Ganjar Pergoki Pasien Covid-19 Duduk Bersama Keluarga di Ruang Isolasi RSUD Kudus
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menemukan sejumlah pelanggaran prosedur operasi standar (SOP) di RSUD Loekmono Hadi Kudus. Sejumlah pasien Covid-19 ditunggui keluarganya tanpa mengedepankan protokol kesehatan.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menemukan sejumlah pelanggaran prosedur operasi standar (SOP) di RSUD Loekmono Hadi Kudus. Sejumlah pasien Covid-19 ditunggui keluarganya tanpa mengedepankan protokol kesehatan.
"Mereka duduk-duduk bersama keluarga pasien lain dan bahkan pasien Covid-19," kata Ganjar, Senin (31/5).
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana Alam Ganjar mendukung Ganjar Pranowo? Kini semakin dewasa, Alam memberikan dukungan penuh kepada sang ayah yang akan mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2024. Ia bahkan hadir di berbagai momen penting mendukung Ganjar Pranowo.
-
Apa alasan Ganjar Pranowo pamit kepada warga? “Bapak ibu nuwun sewu nggih, kulo niku ajeng pamitan, soal e tanggal 5 September kulo pensiun, (bapak ibu permisi ya, saya mau pamitan. Soalnya tanggal 5 September sudah pensiun,” ucap Ganjar, seperti dikutip dari kanal YouTube pribadinya pada Selasa (8/8).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
Ganjar langsung menegur Dirut RSUD Loekmono Hadi dan Bupati Kudus Hartopo yang mendampinginya. Dia menegaskan, apa yang terjadi itu salah dan harus dievaluasi, karena membahayakan.
"Kalau orang tidak positif kenapa harus ada di ruang isolasi ini. Apalagi mereka bersama satu ruangan di situ. Ini kan bahaya, siapa yang menjamin mereka tidak ketularan. Kalau seperti ini kan jumlahnya justru akan semakin banyak," ujarnya.
Kejadian serupa ditemukan di rumah sakit darurat asrama mahasiswa Akbid Kudus. Di tempat itu, beberapa pasien juga ditunggui keluarganya.
"Saya minta SOP diperketat, agar ini tidak menular. Tadi bahaya itu, maka saya minta dievaluasi langsung hari ini juga agar tidak menambah potensi penularan pada yang lain," tegas Ganjar.
Dia juga menemukan tempat tidur untuk penanganan pasien Covid-19 pada rumah sakit di Kudus sudah penuh. "Tapi Pak Dirut dan Pak Bupati sudah menyiapkan tambahannya di sini (asrama mahasiswa), sehingga mereka yang perlu dirawat masih bisa. Kalau rumah sakitnya sudah penuh, sehingga kita menyiapkan cadangannya di Kota Semarang. Sudah kita siapkan, bahkan sudah ada pasien dari sini dikirim ke Semarang," imbuhnya.
Semua daerah harus saling tolong menolong dalam rangka penanganan Covid-19 ini. "Dari pusat juga bantu, kami provinsi juga sudah kasih bantuan. APD kami kasih, tenaga kesehatan tambahan kita kirim. Semoga segera bisa dikendalikan," tutupnya.
Sementara itu, Direktur RSUD Loekmono Hadi Abdul Aziz Achyar mengatakan, seluruh tempat tidur isolasi di rumah sakit itu memang sudah penuh. "Posisi hari ini semuanya penuh, dari tempat tidur 138 itu sudah penuh semuanya. Sebagian masih di IGD sekitar 27 orang," jelas Abdul Aziz.
Akan tetapi, masih ada ruang untuk pasien yang disediakan di rumah sakit darurat asrama mahasiswa Akbid. Di sana saat ini, baru terisi 26 pasien.
"Kami juga dibantu dari RSUD Wongsonegoro Semarang. Sudah ada 8 pasien, tadi malam 3 pasien.Tapi sekarang isolasi memang penuh, sebagian dikirim ke Semarang," jelasnya.
Terkait perintah untuk melakukan evaluasi terhadap SOP penanganan Covid, Aziz mengatakan langsung melakukannya hari ini juga. "Tentu akan kami evaluasi sesuai arahan Pak Gubernur," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama RS Mardi Rahayu Pujianto mengatakan, bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit itu sudah 91 persen. "Kami sedang membangun tempat isolasi baru di Gedung Immanuel dengan kapasitas 18 tempat tidur. Besok kemungkinan sudah bisa digunakan," tandasnya.
Baca juga:
Menkes: Keterisian Tempat Tidur Covid-19 di Rumah Sakit Naik 25 Persen
Menkes Sebut Kasus Aktif Naik Jadi 100 Ribu Akibat Libur Idulfitri
Kasus Covid-19 di Jabar Meningkat, Ridwan Kamil Tetapkan Siaga I
Puluhan Warga Sumber Solo Terpapar Covid-19 Sembuh, Lockdown Dibuka
Sepanjang 2020, Pendapatan Iuran BPJS Ketenagakerjaan Turun Sementara Klaim Naik
Antisipasi Dampak Covid India, Pemerintah Diminta Tak Lengah Jaga Pemulihan Ekonomi