Eks intelijen: Tugas intel sekarang tak semudah era Orde Baru
"Saat ini serba keterbukaan. Jika salah informasi bisa menimbulkan kesesatan atau black propaganda," kata Soeripto.
Mantan anggota Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin), Soeripto mengatakan, tugas intelijen dalam menganalisa keadaan saat ini tidak semudah seperti zaman Orde Baru. Menurutnya, kondisi sekarang sudah dalam keadaan sangat gawat.
"Menganalisa keadaan tidak semudah zaman Orde Baru, karena saat ini serba keterbukaan. Jika salah informasi bisa menimbulkan kesesatan atau black propaganda," kata Soeripto di Restoran Dapur Selera, Jakarta, Minggu(31/3).
-
Apa yang terjadi pada anggota TNI di Bekasi? Seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Praka S (27) tewas dengan luka-luka dan berlumuran darah di tubuhnya. Korban tewas setelah menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Siapa yang memberikan pembekalan kepada calon perwira remaja TNI-Polri? Menteri Pertahanan sekaligus Presiden Terpilih Prabowo Subianto menghadiri pembekalan kepada calon perwira remaja TNI-Polri pada Jumat, 12 Juli 2024.
-
Bagaimana cara prajurit TNI menangkap 'penyusup' tersebut? Saat itu, prajurit TNI mengenakan seragam PDL nampak memegang bagian ekor biawak dan mencoba memindahkannya ke tempat lebih aman.
Mantan Sekjen Departemen Kehutanan dan Perkebunan periode 1999-2001 ini menilai, dampak besar akan lalainya kinerja intelijen sudah mulai terasa. Salah satu contohnya, kasus pembakaran Mapolres Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, yang dilakukan oleh puluhan personel TNI. Selain itu, kasus penembakan empat tahanan di Lapas Cebongan, DIY.
"Artinya kita harus duduki persoalannya dan harus ambil tindakan. Sekarang kita harus bisa menganalisa keadaan. Saya tidak tahu intelijen ini mengamati keadaan ataukah serampangan memantau keadaan," tegas dia.
Oleh sebab itu, dia mengimbau kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar segera menuntaskan kasus-kasus yang bersinggungan langsung dengan aparat penegak hukum. Jika kasus kekerasan tersebut terus terjadi, lanjut Soeripto, maka keutuhan Indonesia akan semakin terancam.
"Dikhawatirkan bahwa ke depannya ini akan berpotensi dis-integrasi akan semakin banyak. Peristiwa lagi yang terjadi menyebabkan negara kita rawan dan mengkhawatirkan. Intelijen itu hanya salah satu sumber informasi mengambil keputusan," tandasnya.