Fakta-fakta bebasnya 10 WNI setelah 1 bulan lebih disandera
Mereka dibebaskan kelompok Abu Sayyaf pada Minggu siang.
10 ABK Warga Negara Indonesia (WNI) akhirnya dibebaskan kelompok Abu Sayyaf pada Minggu siang. Seorang yang tidak diketahui secara misterius meninggalkan mereka di depan rumah Gubernur Sulu, Abdusakur Tan.
Setelah sandera diserahkan di Pantai Parang, sekitar 4 jam kemudian para sandera dibawa ke rumah Gubernur Sulu untuk dilakukan verifikasi dan beramahtamah. Setelah itu, mereka langsung diterbangkan dari Sulu menuju Zambonga menggunakan dua helikopter jenis UH 1 H.
Di kota tersebut, mereka langsung menjalani tes kesehatan dari tim keamanan. Mereka juga sempat menjalani proses briefing dan wawancara mengenai pengalamannya selama berada dalam penyanderaan, termasuk mengenali beberapa kelompok Abu Sayyaf.
Lalu bagaimana fakta-fakta lain terkait pembebasan dan pemulangan 10 WNI ini sampai akhirnya tiba di tanah air? Berikut ulasan yang sudah dihimpun merdeka.com:
-
Bagaimana cara orang tersebut pamit dari grup WA Islami? Asalamualaikum. Halo teman-teman, dengan ini saya mengajukan izin untuk keluar dari grup. Mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan, baik itu disengaja maupun tidak. Semoga sukses selalu untuk kalian semua! Wasalamu'alaikum.
-
Bagaimana anggota TNI dikeroyok oleh warga? Personel dari Koramil yang dikeroyok menerima banyak sekali pukulan dan tendangan dari warga.
-
Kenapa warga mengeroyok anggota TNI? Pada momen itulah warga yang sedang berada di situasi tersulut emosi kemudian melakukan pengeroyokan terhadap anggota TNI tersebut.
-
Siapa yang mewakili TNI dalam perundingan Wonosobo? Pasukan TNI diwakili Kolonel Sarbini, sedangkan dari Belanda diwakili Kolonel Breemouer.
-
Bagaimana cara prajurit TNI menangkap 'penyusup' tersebut? Saat itu, prajurit TNI mengenakan seragam PDL nampak memegang bagian ekor biawak dan mencoba memindahkannya ke tempat lebih aman.
-
Siapa yang memimpin TNI saat menghadapi Agresi Militer Belanda? Kala itu kekuatan TNI sangat terbatas dalam menghadapi Agresi Militer Belanda. Rakyat Indonesia akhirnya turun tangan membantu TNI hingga munculah Perang Rakyat Semesta dimana segenap kekuatan TNI dan masyarakat serta sumber daya nasional dikerahkan untuk menghadapi agresi tersebut.
10 WNI sandera Abu Sayyaf diantar pulang ke rumah gubernur Sulu
10 ABK berstatus Warga negara Indonesia (WNI) yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf setelah lebih dari sebulan akhirnya dibebaskan. Mereka dibebaskan sekitar pukul 12.15 waktu setempat di Pantai Parang, Sulu, Mindano Selatan, Filipina.
Usai dibebaskan, para ABK ini akhirnya diantar ke rumah rumah dari Gubernur Sulu (Abdusakur) Toto Tan (II). Polisi wilayah Provinsi Sulu, Wilfredo Cayat mengonfirmasi perihal pembebasan ini karena mendapat laporan dari Gubernur Sulu.
"Kita infokan ada seorang tidak diketahui menaruh 10 WNI di depan rumah dari Gubernur Sulu (Abdusakur) Toto Tan (II). Mereka langsung dibawa ke dalam rumah dan gubernur langsung menelepon saya," kata Cayat, seperti dikutip dari laman the Star, Minggu (5/1).
Selama berada di rumah dinas gubernur, sepuluh sandera tersebut nampak sehat. Mereka dilayani dengan baik oleh Pemerintah Sulu. Usai dijamu makan siang, 10 sandera diarahkan menuju Zamboanga, lalu dibawa ke Balikpapan untuk kemudian dipulangkan ke Indonesia.
