FX Rudy: Jika Jadi Cawapres Prabowo, Gibran Otomatis Keluar dari PDIP
Rudy menilai fenomena politikus berpindah-pindah partai sebagai sesuatu yang lumrah. PDIP tidak pernah mempersoalkan kadernya yang lompat ke partai lain.
Ia menilai hal tersebut lumrah dilakukan oleh politisi
FX Rudy: Jika Jadi Cawapres Prabowo, Gibran Otomatis Keluar dari PDIP
Keanggotaan Gibran Rakabuming Raka di PDI Perjuangan (PDIP) secara otomatis berakhir jika benar menjadi bakal Calon Wakil Presiden (bacawapres) Gerindra, Prabowo Subianto. Pernyataan tersebut dikemukakan Ketua DPC PDIP Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, saat ditemui wartawan di rumahnya, Pucangsawit, Solo, Selasa (10/10).
- FX Rudy 'Tutup Buku' soal Gibran: Terserah, Kan sudah Mencalonkan Wapres
- Penjelasan FX Rudy Soal Isu Keretakan Hubungan Megawati dan Jokowi Usai Gibran Jadi Cawapres Prabowo
- Arahan Prabowo di Rapimnas Gerindra Usai Gibran Jadi Cawapres
- Gibran Membelot Jadi Cawapres Prabowo, FX Rudy: Kader Partai Itu Harus Siap Kecewa dan Dikecewakan
"Tidak usah keluar, otomatis kalau sudah pindah partai to. Ya otomatis to. Yang mencalonkan itu siapa, di mana, sebagai apa," ujar dia.
Mantan Wali Kota Solo itu tidak mempermasalahkan jika benar Gibran memutuskan untuk bergabung dengan Prabowo.
Ia menilai hal tersebut lumrah dilakukan oleh politisi dan menjadi hak yang bersangkutan jika memenuhi syarat. PDIP, lanjut Rudy, tidak merasa dikhianati.
"Yo rapopo (Ya enggak apa-apa). Wong itu semua tergantung Mas Gibran sendiri to. Mas Gibran sendiri mau dicalonkan sebagai cawapresnya Pak Prabowo yo hak Mas Gibran sendiri," katanya.
merdeka.com
Hanya saja, kata Rudy, ada konsekuensi bagi keputusan tersebut.
Keanggotaan Gibran otomatis hangus jika ia menerima pinangan dari Prabowo di Pemilu 2024.
Rudy mencontohkan sejumlah kepala daerah yang akhirnya berpindah partai. Beberapa kader PDIP bahkan ada yang mengikuti Pilkada lewat partai lain.
Di antaranya kader PDIP Slamet Suryanto yang terpilih lewat DPRD sebagai Wali Kota Solo periode 2000-2005. Pada saat Pilkada langsung 2005, Slamet gagal mendapat dukungan dari partainya sehingga ia maju lewat Partai Damai Sejahtera (PDS).
Slamet kalah dari Joko Widodo - FX Hadi Rudyatmo yang diusung PDIP.
Lainnya, lanjut Rudy, adalah Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Setelah gagal di Pilkada 2011 lewat PDIP, Yuni kembali maju lewat Partai Gerindra dan memenangi Pilkada Sragen 2015 . Yuni akhirnya pulang kandang ke PDIP dan kembali memenangi Pilkada Sragen 2020.
"Kalau nanti Mas Gibran dicalonkan lewat partai lain, ya seperti tadi contohnya. Slamet Suryanto (Mantan Wali Kota dari PDIP) begitu dicalonkan dari PDS (Partai Damai Sejahtera) ya sudah, berarti bukan kader PDI Perjuangan," kata Rudy.
merdeka.com
Rudy menilai fenomena politikus berpindah-pindah partai sebagai sesuatu yang lumrah. PDIP tidak pernah mempersoalkan kadernya yang lompat ke partai lain.
"Okeh no contone (banyak contohnya). Dan Mbak Mega enggak mempersoalkan," ucapnya.
merdeka.com
Nama Gibran Rakabuming memang santer disebut menjadi kandidat kuat pendamping Prabowo pada Pilpres 2024. Sejumlah kelompok relawan bahkan mengusulkan pasangan Prabowo-Gibran menjelang Rakernas Pro Jokowi (Projo) dan Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batas usia capres dan cawapres di Undang-undang Pemilu.
Di partai pimpinan Megawati Soekarnoputri, Gibran tercatat sebagai anggota sejak 9 September 2019 lalu. Saat itu Gibran hendak mendaftarkan diri sebagai calon wali kota bersama Teguh Prakosa. Sementara pada Pilpres 2024, PDI Perjuangan telah mencalonkan mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal cawapres.