Grab tegaskan pengemudi dilarang curang bikin order fiktif
Grab tegaskan pengemudi dilarang curang bikin order fiktif. Ridzki menyebutkan jika sebelumnya pada tanggal 3 Juli sudah adanya mediasi di Polda Metro Jaya sebelum unjuk rasa yang terjadi pada tanggal 4 Juli.
Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menanggapi soal unjuk rasa yang telah dilakukan oleh sebagian mitra pengemudi Grabcar pada tanggal 27 Juni dan 4 Juli 2017. Ia mengatakan jika Grab menghargai dan membuka aspirasi dari mitra pengemudi.
Ridzki menyebutkan jika sebelumnya pada tanggal 3 Juli sudah adanya mediasi di Polda Metro Jaya sebelum unjuk rasa yang terjadi pada tanggal 4 Juli.
"Walaupun pada tanggal 3 Juli sudah ada mediasi. Antara pihak grab dengan pihak pengunjuk rasa ini, yang dilakukan mediasinya di Polda Metro Jaya, dan di situ ada kesepakatan bahwa pada tanggal 10 Juli akan kita lakukan lagi komunikasi dengan lebih jelas apalagi indikasi pelanggaran yang dilakukan oleh para pengunjuk rasa itu," kata Ridzki di kantor Grab Indonesia, Gedung Lippo, Jl Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (6/7).
Ridzki pun menuding kalau yang demo kemarin bukanlah murni dari pengemudi grab. "Kalau kita lihat dari yang hadir itu banyak yang juga yang bukan pengemudi Grab," jelas Ridzki.
Selain itu, Ridzki menegaskan pengemudi Grab dilarang keras menggunakan aplikasi untuk melakukan kecurangan. "Menggunakan alat yang sudah diberikan dari awal bahwa ini tidak diperbolehkan. Atau menggunakan alat yang disebut dengan fake GPS atau menggunakan alat atau kegiatan yang disebut dengan order fiktif," kata Ridzki.
Ridzki juga menjelaskan mengenai cancel order. Baik dari penumpang maupun dari mitra pengemudi itu sendiri. Atau ada yang disebut order fiktif atau biasa di sebut opik.
"Kalau di kalangan mitra pengemudi opik ya pak, opik, opik order fiktif," kata Ridzki.
Ridzki mengatakan jika hal itu sangat merugikan bagi penumpang maupun mitra pengemudi. "Hal-hal seperti inilah yang sebetulnya sudah beritahukan dari awal dan juga komunikasi merugikan yang penumpang dan mitra pengemudi sendiri, sehingga kita larang dan berakibat pada suspensi," kata Ridzki.