Fakta menarik soal Johni Gala, bocah berani panjat tiang demi merah putih
Fakta menarik soal Johni, bocah berani panjat tiang demi merah putih. Peristiwa itu terjadi saat upacara Hari Kemerdekaan digelar di wilayah perbatasan RI-Timor Leste, tepatnya pesisir Pantai Mota'ain, Desa Silawan, Kabupaten Belu, NTT, Jumat (17/8).
Aksi heroik Yohanes Andigala, siswa SMPN Silawan kelas 7, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) mendadak viral. Jhoni, begitu panggilannya, nekat memanjat tiang bendera setinggi belasan meter demi mengambil simpul tali bendera yang putus dan terkunci di ujung tiang.
Peristiwa itu terjadi saat upacara Hari Kemerdekaan digelar di wilayah perbatasan RI-Timor Leste, tepatnya pesisir Pantai Mota'ain, Desa Silawan, Kabupaten Belu, NTT, Jumat (17/8).
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Apa yang terjadi dalam video viral tersebut? Video yang menampilkan seorang sopir truk video call dengan keluarga dan menyatakan tak memperbolehkan anaknya jadi polisi viral di media sosial. Video itu diambil di depan kantor Polsek Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Jambi.
-
Mengapa konten video Jakarta di masa depan menjadi viral? Karena kreativitasnya, postingan @fahmizan kemudian menjadi viral dan di repost oleh banyak akun di berbagai sosial media.
-
Apa yang diubah dari lagu Halo-Halo Bandung dalam video viral itu? Pada video yang viral itu, judul lagu Halo-Halo Bandung diubah jadi Hello Kuala Lumpur.
-
Kenapa video ini menjadi viral? Video ini viral dan sukses bikin warganet ikut sedih.
Aksi tersebut direkam dan tersebar ke seluruh Indonesia. Masyarakat pun mengelu-elukan tindakan heroik bocah tersebut.
Berikut fakta-fakta soal Jhoni:
Jhoni sedang sakit perut
Jhoni mengaku sesaat sebelum memanjat dirinya tengah berada di kamar mandi. Dia langsung sigap dan spontan berlari masuk ke lokasi mendengar para peserta upacara gabungan se-kecamatan Tasifeto Timur berteriak riuh lantaran tali putus dan simpulnya tertinggal di puncak tiang.
"Waktu kejadian saya lagi di dalam kamar mandi karena sakit perut saat upacara. Saya dengar bilang tali bendera putus jadi saya langsung keluar, buka sepatu dan langsung panjat tiang bendera," ceritanya melalui telepon.
Tidak ada rasa takut yang dirasakan Jhoni saat memanjat. Ia menegaskan tidak ada yang memintanya untuk memanjat. Jiwa nasionalismenya tergerak begitu melihat tali putus dan upacara pun terpaksa dihentikan.
Biasa memanjat pohon
Berbekal pengalamannya memanjat pinang dan pohon asam untuk dijual membantu orang tuanya, Jhoni Gala berusaha mencapai puncak tiang, walau ada yang menggunakan pengeras suara menyuruh Jhoni untuk turun.
"Saya biasa panjat pinang dan asam pas pulang sekolah jadi itu hal biasa," akunya.
"Saya sendiri yang panjat tidak ada yang suruh. Walau tiang tinggi dan bergoyang saat saya panjat, tapi saya tidak takut saya berusaha untuk sampai puncak dan bawa turun tali dan upacara bendera dilanjutkan," ujar Jhoni.
Orang tua keturunan Timor Leste setia pada NKRI
Orang tua Jhoni merupakan warga eks-Timor Leste yang berasal dari Bobonaro dan lebih memilih setia pada NKRI setelah jajak pendapat pada 1999. Kondisi keluarga mereka pas-pasan.
"Bapak saya kerja kebun dan sering sakit jadi saya bantu cari uang, dengan petik asam untuk dijual, mama saya ibu rumah tangga," kata Jhoni.
Cita-cita jadi tentara
Jhoni berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa membantunya agar terus sekolah hingga ke jenjang perguruan tinggi. Sebab, ayahnya yang berprofesi sebagai petani saat ini sudah sering sakit-sakitan.
"Saya ingin sekali Pak Presiden Joko Widodo bisa tanggung biaya sekolah sampai kuliah," kata Jhoni.
Jhoni sendiri mempunyai cita-cita ingin menjadi tentara kelak. "Cita-cita saya jadi tentara," ujarnya.
Dipanggil Menpora ke Jakarta
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi memuji aksi heroik Jhoni Kala dalam upacara HUT ke-73 RI di pos perbatasan Motaain Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Imam menyebut, Jhoni adalah figur pemberani yang telah menyelamatkan bendera merah putih dan seluruh rakyat Indonesia.
"Ini tentu perjuangan yang sangat heroik. Jhoni secara nyata tanpa ada persiapan, tanpa disuruh, tanpa dipaksa dan bahkan ada yang minta dia turun, ternyata tekadnya tidak pupus," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (17/8).
"Dia tidak ada rasa takutnya kecuali bendera merah putih diselamatkan dan bisa berkibar di perbatasan Atambua dan Timor Leste," sambung Imam.
Menurut Imam, perjuangan Jhoni tidak jauh beda dengan para atlet Asian Games. Jhoni, berjuang menyelamatkan bendera merah putih. Sedangkan, para atlet berjuang meraih prestasi di ajang olahraga.