Gempa Pangandaran Terasa Sampai Garut, Warga Sebut Guncangan Kencang
Sampai berita ini diturunkan, belum ada laporan gempa susulan sejak pertama kali terjadi. BMKG sendiri memastikan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Gempa dengan magnitudo 5,3 mengguncang wilayah Kabupaten Pangandaran pada Selasa (19/5), pukul 17.00. Getaran gempa juga dirasakan di sejumlah wilayah seperti Kota Tasikmalaya hingga Kabupaten Garut.
Warga Garut, Aep Hendi (42), menceritakan getaran gempa terasa saat dirinya berada di ruang kerja. "Lumayan kencang. Tadi saya langsung lari keluar. Banyak juga yang lain merasakan getaran," ujarnya.
-
Kapan gempa di Gianyar terjadi? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat kerusakan ringan dampak gempa berkekuatan 4.9 magnitudo di Kabupaten Gianyar. Getaran gempa sempat membuat penghuni hotel berhamburan meninggalkan gedung."Kerusakan ringan, tembok retak dan genteng jatuh," kata Kepala BPBD Made Rentin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (7/9).
-
Apa dampak yang ditimbulkan gempa di Gianyar? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat kerusakan ringan dampak gempa berkekuatan 4.9 magnitudo di Kabupaten Gianyar. Getaran gempa sempat membuat penghuni hotel berhamburan meninggalkan gedung."Kerusakan ringan, tembok retak dan genteng jatuh," kata Kepala BPBD Made Rentin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (7/9).
-
Kapan gempa Jogja terjadi? Peristiwa gempa bumi yang terjadi pada tahun 2006 menyisakan pengalaman traumatik bagi sebagian warga Yogyakarta, khususnya mereka yang tinggal di Kabupaten Bantul. Guncangan gempa yang begitu kuat menyebabkan banyak rumah runtuh.
-
Kapan Gege meninggal? Joe atau Juhana Sutisna dari P Project mengalami duka atas meninggalnya putra kesayangannya, Edge Thariq alias Gege, pada pertengahan Mei 2024.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan gempa Kabupaten Bandung terjadi? Gempa bumi berkekuatan 4,9 magnitudo melanda wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat dan sekitarnya pada Rabu (18/09).
Aep menyebut getaran gempa yang cukup kencang terasa sampai beberapa detik. Tetapi dia pastikan ruangan kerjanya tidak mengalami kerusakan.
Bayu (33), warga Kota Tasikmalaya juga merasakan getaran yang cukup kencang.
"Alhamdulillah tidak apa-apa. Kalau kaget mah iya," katanya.
Sampai berita ini diturunkan, belum ada laporan gempa susulan sejak pertama kali terjadi. BMKG sendiri memastikan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangandaran, Nana Ruhena, menyebut guncangan gempa terasa sangat kencang di wilayahnya selama dua detik. Atas guncangan tersebut pihaknya belum menerima laporan kerusakan akibat gempa.
"Kita masih terus melakukan pemantauan di beberapa lokasi yang berpotensi terdampak. Mudah-mudahan tidak ada yang rusak. Pusat gempa tersebut berada di laut, namun masih menunggu laporan resmi dari BMKG terkait penyebab terjadinya gempa," katanya.
"Sementara baru satu kali. Mudah-mudahan tak ada susulan lagi," tutupnya.
Penyebab Gempa
Analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisi (BMKG) menunjukkan gempa yang mengguncang perairan Samudera Hindia di selatan Jawa dan dekat Pangandaran pada pukul 17.00 WIB akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia dan tidak memiliki potensi tsunami.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menujam di bawah Lempeng Eurasia," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam siaran pers yang diterima di Jakarta.
Menurut BMKG, gempa yang terjadi 82 kilometer (km) barat daya Pangandaran di Jawa Barat itu memiliki episenter di kedalaman 60 km dengan mekanisme naik atau thrust fault. Sebelumnya, BMKG memperkirakan gempa tersebut berkekuatan M 5,2 dan kemudian diperbarui menjadi M 4,8.
Guncangan akibat gempa itu dirasakan di daerah Kabupaten Sukabumi dengan skala kekuatan III-IV MMI yang dirasakan ketika banyak orang berada dalam satu rumah. Selain itu, Tasikmalaya, Sukabumi, Ciamis juga merasakan getaran di dalam rumah dengan tingkat III MMI.
Getaran nyata juga terasa di daerah Parongpong, Puncak, Cisarua, Sagaranten, Kabupaten Bandung dan Cilacap dengan tingkat II MMI. Belum ada laporan dampak kerusakan akibat gempa tersebut yang dilaporkan kepada pihak berwajib.
Sampai dengan pukul 18.00 WIB, hasil pengawasan BMKG menunjukkan tidak ada aktivitas gempa susulan.
BMKG mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan mencari informasi dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk menghindari bangunan yang retak dan memastikan bangunan tidak mengalami kerusakan atau stabil sebelum masuk kembali ke dalam rumah.
(mdk/lia)