Ejekan 'cabe-cabean' yang berujung pembunuhan
Cabe-cabean merupakan sindiran bagi para remaja perempuan berpenampilan seksi atau bersolek tak sesuai umurnya.
Entah ada apa di pikiran A, siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Tangerang, sampai tega membunuh N, siswi kelas tiga Sekolah Dasar (SD). Pelaku berdalih merasa tersindir ledekan 'cabe-cabean' dari mulut seorang bocah sehingga nekat lakukan pembunuhan.
Cabe-cabean merupakan sindiran bagi para remaja perempuan berpenampilan seksi atau bersolek tak sesuai umurnya. Atas perkataan itu, A merasa tersinggung dan dendam kepada korban. Sehingga pelaku memuat rencana menghabisi bocah berusia delapan tahun itu.
Rencana buat mengeksekusi N selesai disusun. Pelaku menjemput korban di rumah, selanjutnya membawa ke lokasi galian di sekitar Desa Ranca Kepala. Di lokasi ini, pelaku langsung melucuti anting korban. Kejadian kelam itu terjadi pada Senin (9/5) lalu.
Merasa sudah puas, pelaku langsung mendorong korban ke sumur sedalam empat meter. Korban kemudian teriak minta tolong kepada warga. Namun, karena lubang galian terlalu dalam, korban meninggal akibat tenggelam.
"Jadi motif lainnya selain karena ingin memiliki anting, pelaku sudah sakit hati kepada korban, karena N ini suka memanggil dia cabe-cabean," kata Kasat Reskrim Polresta Tangerang, Kompol Gunarko, Selasa (10/5) lalu.
Secara ekonomi, kata Gunarko, pelaku memang berasal dari keluarga kekurangan. Sehingga sebelum membunuh, pelaku mengambil kesempatan merampas anting korban. Sedangkan sindiran cabe-cabean, lantaran pelaku pernah memakai rok pendek.
"Pelaku memang pernah memakai rok pendek di rumahnya. Itu karena pelaku ada di rumah yang berdekatan dengan sekolah. Jadi karena pernah pakai rok pendek disebut cabe-cabean. Sedangkan soal anting, pelaku memang kondisi perekonomian keluarganya bisa dikatakan minim," ujar Gunarko.
Hilangnya anting di kuping juga membuat keluarga curiga ketika menemukan mayat bocah kelas tiga SD itu. Apalagi keluarga menduga kuat bahwa A merupakan pelaku. Sebab, pelaku merupakan orang terakhir menjemput ketika korban tengah bermain di rumah.
Guna melengkapi proses penyelidikan, polisi juga kembali membongkar makam N untuk keperluar autopsi. Polisi beralasan dalam peristiwa pembunuhan ini, korban dan pelaku masih di bawah umur. Sehingga pihaknya akan menanganinya dengan cepat.
Makam N akhirnya dibingkar, Rabu (10/5) kemarin. Meski begitu, polisi memastikan bahwa latar belakang pembunuhan dilakukan A bermotif dendam lantaran dipanggil cabe-cabean.
Pelaku terancam dijerat pasal 338 tentang Pembunuhan dan Pasal 365 soal Pencurian dengan kekerasan dan pasal 80 ayat 3 tentang Kekerasan Terhadap Anak.
Saat ini kondisi tersangka dalam keadaan waras. Namun polisi akan memeriksa kejiwaan pelaku jika memang dibutuhkan untuk memastikan. "Jika nanti dibutuhkan ya kita akan periksa kejiwaannya," terangnya.