Ganjar soal IPDN: Sekolahnya tak salah, tapi birokratnya diperbaiki
Ganjar malah lebih merasakan kecakapan para lulusan IPDN membantu kinerjanya di lingkungan Pemprov Jateng.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menolak mentah-mentah pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang meminta Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) agar dibubarkan. Pasalnya, sesuai dengan pengalaman Ganjar selama memimpin Jateng, Ganjar malah lebih merasakan kecakapan para lulusan IPDN membantu kinerjanya di lingkungan Pemprov Jateng.
"Enggak lah. Hampir semua sekolah kedinasan pada masa lalu, itu sudah punya cerita untuk menyiapkan kader-kadernya. IPDN yang ada di Jawa Tengah bagus-bagus. Saya mendapatkan suplai dari Pemprov Jateng untuk mendampingi orang di sekitar saya di antaranya orang IPDN dan anaknya baik-baik dan relatif mereka lebih tahu," tegas Ganjar Pranowo disela-sela kunjungan kerjanya di Kebumen, Jawa Tengah Rabu (9/9).
Ganjar mengakui lulusan IPDN di Jateng, langsung bisa menyesuaikan baik di saat mereka diposisikan sebagai follower (pengikut) maupun diposisikan sebagai pemimpin (leader). Bahkan, mereka banyak yang bersifat bisa dikendalikan oleh dirinya atau bersifat controllable (bisa dikendalikan).
Baca berita Ganjar Pranowo di Liputan6.com
"Di Jawa Tengah yah, mereka lebih tahu ketika menjadi follower (pengikut) mereka bisa menjadi follower. Ketika menempatkan diri menjadi leader (pemimpin) mereka bisa jadi leader. Dan ketika dari leader menjadi follower mereka bisa cepat langsung menyesuaikan. Jadi relatif dalam soal birokrasi mereka lebih controllable. Kalau saya pikir lebih controllable. Kalau menurut saya ada yang tidak baik tapi lebih banyak yang baik," ungkap politisi PDI Perjuangan ini.
Terkait soal penilaian Ahok yang menyatakan bahwa banyak lulusan IPDN yang korup dan tidak beres dalam bekerja, bagi Ganjar lulusan manapun soal perilaku atau mental tergantung personalnya dan tidak perlu sampai membubarkan lembaga IPDN.
"Sebenarnya kalau soal kelakuan, mau lulusan IPDN mau lulusan universitas manapun akan sama kalau soal perilaku. Maka menurut saya bukan dibubarkan sekolahnya tapi kemudian diperbaiki soal perilaku birokrasi yang ada," terangnya.
Ganjar menyatakan, baik buruknya seseorang dari lulusan IPDN maupun atau tidak bukan tergantung pada sekolahnya melainkan pada arahan sang pemimpinnya.
-
Kapan Ganjar Pranowo hadir di Rakernas PDIP? Mantan calon Presiden (Capres) nomor ururt 03 Ganjar Pranowo menghadiri agenda rapat kerja nasional (rakernas) PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol Jakarta pada Jumat (24/5).
-
Siapa yang Ganjar Pranowo temui di Rakernas PDIP? Ganjar tiba di lokasi pukul 13.27 WIB dengan mengenakan pakaian serba merah sambil membawa gambar Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden pertama RI, Soekarno.
-
Apa yang Prabowo pantau di IKN? Dalam kunjungan itu, Prabowo turut memantau langsung perkembangan pembangunan Istana Negara dan mendengarkan paparan oleh Tim Kontruksi IKN di lapangan yang berkaitan dengan lokasi dilaksanakannya upacara HUT RI mendatang.
-
Bagaimana tanggapan TKN Prabowo-Gibran terhadap protes Cak Imin? Juru bicara TKN Fanta (pemilih muda) Prabowo-Gibran, Dedek Prayudi justru bertanya alasan Cak Imin memprotes hal itu."Kenapa diprotes?" kata Dedek kepada wartawan usai peluncuran 'Buku Politik Gemoy: Keberpihakan Pemuda pada Prabowo-Gibran' di Area 47, Kamis (4/1).
-
Kapan Ganjar Pranowo berencana untuk memberantas KKN di Indonesia? Maka, pidato saya begitu terpilih, saya kumpulkan ASN saya, bapak ibu, mulai hari ini tidak ada korupsi, mulai hari ini tidak ada gratifikasi. Mulai hari ini tidak ada jual beli jabatan. Mulai hari ini tidak ada sogok sogokan,” jelas dia.
