Ganjar Pranowo Bentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting di Jateng
Ganjar menyebutkan, ditemukan kasus kandungan bermasalah 20 persen di Jawa Tengah. Dia mendorong TPPS, BKKBN dan perguruan tinggi (one student one client) untuk mendampingi.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membentuk tim percepatan penurunan tengkes atau stunting (kekerdilan pada anak). Langkah ini sebagai salah satu upaya menyiapkan generasi muda yang berkualitas. Tim itu terdiri atas berbagai sektor seperti BKKBN, Dinas Kesehatan serta dinas lain di Semarang.
Menurut dia, kerja paling utama dari tim penurunan tengkes adalah mendata ibu hamil. Apalagi Jateng sudah memiliki Program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng) yang bisa digunakan untuk membantu proses pendataan itu.
-
Apa yang menjadi ciri khas fisik Ganjar Pranowo? Ganjar Pranowo merupakan salah satu calon presiden yang akan mengikuti kontestasi pemilihan presiden Indonesia 2024. Salah satu hal yang menjadi ciri khasnya secara fisik adalah rambut putih yang berkilau.
-
Kapan Ganjar Pranowo mulai beruban? Ganjar sendiri mengaku mulai tumbuh uban ketika masih duduk di bangku SMA, pada usia yang belum mencapai 20 tahun.
-
Bagaimana Alam Ganjar mendukung Ganjar Pranowo? Kini semakin dewasa, Alam memberikan dukungan penuh kepada sang ayah yang akan mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2024. Ia bahkan hadir di berbagai momen penting mendukung Ganjar Pranowo.
-
Bagaimana Ganjar Pranowo mendukung Tour de Borobudur? Gubernur Jawa Tengah dua periode itu memang memberi support kepada penyelenggaraan Tour de Borobudur, setidaknya 8 tahun terakhir ini. Bahkan, ia juga menjadi salah satu peserta tiap event ini diselenggarakan.
-
Mengapa Ganjar Pranowo mendukung Tour de Borobudur? “Pertama saya mau menyampaikan terima kasih kepada panitia, yang mana sudah 23 tahun Tour de Borobudur berjalan. Memang sekitar 8 tahun terakhir saya mencoba support. Waktu itu tidak hanya soal penyelenggaraan event tapi kita membawa misi sport tourism,” tuturnya
-
Apa alasan Ganjar Pranowo pamit kepada warga? “Bapak ibu nuwun sewu nggih, kulo niku ajeng pamitan, soal e tanggal 5 September kulo pensiun, (bapak ibu permisi ya, saya mau pamitan. Soalnya tanggal 5 September sudah pensiun,” ucap Ganjar, seperti dikutip dari kanal YouTube pribadinya pada Selasa (8/8).
Ganjar menyebutkan, ditemukan kasus kandungan bermasalah 20 persen di Jawa Tengah. Dia mendorong TPPS, BKKBN dan perguruan tinggi (one student one client) untuk mendampingi.
"Stunting masih menjadi problem di Jawa Tengah, maka tim ini saya harap bisa mempercepat penurunan stunting. Setelah dilantik, saya minta harus segera kerja," kata Ganjar dilansir Antara, Kamis (19/5).
Ganjar menambahkan, jika data ibu hamil sudah terkumpul dan ada yang mendampingi, maka dilakukan edukasi hingga intervensi dari pihak berwenang, sehingga memudahkan akses kesehatan bagi masyarakat.
"Kalau itu sudah semua, edukasi kepada masyarakat. Ada banyak yang bisa kita libatkan, mungkin intervensi gizi, kesejahteraan, akses kesehatan. Seringkali akses ini tidak mudah dan mereka diam saja, ini bahaya. Maka perlu dicari," ujar Ganjar.
Orang nomor satu di Jateng itu menyebut banyak hal yang harus diedukasi, termasuk persiapan pernikahan, soal gizi, kesejahteraan, akses kesehatan dan lainnya.
Dengan pencegahan sedini mungkin ini, Ganjar mengharapkan angka stunting atau gizi buruk pada anak di seribu hari pertama itu bisa ditekan serendah mungkin.
"Dengan tim ini, saya berharap pencegahan stunting bisa dilakukan makin dini. BKKBN juga sudah punya program, tiga bulan sebelum nikah mereka dicek kesehatannya. Kalau semua sehat, Insya Allah bisa mencegah stunting, tinggal kita 'improve' dan lakukan perbaikan terus menerus," kata Ganjar Pranowo.
Sekda Jateng Sumarno menambahkan, tim percepatan penurunan stunting dibentuk mulai dari tingkat provinsi hingga tingkat desa.
"Tim percepatan penurunan stunting memiliki tugas pokok yaitu mengoordinasikan, menyinergikan, dan mengevaluasi penyelenggaraan percepatan penurunan stunting secara efektif, konvergen, dan terintegrasi, dengan melibatkan lintas sektor di Provinsi Jateng," katanya.
Presiden Joko Widodo menargetkan angka prevalensi turun menjadi 14 persen pada 2024 mendatang, sedangkan data dari Studi Status Gizi Indonesia mencatat, angka stunting di Jateng pada tahun 2021 sebesar 20 persen.
Oleh karena itu kerja sama lintas sektor harus bergerak secara konvergen, disertai dengan manajemen pengelolaan tim yang baik.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain, pendampingan seribu hari pertama kehidupan dan keluarga berisiko stunting, perubahan perilaku masyarakat, edukasi kepada remaja, pendampingan dan pemeriksaan calon pengantin, pemeriksaan ibu hamil dan bayi usia di bawah dua tahun, serta menjaga kebersihan lingkungan dan sanitasi.
Sebelumnya, Jawa Tengah masuk dalam 12 provinsi yang diprioritaskan Presiden RI Joko Widodo dalam pengentasan stunting pada anak.
Data dari Studi Status Gizi Indonesia mencatat, angka stunting di Jawa Tengah tahun 2021 berada di angka 20 persen. Hal itu membuat Jawa Tengah sebagai provinsi dengan angka stunting terendah.
(mdk/ray)