Fakta-fakta baru kasus pembunuhan sadis terhadap Eno
Apa saja fakta-fakta baru kasus pembunuhan terhadap Eno, berikut rangkuman merdeka.com:
RAr alias Arif (24), RAl alias Alim (16), seorang pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan IH alias Ilham (24), diringkus aparat gabungan dari Polda Metro Jaya dan Polres Tangerang, lantaran membunuh buruh pabrik PT Polita Global Mandiri, Kosambi, Kabupaten Tangerang, Eno Farihah (18), dengan gagang cangkul. Pembunuhan itu berawal ketika RAl yang juga disebut-sebut kekasih Eno, menemui korban di mess karyawan PT Polita Global Mandiri, Kosambi, Kabupaten Tangerang, Kamis (12/5) malam.
Pertemuan sekitar 30 menit ini rupanya membuat RAl kecewa, karena cumbuan dengan korban tak membuatnya puas dan mengajak hubungan intim namun ditolak Eno. RAl yang sebelumnya bertemu tengah bermain game station di depan mess korban, kemudian keluar gerbang mess dan merokok dua batang rokok. Saat itulah pelaku RAI bertemu dengan RAr dan IH, yang pengakuan mereka baru kali itu bertemu.
Setelah bertemu, para tersangka menuju kamar korban dengan maksud untuk memerkosa korban. Saat masuk, korban yang tengah tertidur pun langsung dibekap mukanya oleh tersangka IH dengan menggunakan bantal dan menyuruh tersangka RAl mencari pisau dapur. Namun karena di dapur tak ada pisau, selanjutnya RAl keluar kamar dengan maksud mencari benda lain selain pisau, dan menemukan sebuah cangkul tak jauh dari kamar korban.
Namun tak sampai situ, korban kemudian diperkosa Rar, dan IH menyayat wajah korban dengan menggunakan garpu makan. RAl yang masih kesal sama korban pun tak hanya itu saja, dia kembali masuk dan menggigit payudara korban sebelah kiri hingga membekas dan Rar memasukkan cangkul ke kemaluan korban.
Fakta-fakta baru kasus pembunuhan sadis terhadap Eno, kembali terungkap sehari setelah rekonstruksi dilakukan aparat kepolisian. Berikut fakta-fakta baru kasus pembunuhan terhadap Eno dirangkum merdeka.com:
-
Kenapa penonton konser di Tangerang marah dan membakar panggung? Kesal sudah membeli tiket namun tidak bisa menonton band idola, sejumlah penonton konser mengamuk. Mereka hilang kendali, menumpahkan kekesalan dengan membakar sound system dan panggung. Harga tiket yang dibanderol Rp115.000 makin menambah kekesalan mereka.
-
Apa yang dilakukan dengan tinja yang disedot dari rumah warga di Tangerang? Tinja yang disedot rupanya tidak dibuang sembarangan, ternyata diolah menjadi pupuk gratis untuk warga.
-
Kapan Eno Sigit lahir? Retnosari Widowati Harjojudanto, atau Eno, lahir pada 10 April 1974, mendekati setengah abad usianya.
-
Siapa Entong Tolo? Entong Tolo, yang dikenal sebagai bandit dari Bekasi, aktif dalam dunia kejahatan selama kurang lebih empat tahun mulai dari tahun 1904-1908,” tulis narasi di Indonesia.go.id.
-
Apa yang dilakukan Kemensos di Kabupaten Tulungagung? Kementerian Sosial berkolaborasi memberikan pelayanan operasi katarak bagi PPKS lanjut usia (lansia) di Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur, menggandeng Pemkab Tulungagung, RSUD Dr. Iskak, YPP, SCTV, Indosiar serta Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI).
-
Kapan anggrek Tien ditemukan? Mengutip beberapa sumber, anggrek tien mulanya ditemukan oleh seorang ilmuwan lokal bernama Rusdi E. Nasution bersama J.B Comber pada tahun 1976.
Sebelum tewas, banyak pria yang menggoda Eno lewat akun Facebooknya
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Awi Setiyono mengungkapkan ketiga pelaku jatuh hati kepada korban. Bisa dibilang, korban termasuk banyak 'digilai' oleh pria terutama di sekitar tempat tinggalnya.
"Dia ini banyak yang suka. Tapi dia nggak mau menanggapi, ya contohnya para pelaku, sehingga kesal dan akhirnya melakukan perbuatan keji ini," kata Awi di Polda Metro Jaya, Selasa (17/5).
Senada dengan Awi, akun Facebook Eno ditemukan beberapa pria yang berusaha menggodanya. Namun, banyak yang ditanggapi sinis oleh Eno.
"Sayangnya sudah ada yang punya ya," tulis akun Riiehand.
Usai tewas dibunuh, akun Facebook Eno mendadak hidup
Sehari setelah ditemukan tewas mengenaskan di dalam kamar kosnya, akun Facebook Eno, Enoel, sempat aktif. Padahal, jasad Eno saat itu ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa.
"Ya Allah emang benar ya eno meninggal by,,,dayat," tulis akun tersebut, yang diunggah pada Jumat (13/5) malam.
Sontak saja, tulisan tersebut mengejutkan teman-temannya. Salah satunya akun K'meidy SyahPutra. Eno diketahui dihabisi pada Kamis (12/5) malam.
"Kok FB-nya hidup sih? Bukan udah almarhumah?" tulisnya.
Sebelum ikut membunuh, pelaku sekaligus pacar Eno SMS ajak ketemu
Pembunuhan itu berawal ketika RAl menemui Eno di mess karyawan PT Polita Global Mandiri, Kosambi, Kabupaten Tangerang, Kamis (12/5) malam. Kanit V Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kompol Handik mengungkapkan, kejadian berawal dari korban mengatur pertemuan dengan pelaku RAl di mess korban melalui ponsel mereka lewat pesan singkat (SMS).
"Awalnya ini ketika korban janjian dengan tersangka RAl di handphonenya, saat itu pelaku ke rumah korban usai bermain play station (PS), kemudian dapat pesan korban dan mereka bertemu di mess korban pada Kamis (12/5) malam," kata Handik saat dikonfirmasi, Rabu (18/5).
Eno dipanggil Teteh sebelum ikut dibunuh kekasihnya
Setelah sempat mengajak bertemu, RAl akhirnya bertemu Eno di mess tempat kerjanya. Menurut Kanit V Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kompol Handik, percakapan berujung pertemuan itu, dimulai oleh tersangka RAl yang menanyakan apakah korban yang dikenalnya sebulan lalu ini ada acara di malam Jumat atau tidak.
"Tersangka nanya ke korban 'Teh, nanti malam ada acara nggak?' Kemudian dijawab oleh korban 'Emang kenapa kalau nggak ada acara?" ucap Handik.
"Kalau enggak ada acara kita ketemuan' lanjut RAl dan kemudian dibalas kembali oleh korban 'di mana maunya?"
Menurut Handik, RAl kemudian menjawab korban untuk bertemu di mess korban. Awal korban tak mau bertemu di mess dengan alasan takut ketahuan teman mess yang lain. Namun dengan rayuan manisnya, RAl berhasil membujuknya.
"Kemudian korban membalas lagi 'emang enggak takut nanti ketahuan sama teman mess yang lain' dan dijawab RAl 'yaah itu mah gampang, nanti aja dipikirinnya' dan akhirnya dibalas oleh korban 'nanti pintu pagar nggak dikunci ya' yang kemudian dibalas lagi untuk yang terakhir oleh RAI dengan kata-kata 'OK. Bye.'," jelas Handik.