-
Apa yang dibangun oleh PLN di IKN Nusantara? PT PLN (Persero) siap memenuhi kebutuhan listrik hijau di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 50 Megawatt (MW).
"Kalau pemimpinnya mereka mengajak untuk berbuat jahat, mau IPDN mau enggak IPDN ikut jahat. Tapi kalau pemimpinnya mengajak dia baik, mau IPDN atau bukan IPDN maka dia akan baik," ungkapnya.
Yang pasti, Ganjar mengungkapkan perlu upaya perbaikan perilaku buruk sebagai birokrat yang perlu dilakukan terhadap lulusan IPDN. Perilaku birokrasi buruk itu seperti perilaku korup, perilaku tidak mau melayani dan perilaku sebagai bos yang enak-enakan harus diperbaiki.
"Korupsi, kemudian tidak mengikuti sesuai dengan aturan dan ketentuan. Perilaku melayaninya yang tidak baik atau buruk. Mental ndoro, mental ngenak-ngenak gitu. Saya membuktikan sendiri kok, di Jawa Tengah ketika kita minta ayo, semua melayani mereka melayani kok," paparnya.
Di depan wartawan Ganjar mencontohkan dua orang pegawai Pemprov Jateng di antaranya, Pejabat Bupati Kebumen Arif Irwanto. Meski dalam waktu sehari setelah dilantik, Arif yang diserahi tugas Ganjar untuk menerapkan sosial media dalam kinerja birokrasi di jajaran Pemkab Kebumen langsung berhasil.
"Ini IPDN ini (sambil menuding Arif di sampingnya), saya minta untuk menjadi pejabat pengganti Bupati di Kebumen. Hanya dalam satu hari saya minta seluruh SKPD di Kebumen harus punya akun Twitter langsung punya semua. Punya semua dan sekarang tinggal mensosialisasikan bagaimana melayani karena saya mau seluruh birokrasi harus bisa melayani dan bisa. Endak ada penolakan sama sekali," ujarnya.
Selain itu, Ganjar juga mencontohkan Staf TU-nya bernama Hanung, yang mengurusi segala sesuatu mulai jadwal sampai riset atau penelitian terkait kinerjanya sebagai Gubernur Jateng juga dalam tempo waktu yang singkat dan cepat juga beres.
"Ini staf saya yang ada di TU, ini IPDN juga. Dia mengatur hampir seluruh jadwal saya dan sesuai dengan yang saya mau. Ketika harus ada konfirmasi dia sangat cepat konfirmasi. Bahkan saya minta untuk melakukan fast research, dia mampu melakukan riset itu," ucapnya.
Memang, ada beberapa alumni IPDN yang memiliki perilaku buruk. Tetapi masih banyak para alumni IPDN yang memiliki etos kerja bagus.
"Jadi, saya malah melihat ada yah, oknum yang alumninya memang tidak terlalu pas. Ada. Tapi kemudian kalau saya minta orang dari pengalaman saya mereka kita suruh bekerja, yang kurang itu mereka tidak disuruh mencari sendiri. Bahkan saya bilang saya mau, hari ini saya belum selesai jam 11 malam jam 1 malam mereka enggak ada yang tidur," terangnya.
Maka, baik buruknya alumni IPDN menurut Ganjar adalah tergantung pemimpinnya yang mengarahkan.
"Jadi postur birokrasinya sudah terbentuk dan sudah terbentuk. Tinggal sebagai leader sebagai pemimpin harus bisa mengarahkan mereka. Jadi mereka bisa menjadi mesin birokrasi yang kita arahkan, tinggal yang terpenting adalah bagaimana menjadi sopir yang baik yang mengendalikan," pungkasnya.
Baca juga:
Wagub Jabar: Mungkin Ahok tidak butuh IPDN, tapi 33 provinsi masih
Ahok: Tak cetak lulusan terbaik, subsidi ke IPDN terlalu besar
Mendagri: Mungkin Pak Ahok punya resep bubarkan IPDN
Alumni IPDN: Banyak di antara kami yang masih idealis
Asal usul IPDN yang kini didesak dibubarkan