Gambaran Masa Depan Industri Perbankan dan Fintech di Indonesia
masa depan industri perbankan dan fintech di Indonesia akan didorong oleh penggunaan infrastruktur bersama dan fitur-fitur inovatif.
Direktur Utama Jalin Ario Tejo Bayu Aji megungkapkan masa depan industri perbankan dan fintech di Indonesia akan didorong oleh penggunaan infrastruktur bersama dan fitur-fitur inovatif.
"PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin), bagian dari Holding BUMN Danareksa turut berperan dalam membentuk masa depan sektor-sektor tersebut melalui pendekatan strategis yang mendukung optimalisasi biaya operasional dan investasi bagi perbankan nasional, daerah, serta fintech, sehingga mereka dapat lebih fokus pada peningkatan layanan bagi nasabah," ujar Ario.
- Salurkan Pembiayaan Rp700 Triliun, Industri Fintech Diminta Bantu Prabowo Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
- Industri Fintech di Indonesia Belum Masif Berkembang, OJK Beberkan 4 Hal Ini Jadi Tantangan
- Inovasi Jadi Kunci Utama Perbankan Bertahan di Era Disruptif Teknologi
- Begini Pentingnya Keterbukaan Informasi di Era Digitalistasi, Khususnya Bisnis Perbankan
Dia menambahkan hingga semester I-2024, perusahaan berfokus pada pengembangan tiga pilar bisnis utama, yaitu Universal Switching Powerhouse, National Cash Champion, dan Collaborative Digital Enabler.
Hal itu, katanya lagi, merupakan upaya mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, memperluas jangkauan layanan hingga ke daerah terpencil dengan tetap memaksimalkan fungsi titik-titik cashpoint melalui jaringan ATM Link bagi masyarakat yang masih membutuhkan transaksi uang tunai.
Sejalan dengan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030 yang diinisiasi oleh Bank Indonesia, menurut dia, pihaknya aktif dalam berbagai inisiatif inovatif yang membentuk masa depan pembayaran digital di Indonesia.
Fokus utama Jalin adalah pada pengembangan infrastruktur, mendorong inovasi industri, dan memperluas kolaborasi internasional untuk menghadirkan sistem pembayaran yang lebih maju dan inklusif.
Sebagai bagian dari komitmen tersebut, perusahaan terlibat dalam pengembangan QRIS antarnegara, yang memungkinkan transaksi lintas negara seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura, serta negara-negara lain yang akan bergabung ke depannya.
Selain itu, juga memperluas pengembangan teknologi QRIS Tap berbasis NFC secara bertahap serta implementasi QRIS Tuntas, yang mencakup layanan penarikan tunai, transfer, serta setor tunai.
"Inisiatif ini tidak hanya memperkuat integrasi pembayaran berbasis QR di seluruh Indonesia, tetapi juga mempercepat pertumbuhan ekosistem pembayaran digital yang lebih inklusif," ujar Ario.
Menurut dia, masa depan industri perbankan dan fintech di Indonesia akan didorong oleh penggunaan infrastruktur bersama dan fitur-fitur inovatif.