Gara-gara hoax, mayoritas orang tua di Bekasi ogah anaknya divaksin MR
Sejumlah isu miring dituding menjadi biang penyebab banyak masyarakat di Kota Bekasi enggan mengikuti program imunisasi measles (campak)-rubella di wilayah setempat. Sampai masa akhir kampanye imunisasi, baru 84 persen target yang tercapai di data nasional.
Kementerian Kesehatan RI mencatat partisipan imunisasi measles (campak)-rubella di Kota Bekasi paling rendah kedua di Jawa Barat. Target 95 persen di wilayah timur DKI tersebut tak tercapai, sehingga pemerintah daerah diminta menggenjot di masa perpanjangan imunisasi mulai 11 sampai 14 Oktober mendatang.
Sejumlah isu miring dituding menjadi biang penyebab banyak masyarakat di Kota Bekasi enggan mengikuti program imunisasi measles (campak)-rubella di wilayah setempat. Sampai masa akhir kampanye imunisasi, baru 84 persen target yang tercapai di data nasional.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kota Bekasi, dr Dezi Syukrawati mengatakan ada beberapa faktor rendahnya partisipan. Kurangnya sosial mobilisasi kegiatan MR karena beberapa iklan layanan masyarakat baru intensif pada bulan September, informasi negatif tentang kejadian efek samping (kippi) yang membuat masyarakat menjadi ragu untuk ikut MR.
"Kurangnya petugas pelaksana/vacinator di Puskesmas dengan sasaran tinggi," ujarnya, Kamis (12/10).
Selain itu, adanya kegiatan program yang dikerjakan secara bersamaan seperti filariasis dan akreditasi, informasi melalui media sosial sangat cepat dan kadang menyesatkan, kurangnya komunikasi antara korim dan kapuskesmas sehingga strategi lapangan pencapaian hasil kurang optimal, bahkan vaksin palsu juga mempengaruhi.
Sementara itu, data dari Kemenkes pada 9 Oktober 2017 menyebutkan bahwa balita maupun anak mulai dari usia 9 bulan sampai dengan 15 tahun yang belum berpartisipasi dalam vaksin MR mencapai 122.872 anak. Jumlah itu lebih sedikit dibanding Bogor sebanyak 237.346, sedangkan di atas Bekasi ialah Kota Depok sebanyak 102.064.
Dezi pun mengakui partisipasi imunisasi di wilayahnya belum mencapai target dari yang ditetapkan oleh pemerintah pusat sebanyak 95 persen dari sasaran.
"Ada perbedaan data antara pemerintah pusat dengan daerah," tuturnya.
Data dari pusat, kata dia, capaian Kota Bekasi baru 84 persen dari sasaran wajib vaksin 658.563 anak, sedangkan data daerah target sudah mencapai 90 persen dari sasaran wajib vaksin sebanyak 611.964 anak.
"Data sasaran dari pemerintah pusat merupakan data perkiraan sebelum dilaksanakan vaksinasi, sedangkan data sasaran dari daerah adalah angka riil di lapangan," kata dia.
Ia mengatakan, data perkiraan dipastikan lebih besar dari data nyata di lapangan. Soalnya, penyelenggara vaksinasi di lapangan khawatir kekurangan vaksin yang didatangkan dari luar negeri tersebut. Adapun, kini pemerintah setempat tengah menggenjot cakupan vaksinasi agar tercapai target.
"Kami menyasar 60.251 anak wajib vaksin yang belum mendapatkan vaksinasi MR dari pemerintah. Mudah-mudahan bisa tercapai sampai dengan target yang ditetapkan sebanyak 95 persen," tandasnya.