10 WNI yang dilepas Abu Sayyaf dipulangkan pakai pesawat Surya Paloh
10 sandera dipulangkan ke Indonesia dengan menggunakan pesawat khusus tim kemanusiaan Surya Paloh di bawah pimpinan Victor B Laiskodat. Proses pemulangan tersebut didampingi Kedutaan Besar Indonesia di Filipina Minister Counselor Edi Mulya, untuk kemudian diserahkan kepada Kementerian Luar Negeri di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
"ABK yang disandera kemudiian dititipkan di sebuah lokasi di bawah pimpinan Al Habsy, namun penyanderaan tetap di bawah kendali Tawing Umair. Tim kemanusiaan Surya paloh sejak awal sudah melakukan komunikasi intensif dengan kelompok Tawing Umair di bawah koordinasi Pemerintah Republik Indonesia," demikian siaran pers Yayasan Sukma yang diterima merdeka.com, Minggu (1/5) malam.
Penculikan terhadap 10 WNI yang merupakan anak buah kapal (ABK) tunda Brahma 12 dan tongkang Anand 12 dirompak dan diculik oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf di perairan Tawi-tawi, Filipina Selatan, pada 27 Maret lalu. Penculikan dilakukan di bawah pimpinan Tawing Umair.
10 WNI yang disandera akan disambut Menlu dan Panglima TNI
Pemulangan 10 WNI ini dengan menggunakan pesawat jet berlogo Victory News. Pesawat ini adalah pesawat khusus milik tim kemanusiaan Surya Paloh di bawah pimpinan Victor B Laiskodat. 10 sandera ini pun diberangkatkan sekitar pukul 21.30 WIB dan tiba dengan selamat di Base ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur sekitar pukul 23.28 WIB.
Setelah turun dari pesawat, 10 WNI langsung disambut dan bersalaman oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Mensesneg, Pratikno dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Lalu, mereka langsung diarahkan masuk ke mobil Hiace.
Tiba di tanah air, 10 ABK yang disandera Abu Sayyaf dibawa ke RSPAD
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mengatakan 10 WNI yang telah tiba di Base Ops Lanud Halim Perdana Kusuma akan langsung dibawa ke RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat untuk menjalani tes kesehatan.
"Pesawat yang membawa sepuluh ABK kita telah tiba dengan selamat di Jakarta, selanjutnya sepuluh ABK tersebut akan di bawa ke rumah sakit untuk dilakukan pengecekan kesehatan," kata Retno di lokasi, Minggu (1/5).
Usai melakukan tes kesehatan, lanjut Retno, 10 WNI itu akan menjalani serah terima dari pemerintah ke pihak keluarga masing-masing.
Panglima TNI lakukan diplomasi total untuk bebas 4 sandera
10 Warga negara Indonesia (WNI) telah dilepaskan oleh kelompok Abu Sayyaf setelah lebih dari sebulan disandera. Mereka pun telah tiba di tanah air dan langsung menjalani tes kesehatan di RSPAD Gatot Soebroto. Lalu bagaimana nasib 4 WNI yang masih disandera militan Abu Sayyaf?
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan pihaknya akan terus melakukan diplomasi total untuk membebaskan 4 Warga Negara Indonesia (WNI) yang kini masih disandera kelompok militan Abu Sayyaf.
"Saya mohon doa supaya yang 4 bisa selamat. Kembali lagi kita lakukan diplomasi total," ujar Gatot saat jumpa pers di Istana Bogor, Minggu (1/5).
Selain itu, Gatot menilai sesuai yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) keselamatan para sandera yang paling diutamakan. Sehingga, apapun caranya yang terpenting sandera kembali bebas dengan selamat.
"Kita ingat apa yang disampaikan presiden mengutamakan keselamatan para sandera. Ini kunci. Seperti yang dikatakan Menlu kita laksanakan negosiasi baik formal maupun informal. Di dalamnya terdapat TNI yang melakukan operasi-operasi intelijen," tandasnya.