Gerhana matahari total 9 Maret sebabkan pasang surut bumi
GMT mengakibatkan terjadinya daya tarik planet ketika posisi matahari dan bulan berada pada satu garis.
Selama ini masyarakat hanya mengetahui terjadinya pasang surut laut. Fenomena alam ini terjadi karena pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari yang menyebabkan perubahan kedalaman perairan dengan panjang periode bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit.
Selain pasang surut laut, ada juga pasang surut bumi. Fenomena ini akan terjadi akibat Gerhana matahari total (GTM) yang diprediksi akan melintasi sebelas kawasan di Indonesia pada 9 Maret mendatang.
GMT mengakibatkan terjadinya daya tarik planet ketika posisi matahari dan bulan berada pada satu garis.
"Akan terjadi pasang surut bumi, ini karena daya tarik planet. Tapi tidak bisa dilihat seperti kita melihat yang terjadi pada laut, nilainya signifikan," ujar Ketua Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Andi Eka Satya di Kantornya, Jakarta, Kamis (11/2).
Dia menjelaskan, pasang surut bumi bisa dirasakan. Namun secara kasat mata tidak nampak. Untuk mengetahui tingkat pergerakan itu, BMKG sudah memasang beberapa alat di stasiun Geofisika di kawasan yang diprediksi dilintasi GTM.
Diungkapkannya pasang surut bukan terjadi pada puncak GTM melainkan sebelum peristiwa tersebut. Hal ini berdasarkan pengalaman dalam penelitian terjadinya gerhana matahari cincin di Palembang pada 2014 lalu.
"Kita mau tahu seberapa besar pasang surut bumi dengan adanya kejadian nanti," ungkap Andi.
Selain mendeteksi adanya pasang surut bumi, BMKG juga mulai mengamati terjadinya medan magnet bumi dengan melakukan pengukuran pasang surut suhu, kelembaban dan beberapa pengukuran lain. Akan terjadi berbagai hal yang bersifat ilmiah dalam GMT.
"Sesaat tidak matahari akan kita tahu dibandingkan dengan malam hari," tandas dia.
Baca juga:
Diprediksi banyak turis asing nikmati gerhana matahari total di Palu
Gerhana matahari total jadi ajang promosi wisata & maritim Indonesia
Tapak Sail Tomini dijadikan pusat wisata gerhana matahari total, top!
Gerhana Matahari Total sapa wilayah Indonesia di 9 Maret 2016
Menko Maritim sebut 9 Maret 2016 ada gerhana matahari total
-
Kapan Gerhana Matahari Total akan terjadi? Bumi akan mengalami kembali fenomena gerhana matahari total pada tanggal 8 April 2024 mendatang.
-
Apa yang terjadi saat gerhana matahari total? Gerhana matahari total merupakan fenomena alam yang memukau, di mana bulan sepenuhnya menutupi matahari, menciptakan momen singkat ketika siang menjadi malam.
-
Bagaimana proses terjadinya Gerhana Matahari Total? Gerhana matahari total terjadi saat matahari, bulan, dan bumi terletak dalam satu garis lurus. Posisi ini didapatkan tidak lain karena bumi dan bulan sama-sama berputar melakukan revolusi mengelilingi matahari. Kemudian pada waktu tertentu, baik bumi maupun bulan akan menempati posisi orbit yang sejajar hingga membentuk garis lurus. Setelah menempati posisi garis lurus, bagian belakang bulan yang tidak terkena sinar matahari akan membentuk bayangan sendiri, yaitu bayangan inti (umbra) dan bayangan samar-samar (penumbra).
-
Apa penyebab Gerhana Matahari Total? Gerhana matahari total merupakan fenomena yang terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi berada dalam satu garis lurus. Di sini seluruh bagian matahari akan tertutup dengan bayangan bulan. Sehingga cahaya matahari akan menghilang secara total selama beberapa waktu. Dalam kondisi ini, bumi akan mengalami suasana yang gelap seperti malam hari.
-
Apa yang bisa dilihat saat Gerhana Matahari Total tahun 2024? “Gerhana 2024 menawarkan kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengukur bentuk dari Matahari dan dengan demikian dapat menyimpulkan struktur bagian dalamnya,” ungkap Profesor Gordon Emslie, peneliti utama dalam proyek SunSketcher.
-
Kapan zenit matahari terjadi di Jakarta? Di Jakarta, hari tanpa bayangan diperkirakan terjadi pada 4 Maret 2024, dengan kulminasi utama pada 12.04 WIB. Kemudian, pada 8 Oktober 2024, fenomena ini akan kembali terjadi di Jakarta dengan kulminasi utama pada 11.40 WIB.