Evakuasi 3 pendaki Semeru hilang di Blank 75 terkendala hujan deras
Evakuasi 3 pendaki Semeru hilang di Blank 75 terkendala hujan deras. Setelah kondisi memungkinkan, tambah Agus, ketiga pendaki tersesat akan dimintai keterangan terkait kronologis hingga mereka bisa tersesat di Blank 75.
Evakuasi tiga pendaki jalur Gunung Semeru yang tersesat di 'Blank 75' kini tengah berlangsung. Jalannya evakuasi terkendala cuaca buruk lantaran hujan deras mengguyur kawasan jalur oendakian Semeru.
Praktis, memaksa tim SAR bermalam dan mendirikan tenda sambil memulihkan kondisi pendaki yang tersesat.
Demikian diungkapkan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Agus Budianto. "Pagi ini tim SAR dan survivor bergerak turun, sedangkan tim SAR yang dari Ranupani juga bergerak untuk bergabung, namun hingga kini kami belum mendapatkan informasi apakah kedua tim SAR sudah bertemu," ungkap Agus seperti diberitakan Antara, Rabu (4/1).
Nantinya, lanjut Agus, ketiga pendaki akan dievakuasi ke Pos Tawon Songo yang berada di Desa/Kecamatan Pasrujambe Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
"Perjalanan dari Pal A menuju ke Pos Tawon Songo membutuhkan waktu sekitar 10-12 jam dan mereka sudah bergeser, sehingga diperkirakan paling cepat tiba di Pos Tawon Songo pada pukul 14.00 Wib, asalkan tidak ada cuaca buruk selama perjalanan turun," tuturnya.
Agus menambahkan, sejumlah pihak tengah bersiaga di Pos Tawon Songo seperti BPBD Lumajang, Polsek Pasrujambe, puskesmas setempat, dan TNBTS untuk menyambut tim SAR dan survivor tiba di lokasi setempat.
"Petugas medis akan memeriksa kondisi kesehatan survivor dan apabila memerlukan perawatan intensif, maka akan dibawa ke rumah sakit. Apabila kondisinya sehat, maka cukup ditangani di puskesmas saja," jelasnya.
Setelah kondisi memungkinkan, tambah Agus, ketiga pendaki tersesat akan dimintai keterangan terkait kronologis hingga mereka bisa tersesat di Blank 75.
"Mudah-mudahan tim SAR dan survivor bisa tiba di Pos Tawon Songo tanpa terkendala cuaca buruk dan proses evakuasi berjalan lancar," ucapnya.
Tiga orang pendaki dilaporkan tersesat dan hilang di Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut, karena hendak menerobos puncak Semeru pada Senin (2/1) yakni Joko Rubianto (26) warga Kabupaten Jombang, Charles Simbolon (27) warga Palembang, dan Abdul Rohman kelahiran Kabupaten Bangkalan-Madura yang tinggal di Surabaya.
Ketiganya ditemukan tim SAR gabungan dalam kondisi selamat di sekitar jalur "Blank 75" dalam keadaan selamat, namun kondisinya lemas karena sempat kehabisan perbekalan.
Baca juga:
Tiga pendaki Semeru tersesat di 'Blank 75' ditemukan selamat
Pendaki Gunung Slamet yang tersambar petir berhasil dievakuasi
Tim SAR cek info pendaki Gunung Slamet dikabarkan tersambar petir
Pendakian Gunung Merapi saat Tahun Baru hanya sampai Pasar Bubrah
17 Mahasiswa hilang saat latihan navigasi Gunung Pangrango, 1 tewas
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Siapa pendaki yang hilang di Gunung Semeru? Delapan tahun lalu, atau tepatnya tanggal 3 Juni 2016, seorang pendaki asal Swiss, Lionel Du Creaux dinyatakan hilang di Gunung Semeru.
-
Apa yang terjadi pada Gunung Semeru? Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim), kembali erupsi disertai dengan letusan abu vulkanik.
-
Kenapa pendakian Gunung Gede Pangrango ditutup? Keputusan tersebut dampak cuaca ekstrem yang diperkirakan masih berlangsung hingga bulan depan sehingga dapat mengancam keselamatan pendaki.
-
Bagaimana tinggi kolom letusan Gunung Semeru? Tinggi Letusan Menurutnya, tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak Semeru atau sekitar 4..476 meter di atas permukaan laut.
-
Kenapa para pendaki itu tersesat di Gunung Singgalang? Lima orang pendaki itu tersesat di jalur pendakian karena kondisi cuaca ekstrem sehingga mereka kehilangan arah.