Gandeng PT LNU, Keluarga Mangkunegaran Bangun Hotel Bintang 5 di Solo
Keluarga besar Pura Mangkunegaran Solo menggandeng PT Layani Nahdlatul Umat (LNU) akan membangun hotel bintang lima di Solo. Hotel mewah tersebut akan menempati lahan pusat kota, yakni di Hotel Dana Jalan Slamet Riyadi, yang juga milik keluarga besar Mangkunegaran.
Keluarga besar Pura Mangkunegaran Solo menggandeng PT Layani Nahdlatul Utama (LNU) akan membangun hotel bintang lima di Solo. Hotel mewah tersebut akan menempati lahan pusat kota, yakni di Hotel Dana Jalan Slamet Riyadi, yang juga milik keluarga besar Mangkunegaran.
"Kita akan membangun Hotel Mangkunegaran, Hotel Dana menjadi hotel bintang 5 yang terbaik di Kota Solo," ujar President Director PT LNU, Seno Aji, Senin (20/9).
-
Kapan arek-arek Suroboyo merobek bendera Belanda di Hotel Majapahit? Tempat Bersejarah Atap bangunan hotel jadi saksi perjuangan arek-arek Suroboyo merobek bendera Belanda Merah Putih Biru menjadi Merah Putih pada 19 September 1945.
-
Siapa yang merancang Hotel Indonesia? Bangunan Hotel Indonesia dirancang oleh arsitek Abel Sorensen, dan istrinya Wendy asal Amerika Serikat.
-
Kenapa Hotel Indonesia dibangun? Hotel ini dibangun atas gagasan dan perencanaan matang presiden RI pertama, Soekarno.
-
Bagaimana cara Soekarno meresmikan Hotel Indonesia? Sukarno menggunting pita sebagai tanda peresmian hotel ini, setelah merencanakan pembangunannya selama 2 tahun.
-
Kapan Siantar Hotel diresmikan? Mengutip dari beberapa sumber, Siantar Hotel dulunya diresmikan pada 1 Februari 1915.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
Menurut Seno, anggaran yang dialokasikan sebesar Rp500-600 miliar. Uang sebanyak tersebut berasal dari konsorsium antara LNU dengan PBNU. Direncanakan awal tahun 2022 pembangunan hotel sudah bisa dimulai.
"Kita persiapkan semuanya. Nanti kita mulai membahas detailnya dengan dengan Pak Roy (Direktur Utama PT Hotel Dana Perma BRM Roy Rahajasa Yamin). Kita sudah tandatangani Nota Kesepahaman ini. Pak Roy sebagai pemilik aset, saya sebagai mitra untuk mencari investornya," bebernya.
Seno menyampaikan, sebagian bangunan yang ada di Hotel saat ini memang termasuk cagar budaya. Pihaknya tetap akan melestarikan dan berkoordinasi dengan pihak terkait.
"Yang masuk benda cagar budaya tetap kita lestarikan. Yang bisa dibangun kita bangun. Makanya setelah ini kita juga akan minta izin untuk bertemu dengan Pak Wali Kota," ucap Seno.
Roy Rahajasa menambahkan, Hotel Dana saat ini sudah berusia 69 tahun. Bangunan asli hotel tersebut memang termasuk bangunan cagar budaya. Salah satunya adalah pendopo yang merupakan bangunan utama hotel tersebut. Pihaknya saat ini sudah membuat masterplan.
"Kita sudah susun semacam masterplan. Nanti juga ada feasibility study. Di situ nanti kita sesuaikan, mana yang bisa dibangun, mana yang dijadikan ruang pertemuan, nanti disesuaikan," terangnya.
Komisaris Utama PT LNU, Eman Suryaman Abdurrachman menyampaikan, Hotel Dana akan dibangun ulang dengan konsep yang tidak meninggalkan budaya Jawa atau Mangkunegaran, namun bernuansa modern.
"Nanti nuansa Mangkunegaran Solo tetap mewarnai hotel yang akan dibangun. Hotel yang megah, yang mewah dan menjadi kebanggaan masyarakat Jawa Tengah," tutur Eman.
Selanjutnya Eman berharap pembangunan hotel yang akan menjadi ikon Solo dan Jawa tengah tersebut mendapatkan restu dari wali kota, gubernur serta presiden.
Baca juga:
Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran Turun, Pemkot Padang Pasang Tapping Box
Menko Luhut Ingatkan Pemda: Okupansi Hotel Mendekati Penuh di Lokasi Wisata
Pegawai Hotel Tabrak Mobil Mewah Tamu Takut Dipecat, Reaksi Pemilik di Luar Dugaan
Terdampak Pandemi, 50 Hotel dan Villa di Bali Dijual
Hotel Bintang 5 di Bali Tak Terurus, Penampakannya Seram Bikin Merinding
Tingkat Hunian Kamar Hotel Turun Jadi 22,3 Persen di Juli 2021