Fakta mengerikan lulusan SMA jadi dokter kecantikan tipu para wanita
JS diketahui tidak memiliki izin praktik dan keahlian di bidang kecantikan.
Kaum hawa kini harus waspada. Sebab kini, banyak sekali praktik kecantikan yang menjanjikan hasil secara instan.
Praktik kecantikan ilegal ini kini tengah dibongkar Polres Jakarta Selatan. Satu orang wanita yang mengaku sebagai dokter kecantikan pun ditangkap karena dianggap melakukan penipuan dan praktik yang dijalankannya ilegal.
"Pelaku inisial JS (34) diamankan di toilet lantai 3 Plaza Semanggi, sekitar pukul 14.00 WIB," terang Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Wahyu Hadiningrat, di Polres Jakarta Selatan, Selasa (19/5).
Dikatakan dia, penangkapan terhadap JS dilakukan Senin siang kemarin. JS diketahui tidak memiliki izin praktik dan keahlian di bidang kecantikan.
"Modus kecantikannya, tersangka datang ke rumah-rumah klien. Info yang diterima korban daru mulut ke mulut, dokter panggilan gitu. Jadi enggak buka tempat praktik," terangnya.
Banyak konsumen yang menjadi korbannya. Bukan kecantikan yang didapat, mereka malah sakit.
Berikut fakta mengerikan dokter gadungan itu:
-
Kapan dokter Soebandi gugur? Mengutip situs Begandring, dokter tentara sekaligus wakil komandan Divisi Damarwulan ini gugur ditembak tentara Belanda dalam sebuah penyergapan di Desa Karang Kedawung, Jember pada 8 Februari 1949.
-
Kenapa dr. Soebandi gugur? Mengutip situs Begandring, dokter tentara sekaligus wakil komandan Divisi Damarwulan ini gugur ditembak tentara Belanda dalam sebuah penyergapan di Desa Karang Kedawung, Jember pada 8 Februari 1949.
-
Dimana konsentrasi dokter spesialis di Indonesia? Dia mengatakan 59 persen dokter spesialis terkonsentrasi di Pulau Jawa. "Rata-rata semuanya dokter spesialis pada di Jawa dan di kota. 59 persen dokter spesialis itu terkonsentrasi di Pulau Jawa, 59 persen," ujarnya.
-
Kapan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) resmi terbentuk? Tepat pada 24 Oktober 1950, IDI secara resmi mendapatkan legalitas hukum di depan notaris.
-
Di mana Dokter Lo dirawat? Ia membenarkan jika dokter Lo Siauw Ging MARS saat ini sedang mendapat perawatan di Rumah Sakit Kasih Ibu (RSKI) Solo.
-
Apa profesi Putra Dokter Boyke, Dhitya Dian Nugraha? Mengikuti jejak sang ayah, Dhitya merupakan alumnus Universitas Indonesia. Namun, perjalanan akademisnya tidak berhenti di sana. Ia melanjutkan pendidikannya di luar negeri, tepatnya di Universiteit Leiden, Belanda, dari tahun 2017 hingga 2020 dengan mengambil jurusan psikologi.
Cuma lulusan SMA
Polres Jakarta Selatan mengamankan JS, wanita yang mengaku sebagai dokter kecantikan. Sejumlah orang sudah termakan testimoni yang sampaikan soal bisnis abal-abalnya itu.
Kepada para konsumennya, JS mengaku bisa memperbesar payudara, bokong, pemasangan benang di muka, besar alat kelamin dan kencang vagina.
"JS Lulusan SMA, sama sekali tidak punya latar belakang apapun tentang kecantikan," terang Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Wahyu Hadiningrat, di Markas Polres Jakarta Selatan, Selasa (19/5).
Liver konsumen bocor
Akibat tak punya keahlian khusus, JS tak menyadari konsumen yang memakai jasanya pun jadi korban penipuannya.
"Dampaknya ada korban yang harus dirawat karena lever bocor, ada yang hepatitis karena mengambil lemak dari paha," jelas Wahyu.
Praktik kecantikan yang dilakukan JS dengan menyuntikkan vitamin E ke tubuh konsumennya. Dampak dari penggunaan vitamin E yang tak benar, sejumlah pasien merasa gatal-gatal setelah mendapat injeksi.
"Para korban yang kencangkan bokong, payudara dan mancungkan hidung mengeluh. Kalau bokongnya dipukul malah tangan yang sakit, duduk saja sudah susah," ungkapnya.
Ngaku bisa perbesar bokong dan payudara
Sebelum memulai praktiknya, JS menyampaikan testimoni pada pelanggan yang memakai jasanya. Kata JS, praktik yang dia tawarkan bisa membuat pelanggannya awet muda.
"Dia memakai cara disuntik," terang Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Wahyu Hadiningrat, di Polres Jakarta Selatan, Selasa (19/5).
Ada beberapa perawatan yang ditawarkan. Padahal, dampak dari suntikan abal-abal itu, wajah konsumennya bisa berdarah, gatal-gatal bahkan menimbulkan nanah.
"Korban rata-rata minta untuk memperbesar payudara, pemasangan benang di muka, besar alat kelamin, kencang vagina, besar bokong," tambahnya.
Belajar dari Google
Sudah hampir empat tahun JS menjalankan bisnis praktik dokter kecantikan palsu. Karena tak punya ilmu mumpuni, sejumlah konsumen yang memakai jasanya pun menjadi korban.
"Kalau dari pengakuannya, tersangka ini belajar dari Google," kata Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Pol Wahyu Hadiningrat, di Polres Jakarta Selatan, Selasa (19/5).
Wahyu mengatakan, JS membeli alat-alat atau perlengkapan kecantikan di Jakarta. Dia pun memberikan obat-obatan pada korbannya dengan cara menyuntikkan vitamin E tanpa mengikuti aturan yang berlaku.
"Korbannya itu sampai saat ini sudah 5 orang. Ada yang dari pengusaha, wiraswasta dan karyawan swasta," tambahnya.
Patok tarif Rp 6 juta
Untuk satu orang konsumen, dokter gadungan itu menetapkan tarif Rp 6 juta. "Tapi hasilnya (korban) malah Rp 100 juta yang keluar. Karena korban sekarang dirawat di salah satu RS Jakarta akibat ini," jelas Wahyu.
Saat JS ditangkap Senin kemarin, di toilet Plaza Semanggi, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti dari praktik abal-abalnya itu.
"Emulsion, vitamin E, krim pemutih, alat sulam alis dan ampul anastesi," terang dia.