Epidemolog UGM Sebut Perlu Protokol Tambahan untuk Terapkan Belajar Tatap Muka
Untuk dapat menakar kesiapan hal ini perlu dilihat dari kondisi di setiap provinsi, kabupaten, atau kota. Di samping protokol umum Covid-19 seperti menjaga jarak, mengenakan masker, dan mencuci tangan, dalam konteks kegiatan belajar mengajar di sekolah diperlukan sejumlah protokol tambahan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, mengizinkan pembelajaran tatap muka di Januari 2020 mendapatkan berbagai tanggapan. Terus naiknya angka penularan COVID-19, membuat sejumlah pihak memertanyakan wacana digelarnya pembelajaran tatap muka.
Epidemiolog UGM, Bayu Satria Wiratama, menyebut keputusan pemerintah memperbolehkan pembelajaran tatap muka pada Januari mendatang belum tepat jika melihat data Covid-19 di Indonesia secara umum saat ini.
-
Apa yang bisa orang tua lakukan untuk mendukung belajar anak? Dukung Anak Jangan terlalu menekan anak untuk memperoleh nilai bagus, usahakan untuk memahami cara pandangnya. Buat anak bertanggungjawab dengan kegiatan belajarnya namun dengan cara positif.
-
Kenapa semangat belajar penting untuk masa depan anak? Semangat belajar berbanding lurus dengan cita-cita yang akan dikejar oleh seorang anak di kemudian hari.
-
Apa yang dilakukan para siswa saat berpamitan dengan ibu kantin? Setiap siswa bahkan saling bergantian memberi pelukan hangat. Seperti apa momen kedekatannya? Simak ulasan selengkapnya berikut ini. Ibu Kantin Dikelilingi Anak Lulusan Belum lama ini, akun Instagram @bandung.banget berbagi unggahan berupa video singkat. Dalam video berdurasi pendek tersebut, nampak deretan siswa yang diketahui baru saja melangsungkan momen kelulusan.
-
Bagaimana Mas Ipin menyelesaikan pendidikan S1nya? Pria 33 tahun itu mengaku sangat berterima kasih kepada sang ibu, istri, adik-adik dan anak-anaknya. Berkat dukungan mereka ia akhirnya menyelesaikan pendidikan strata satunya di Unitomo Surabaya.
-
Bagaimana cara orang tua menunjukkan harapan kepada anak sekolah? Keterlibatan aktif dalam mendukung anak dalam tugas-tugas sekolah, membimbingnya melalui tantangan akademis, dan menanamkan nilai-nilai kesabaran dan ketekunan menjadi landasan yang kokoh dalam memotivasi anak untuk belajar.
-
Bagaimana siswa membacok guru? Peristiwa itu terjadi pada Senin (25/9) pukul 09.30 WIB. Saat itu sang guru sedang mengawasi PTS (Penilaian tengah semester). Akibat insiden itu, guru mengalami luka serius dan mendapat perawatan di RS Wongsonegoro, Semarang.
Bayu menerangkan bahwa untuk dapat menakar kesiapan hal ini perlu dilihat dari kondisi di setiap provinsi, kabupaten, atau kota.
"Karena ada daerah yang memang kasusnya dari awal sedikit dan tergolong bagus, mungkin di situ bisa dipertimbangkan," ujar Bayu, Rabu (2/11).
Bayu mengungkapkan, di samping protokol umum Covid-19 seperti menjaga jarak, mengenakan masker, dan mencuci tangan, dalam konteks kegiatan belajar mengajar di sekolah diperlukan sejumlah protokol tambahan.
Protokol ini berupa pengawasan harian kondisi murid, guru dan orang tua murid, pengaturan jam kelas menjadi lebih pendek, pengaturan posisi duduk di kelas dan ruang guru, serta bagaimana memastikan setiap kelas memiliki ventilasi yang baik.
Bayu menuturkan perlu adanya asesmen yang lebih detil untuk pembukaan sekolah pada jenjang SD dan jenjang pendidikan di bawahnya, karena lebih sulit untuk memastikan setiap siswa dapat tetap menerapkan protokol kesehatan.
Bayu menilai perlu upaya lebih, mulai dari kesiapan guru, edukasi ke anak-anak untuk persiapan mengikuti pembelajaran tatap muka, pengawasan saat belajar, hingga pengaturan jam belajar.
"Anak usia SD ke bawah yang paling susah untuk menggunakan masker. Jadi tingkat kesulitannya memang lebih tinggi dibandingkan dengan SMP dan SMA," tegas Bayu.
Sementara itu terkait penerapan pembelajaran tatap muka di jenjang pendidikan tinggi, masing-masing perguruan tinggi bersama pemerintah daerah setempat perlu berkoordinasi dalam melakukan pengawasan terhadap mahasiswa yang akan memasuki daerah tersebut.
Semua mahasiswa yang akan datang ke suatu daerah menurutnya wajib melakukan karantina mandiri selama 14 hari.
"Kemudian jika memastikan akan melakukan perkuliahan, perlu mempersiapkan kondisi ruang kuliah, pengawasan mahasiswa terkait dengan gejala, komunikasi dengan Dinas Kesehatan, dan lain sebagainya," kata Bayu.
Baca juga:
Pemerintah Daerah Diminta Perhatikan Kesiapan Pembelajaran Tatap Muka
Sejumlah Pelajar Positif Corona, Pembelajaran Tatap Muka di Jepara Dihentikan
Kasus Covid-19 di Jateng Masih Tinggi, UMS Tunda Kuliah Tatap Muka
Temanggung Masuk Zona Merah Covid-19, Simulasi Belajar Tatap Muka di Sekolah Disetop
Ganjar Pastikan Sekolah Tatap Muka di Jateng Dilakukan Bertahap
KPAI Ingatkan Pembelajaran Tatap Muka Jangan Sampai Jadi Kluster Baru