Fadli Zon: Saya setiap hari di-bully enggak lapor tuh
Fadli menilai masalah demikian harusnya tanggapi santai karena itu resiko seorang politisi.
Wakil ketua DPR Fadli Zon, menyayangkan sikap kepolisian yang langsung melakukan penahanan terhadap Muhamad Arsad, seorang tukang tusuk sate, yang telah menghina Presiden Joko Widodo di media sosial saat Pilpres bulan Juli 2014 lalu. Fadli mengatakan, hukum di Indonesia memang selalu tajam ke bawah dan tumpul ke atas.
Wakil ketua umum Gerindra ini pun curhat, kalau dirinya juga sering mendapat hinaan di media sosial. Namun demikian, Fadli mengaku hal itu adalah resiko sebagai seorang politisi dan tidak melaporkan masalah itu ke pihak kepolisian.
"Saya setiap hari dibully terus ya di Twitter, Facebook dan sebagainya. Ada gambar saya dipakein jilbab, enggak lapor tuh. Menurut saya hal itu biasa lah, resiko politisi dan kalau tidak salah bukan Pak Jokowi nya sendiri yang melaporkan tapi tim hukumnya. Seharusnya tidak dilakukan," kata Fadli, saat mendatangi rumah Arsad, di Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Jumat (31/10).
Lagi pula, kata Fadli, Undan-Undang ITE yang dipakai kepolisian untuk menjerat Arsad belum jelas acuannya. Agar kejadian tak serupa tak terulang, dia meminta polisi atau pemerintah segera menertibkan akun-akun anonim di media sosial supaya tidak terjadi masalah seperti ini lagi.
"Hukum kita itu tidak jelas dalam hal media sosial. Karena terlalu banyak yang melakukan itu. Ini dimulai dari tidak jelasnya identitas pengguna akun. Banyak akun-akun anonim, itu yang seharusnya ditertibkan, supaya orang tidak seenaknya memfitnah dan menghina. Pihak kepolisian seharusnya mencegah itu dan kasus semacam ini tidak pernah terjadi di negara-negara manapun," paparnya.
Dia meminta agar penegak hukum tidak hanya ditujukan kepada wong cilik, tapi juga harus ke semua pihak tanpa pandang bulu.
"Orang bisa seenaknya bisa membuat akun FB, twitter degan nama-nama palsu, kemudian menghina orang kemudian mengirimkan gambar-gambar palsu yang porno, yang kejam. Ada Pak Prabowo dikasih kumis Hitler, pakaian Hitler, itu menghina semua. Itu gak ada usaha dari kepolisian untuk melakukan hal yang sama untuk menelusuri," tandasnya.