Epidemiolog: Orang yang sudah Divaksinasi Tetap harus Jaga 3M
"Pada dasarnya saya meragukan setiap pendapat atau ilmiah terkait mengatasi pandemi ini, supaya kita bisa berfikir kritis," katanya.
Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. dr. Pandu Riono, MPH, Ph.D menyatakan orang yang sudah divaksin COVID-19 tetap harus menjaga perilaku 3 M yakni memakai masker, mencuci tangan serta menjaga jarak.
"Meski sudah divaksin belum ada jaminan mereka menghasilkan antibodi yang cukup. Makanya perlu menjaga perilaku 3 M," kata Pandu Riono saat menjadi narasumber webiner bertema "Vaksinasi COVID19: Perspektif Klinis, Epidemiologis dan Etis" yang digelar Rotary Club of Surabaya dan Indonesia Bioethics Forum (IBF), Sabtu (16/1).
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Mengapa pria tersebut terinfeksi Covid-19 dalam waktu yang lama? Pria berusia 72 tahun asal Belanda yang tidak disebutkan namanya itu mengalami kekurangan kekebalan cukup parah saat ia terinfeksi virus corona varian Omicron pada tahun 2022, tepat setelah menerima beberapa kali suntikan Covid.Sejak kejadian tersebut, ia terus positif mengidap virus corona selama 613 hari hingga kematiannya pada Oktober tahun lalu.
Menurut dia, vaksinasi saat ini sudah menjadi tujuan untuk mengatasi pandemi. Namun, lanjut dia, masalahnya saat ini mungkinkah hal itu bisa mengatasi pandemi?.
"Pada dasarnya saya meragukan setiap pendapat atau ilmiah terkait mengatasi pandemi ini, supaya kita bisa berfikir kritis," katanya.
Jika dilihat situasi pandemi ini ibarat gunung es, di mana yang terlihat di rumah sakit maupun puskesmas hanya sebagian kecil, namun faktanya banyak kematian yang tidak dikenali sebagai infeksi COVID-19.
"Banyak yang terinfeksi tapi tidak bergejala. Hampir 80 persen tidak bergejala tapi menularkan," katanya.
Saat ini, kata dia, banyak harapan terlalu berlebihan terhadap vaksinasi. "Padahal kita tahu, Rotary Club jauh hari sudah melakukan vaksin polio. Tapi sampai saat ini juga belum selesai, masih ada yang terkena polio," ujarnya.
Problemnya saat ini, kata dia, banyak penerima vaksin yang meragukan vaksin itu sendiri. "Jangan bilang tenaga kesehatan itu rasional, ada juga profesor hingga tenaga kesehatan cara berfikir tidak rasional atau ragu-ragu soal vaksin," katanya.
Meski demikian, ia menekankan vaksin bisa mencegah penularan COVID-19 karena vaksin menstimuulasi antibodi sehingga tidak menjadi COVID-19 yang mematikan.
"Jadi kita berusaha keras untuk menurunkan angka penularan dengan cara 3 M dan 3T (Tracing, Testing, Treatment)," ujarnya.
Hal sama juga dikatakan dokter RS Siloam dan RS Awal Bros Makassar Dr. Bambang Budiono, Sp.JP, FIHA, PAPSIC, FSCAI. Ia mengatakan orang yang divaksin sistem tubuhnya membutuhkan waktu agar bisa memproduksi antibodi.
Menurutnya, vaksin adalah bentuk dari virus yang utuh, virus yang dinonaktifkan, virus yang dilemahkan dan virus dimatikan. Vaksin juga merangsang membentuk antibodi yang baru. Berbagai cara digunakan untuk melatih sistem kekebalan itu.
"Kalau orang sudah divaksin kemudian hura-hura melupakan 3 M, maka tidak ada gunanya. Apalagi virus ini (corona) bisa bermutasi," katanya.
Baca juga:
Puluhan Penyandang Disabilitas Positif Covid-19 di Kebon Jeruk, Berstatus OTG
Ini Syarat Donor Plasma Bagi Mantan Penyintas Covid-19
Update 16 Januari: DKI Jakarta Sumbang 3.536 Kasus Covid-19, Kedua Jabar
Tiga Hari Berturut Cetak Rekor, Penambahan 14.224 Kasus Positif pada 16 Januari 2021
KIPI: Belum Ada Laporan Kejadian Usai Vaksinasi Covid-19