Fase Covid-19 Indonesia: Nakes harus Memilih Pasien Mana yang Dapat Oksigen
"Misalkan oksigennya ada 9, lalu ada 26 pasien itu akan menjadi dilematis sekali bagi dokter untuk memutuskan yang mana yang akan diberi oksigen," kata Erlina.
Angka penyebaran Covid-19 di Indonesia tengah melonjak tajam yang turut meningkatkan angka pasien yang harus masuk ke ruang perawatan di rumah sakit. Bahkan, sejumlah fasilitas kesehatan rumah sakit terancam kolaps, salah satunya ketersediaan oksigen.
Menurut Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Erlina Burhan, kondisi kekurangan akan oksigen bagi pasien saat ini telah terjadi. Karena kondisi tersebut, banyak para tenaga kesehatan yang berada dalam posisi dilematis tatkala harus memilih pasien yang harus ditangani lebih dulu.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
"Jadi kalau cerita dari teman-teman yang pasiennya sangat banyak, antre di IGD (Instalasi Gawat Darurat). Kemudian apalagi pasien-pasien itu membutuhkan Oksigen yang segera nah ini akan menjadi masalah karena di IGD pun titik-titik oksigen itu terbatas," kata Erlina dalam konferensi pers Lima Organisasi Kesehatan (5 OP), Jumat (18/6).
Erlina menjelaskan kekurangan fasilitas oksigen saat ini kerap terjadi, ketika dalam satu fasilitas kesehatan penyedia oksigen, namun pasien yang membutuhkan melampaui batasnya. Sehingga kondisi seperti itu, acap kali membuat para nakes dilema saat terpaksa ambil sebuah keputusan.
"Misalkan oksigennya ada 9, lalu ada 26 pasien itu akan menjadi dilematis sekali bagi dokter untuk memutuskan yang mana yang akan diberi oksigen. Dan ini sungguh situasi yang tidak menyenangkan bagi petugas kesehatan dan juga bagi dokter apalagi bagi keluarga melihat keluarganya sudah sangat sesak tetap tetapi tidak dapat diberikan oksigen, kondisi itu sudah terjadi di beberapa rumah sakit," ungkapnya.
Hal itu bisa terjadi, lanjut Erlina, lantaran jumlah pasien COVID-19 saat ini sangat melonjak dengan cepat dibandingkan tahun lalu. Sebagai contoh, data okupansi RS yang pada Mei lalu hanya sekitar 20-30 persen, kini sudah melonjak drastis.
"Dari okupasi 20 sampai 30 persen Mei, sekarang tiba-tiba 80 persen ini menunjukkan bahwa pasien itu luar biasa. Dan tentu kalau banyak pasien yang dirawat tentunya banyak yang berat banyak yang butuh oksigen banyak butuh support support terapi yang lainnya," terangnya.
Oleh sebab itu, Erlina meminta kepada pemerintah agar bisa menekan lonjakan pasien Covid-19 saat ini. Sudah seharusnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) diterapkan secara menyeluruh dan serentak, agar dapat menekan penyebaran Covid-19.
"Kami ini di hilir, ada batasannya, oleh sebab itu kita minta pada pemerintah pusat untuk lebih tegas berani dan juga penerapan PPKM ini menyeluruh jangan sporadis," pungkasnya.
Adapun permintaan untuk diberlakukan PPKM secara menyeluruh tersebut dilayangkan oleh lima organisasi profesi (5 OP) dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI). Lalu Ikatan Dokter Anak Indonesia (lDAI), Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI).
Sebelumnya, Kasus positif Covid-19 di Indonesia mengalami penambahan sebanyak 12.990 dari data Kamis (17/6) yang tercatat masih 1.950.276 orang. Sehingga total kumulatif kasus yang disebabkan virus SARS-CoV-2 itu menjadi 1.963.266 orang.
Temuan 12.990 kasus Covid-19 berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap 132.215 spesimen dari 73.805 orang. Penambahan 12.990 kasus positif Covid-19 disumbang 31 dari 34 provinsi di Indonesia.
Namun, lima provinsi berkontribusi kasus positif Covid-19 tertinggi yakni DKI Jakarta 4.737, Jawa Barat 2.791, Jawa Tengah 1.331, Jawa Timur 731 dan DI Yogyakarta 592. Selain kasus positif, kasus kematian akibat Covid-19 juga meningkat yakni sebanyak 290 dari data kemarin hanya 53.753. Total kasus kematian Covid-19 di Tanah Air kini menembus 54.043 orang.
Pasien sembuh dari Covid-19 juga meningkat. Data kemarin hanya 1.771.220, kini naik menjadi 1.799.127 orang. Ada penambahan 7.907 pasien sembuh dari Covid-19.
Demikian laporan Kementerian Kesehatan melalui Satuan Tugas Penanganan Covid-19. Data dihimpun dalam 24 jam terakhir hingga hari ini, Jumat (17/6), pukul 12.00 WIB.
Masih data Kementerian Kesehatan, kasus aktif atau pasien positif Covid-19 yang menjalani perawatan maupun isolasi di Indonesia mencapai 130.096 orang. Meningkat 4.793 dari data kemarin hanya 125.303 orang.
Sementara itu, kasus suspek Covid-19 mencapai 111.635. Bertambah 1.163 dari data kemarin yang menunjukkan 110.472 orang.
Baca juga:
Minim Fasilitas Kesehatan untuk Anak di Tengah Lonjakan Covid-19
DPRD Minta Orang Baru Masuk Makassar Wajib Tes Kesehatan
Kepala Daerah Diminta Fokus Tangani Pandemi Covid-19
Melihat Kondisi Rumah Sakit Jakarta yang Penuh Karena Covid-19
Tingkat Kesembuhan Tinggi, Ridwan Kamil Tetap Fokus Kendalikan Lonjakan Kasus
Covid Melonjak Tinggi, Komisi IX Minta Nakes Siap Bertempur dengan Baik