di Indonesia.
Pemeriksaan secara Polymerase Chain Reaction (PCR) pun dimungkinkan bisa terganggu untuk mendeteksi varian baru ini.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio mengatakan, potensi adanya gangguan tes PCR terhadap mutasi baru Corona disebabkan perubahan genetik yang terkandung dalam virus tersebut.
"Seperti kita ketahui dalam tes PCR itu mendeteksi 2 sampai 3 gen sekaligus. Salah satunya mungkin ada yang diarahkan ke gen S nya, tentu itu ada kemungkinan, tidak selalu, artinya ada kemungkinan bisa mengurangi pengenalan primernya terhadap rangkaian gen di virus itu karena sudah ada perubahan," katanya kepada merdeka.com, Jumat (25/12).
Ia menjelaskan mutasi varian baru terjadi di spike protein. Sementara, pada tes PCR yang dilakukan peka dan dapat mendeteksi spike protein, sel utama yang terkandung dalam virus Corona. Jika pada protein S tersebut berubah, Amin menilai perlu ada penyesuaian tes untuk deteksi B117.
"Apabila ternyata mutasi itu mengubah kepekaannya, tentu harus dipertimbangkan untuk menyesuaikan dengan mutasi tadi," ujarnya.
Untuk itu, Amin menegaskan, pihaknya terus melakukan penelitian terhadap sejumlah mutasi-mutasi baru virus, agar pemerintah bisa mengambil langkah cepat dan efektif untuk menekan laju penularan.
Selain gencar melakukan penelitian terhadap mutasi virus, Amin menuturkan, upaya Eijkman mendeteksi B117 pihaknya juga memantau penyintas Covid-19 lebih dari 1 kali.
"Jadi kalau misalnya ada orang yang terinfeksi kedua kalinya atau anak-anak seperti kita ketahui informasinya mutant yang baru ini lebih mudah menginfeksi ke anak-anak kemudian setelah ada gambaran klinis yang berbeda itu kita mesti utamakan dilihat apakah itu disebabkan virus varian baru atau bukan," tandasnya.
Baca juga:
Eijkman Belum Temukan Varian Baru Mutasi Virus Corona di Indonesia
Langkah Pemerintah Tanggapi Kemunculan Varian Baru Virus Corona
Airin Soal Banyak Pasien Covid-19 Meninggal: Isolasi Mandiri Dilakukan Tak Optimal
Satgas Agendakan Awal Tahun 2021 Bibit Vaksin Merah Putih Diserahkan ke PT Bio Farma
20 Hari Isolasi Mandiri, Sinyorita Menangis Bahagia Usai Dinyatakan Negatif Covid-19
Pemerintah Pastikan Kesiapan Logistik Vaksin Covid-19