Ganjar Populerkan Beras Srinuk, Produk Unggulan Hasil Rekayasa Genetika dari Klaten
Beras Srinuk merupakan produk beras asli Klaten yang dahulu dikenal dengan nama beras Rojo Lele.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kembali menyalurkan program Bantuan Sosial bagi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) untuk pengendalian inflasi pada Selasa (20/9). Kali ini, Ganjar menyalurkan bantuan di Gapoktan Tani Makmur di Desa Kepanjen, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten.
Pada kesempatan itu, Ganjar mengenalkan beras jenis Srinuk sebagai produk pertanian unggulan di Jawa Tengah saat ini. Srinuk merupakan produk beras asli Klaten yang dahulu dikenal dengan nama beras Rojo Lele.
-
Kapan Ganjar Pranowo mulai beruban? Ganjar sendiri mengaku mulai tumbuh uban ketika masih duduk di bangku SMA, pada usia yang belum mencapai 20 tahun.
-
Kenapa Ganjar Pranowo merasa rakyat sering sakit hati? Maka insyaallah Ganjar-Mahfud akan membawa amanah ini, agar kita lagi-lagi saya ceritakan sering kali rakyat sakit hati karena kepercayaan yang diberikan tidak amanah, ketika berbicara seringkali bohong, betul. Ketika dikasih kepercayaan sering kali berkhianat,
-
Kapan Ganjar Pranowo hadir di Rakernas PDIP? Mantan calon Presiden (Capres) nomor ururt 03 Ganjar Pranowo menghadiri agenda rapat kerja nasional (rakernas) PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol Jakarta pada Jumat (24/5).
-
Apa alasan Ganjar Pranowo pamit kepada warga? “Bapak ibu nuwun sewu nggih, kulo niku ajeng pamitan, soal e tanggal 5 September kulo pensiun, (bapak ibu permisi ya, saya mau pamitan. Soalnya tanggal 5 September sudah pensiun,” ucap Ganjar, seperti dikutip dari kanal YouTube pribadinya pada Selasa (8/8).
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Bagaimana Alam Ganjar mendukung Ganjar Pranowo? Kini semakin dewasa, Alam memberikan dukungan penuh kepada sang ayah yang akan mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2024. Ia bahkan hadir di berbagai momen penting mendukung Ganjar Pranowo.
"Dan satu lagi ini produknya menarik karena hasil rekayasa. Kalau dulu ada Raja Lele itu legend di Delanggu. Kalau orang Jawa makan nasi Raja Lele mesti orang kaya top markotop. Enak, wanginya luar biasa. Dan karena dulu pernah hilang, sekarang dikembalikan dengan riset yang baru dikasih nama Srinuk," kata Ganjar dalam keterangannya.
Pemerintah Kabupaten Klaten telah mengeluarkan kebijakan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) diwajibkan membeli 10 kg beras Srinuk tiap sebulan.
Menurut Ganjar, hal tersebut dilakukan untuk menguatkan ketahanan pangan di Jawa Tengah. Ganjar menyebutkan, produksi beras di Jawa Tengah hari ini cukup bagus dan mengalami surplus.
"Yuk kita bantu dengan ikhlas lillahi ta'ala. Kalau ini kita dampingi ketahanan pangan kita kuat sambil tentu saja kalau Jawa Tengah beras sudah bagus dan surplus," ucap Ganjar.
Tak hanya itu, Ganjar juga mengupayakan ketahanan pangan dengan terus mengembangkan makanan pendamping beras. Hal itu dikarenakan banyak komoditas lain yang memiliki potensi cukup bagus di Klaten, seperti umbi-umbian dan jagung.
"Kita kembangkan pendamping beras lebih banyak lagi karena banyak umbi-umbian di sini, banyak jagung dan komoditas lain yang menggantikan. Nah kita dampingi dari segi itu," ucap Ganjar.
Sebagai informasi, Ganjar juga menyalurkan program bantuan melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah dengan total bantuan Rp950.880.000 untuk 2.264 gapoktan penerima. Untuk Kabupaten Klaten sendiri, ada 131 gapoktan yang menerima bantuan.
(mdk/ray)