Fadli Nilai Pengumuman BIN soal Masjid Terpapar Radikal Bikin Kegaduhan Baru
Fadli Nilai Pengumuman BIN soal Masjid Terpapar Radikal Bikin Kegaduhan Baru. Menurut Fadli, cara kerja intelijen seharusnya sembunyi-sembunyi. Lanjutnya, jika BIN ingin terbuka tentunya harus secara maksimal dan lebih transparan lagi.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai pengumuman temuan Badan Intelijen Negara (BIN) soal puluhan penceramah dan masjid yang terpapar radikalisme bisa menimbulkan kegaduhan baru. Sebab, Kata dia, BIN tidak menjelaskan lebih lanjut terkait kriteria dari masjid atau penceramah yang terpapar radikalisme.
"Saya kira pengumuman-pengumuman seperti ini justru membuat kegaduhan baru. Karena kita tidak jelas kriteria-kriterianya seperti apa," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (21/11).
-
Kenapa Ditjen Polpum Kemendagri menggelar FGD tentang penanganan radikalisme dan terorisme? Direktorat Jenderal (Ditjen) Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka Fasilitasi Penanganan Radikalisme dan Terorisme di Aula Cendrawasih, Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Tengah, Rabu (23/8).
-
Siapa saja yang terlibat dalam FGD tentang penanganan radikalisme dan terorisme yang diselenggarakan Ditjen Polpum Kemendagri? FGD melibatkan sejumlah narasumber dari berbagai instansi terkait. Mereka di antaranya Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah, Binda Jawa Tengah, Satuan Tugas Wilayah Densus 88, serta Sekretaris Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah.
-
Apa tujuan dari FGD tentang penanganan radikalisme dan terorisme yang diselenggarakan Ditjen Polpum Kemendagri? Lebih lanjut, Handoko berharap, FGD Penanganan Radikalisme dan Terorisme ini dapat memberikan wawasan dan pemahaman dalam upaya penanganan penyebaran paham radikalisme dan terorisme. Dengan demikian, nantinya dapat terbangun stabilitas sosial politik dan keamanan dalam menjaga keutuhan bangsa Indonesia.
-
Bagaimana peran Ditjen Polpum Kemendagri dalam menangani radikalisme dan terorisme? Ketua Tim Kerjasama Intelijen Timotius dalam laporannya mengatakan, Ditjen Polpum terus berperan aktif mendukung upaya penanganan radikalisme dan terorisme. Hal ini dilakukan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
-
Kenapa Strategi Nol Bersih IKN Nusantara dibentuk? Strategi ini berfungsi sebagai "kompas" bagi Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) dalam merencanakan, mengembangkan, dan mengelola kota untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2045.
-
Apa yang terjadi pada Alwi Fadli? Mahasiswa bernama Alwi Fadli tewas ditikam oleh pria inisial P (23) yang hendak menyewa kekasihnya terkait prostitusi online.
Menurut Fadli, cara kerja intelijen seharusnya sembunyi-sembunyi. Lanjutnya, jika BIN ingin terbuka tentunya harus secara maksimal dan lebih transparan lagi.
"Apa yang dimaksud dengan radikalisme, apa yang dimaksud terpapar radikalisme, kriteria-kriterianya seperti apa, ajaran-ajarannya seperti apa, sekalian transparan," ungkapnya.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini juga menambahkan, tindakan BIN akan menimbulkan kecurigaan di kalangan masyarakat. Karena, akan ada orang yang tertuduh.
"Kalau mau dibuka ke ranah publik. Ini kan kita tidak jelas kriteria-kriterianya. Nanti orang saling bertanya, dan nanti orang bisa tertuduh, jadi stigma. Apalagi misalnya perguruan tinggi, pesantren atau institusi-institusi pendidikan lainnya," ucapnya.
Diketahui, BIN mengatakan ada temuan 41 masjid di lingkungan Kementerian dan BUMN terpapar paham radikalisme. Juru Bicara BIN Wawan Hari Purwanto meluruskan, bukan masjid yang radikal melainkan penceramah.
BIN menggolongkan ceramah radikal bermuatan intoleransi, ujaran kebencian, mengkafir-kafirkan, dan melawan ideologi Pancasila. Hasil temuan BIN, dari 41 masjid yang terpapar, sekurangnya ada 50 orang penceramah radikal.
"Penceramah kontennya kita tidak ingin ada intoleransi lah, kemudian ujaran kebencian ujaran takfiri mengkafirkan orang lain dan juga membawa semangat radikal dan juga terkait dgn masalah ideologi Pancasila," jelas Wawan dalam konferensi pers di kawasan Pancoran,Jakarta Selatan, Selasa (20/11).
Baca juga:
Saran Romahurmuziy untuk Guru Agama Islam Cegah Radikalisme di Kalangan Pelajar
Fahri Hamzah Kritik BIN Tak Usah Jumpa Pers, Cukup Laporkan ke Presiden
PKS Nilai Pernyataan BIN Soal Penceramah Radikal Timbulkan Saling Curiga
BIN Benarkan BNPT: 39 Persen Mahasiswa di Tujuh Kampus Negeri Simpati Radikalisme
Penjelasan BIN Soal 41 Masjid Terpapar Radikalisme dan 50 Penceramah Radikal