Gratis Tanpa Perlu ke RS, Cara Mudah Bersihkan Paru-Paru Bagi Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Dua kondisi medis yang paling umum terjadi dan termasuk ke dalam jenis PPOK adalah bronkitis kronis serta emfisema
Dua kondisi medis yang paling umum terjadi dan termasuk ke dalam jenis PPOK adalah bronkitis kronis serta emfisema
Gratis Tanpa Perlu ke RS, Cara Mudah Bersihkan Paru-Paru Bagi Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Tidak perlu ke dokter. Bahkan hanya menggunakan latihan teknik pernafasan.
Dua kondisi medis yang paling umum terjadi dan termasuk ke dalam jenis PPOK adalah bronkitis kronis serta emfisema.
Dr Sitti menjelaskan, dengan latihan pernafasan, otot-otot saluran menjadi baik. Sehingga ventilasi oksigen dan karbon dioksida pasien bagus.
Dengan demikian, secara tidak langsung pengeluaran dahak menjadi lebih baik.
"Mengapa kita harus latih latihan pernafasan diafragma? Karena otot diafragma itu otot inspirasi utama. Otot yang bekerja saat kita nafas itu yang utama. Dengan kita memperkuat otot diaphragma, otomatis kemampuan batuknya juga jadi lebih baik," kata Nikmah, dikutip dari Antara, Rabu (19/6).
-
Bagaimana cara mencegah Penyakit Paru Obstruktif Kronis? Selain itu, ada beberapa cara mencegah PPOK yang bisa dilakukan sebagai berikut:1. Rutin berolahraga minimal 30 menit setiap hari.2. Mengonsumsi makanan sehat bergizi dan meningkatkan asupan sayuran serta buah-buahan.3. Melakukan vaksinasi flu tahunan dan vaksin pneumonia secara rutin. 4. Pastikan untuk mendapatkan durasi dan kualitas tidur cukup setiap malam.5. Pastikan untuk mengelola stres dengan baik dengan melakukan kegiatan positif, seperti yoga atau melakukan hobi.6. Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun. 7. Berhenti merokok.
-
Kenapa Penyakit Paru Obstruktif Kronis bisa berbahaya? Jika tidak segera diatasi, PPOK bisa memburuk dan menyebabkan penderitanya terkena penyakit jantung dan kanker paru-paru.
-
Dimana Penyakit Paru Obstruktif Kronis paling sering terjadi? Penyebab paru obstruktif kronis (PPOK) perlu diwaspadai setiap orang. PPOK adalah penyakit progresif yang bisa memburuk seiring berjalannya waktu. Bahkan, PPOK menjadi penyakit yang menyebabkan kematian terbanyak ketiga di dunia dengan total 3,32 juta kasus kematian pada 2019 lalu.
-
Bagaimana cara menghentikan peradangan kronis pada paru-paru? Berhenti merokok dapat meningkatkan fungsi paru-paru, sirkulasi darah, sistem kekebalan tubuh, dan kesehatan seksual Anda.
-
Kapan batuk perlu diwaspadai sebagai gejala penyakit paru? Namun, batuk yang berlangsung lama bisa jadi pertanda adanya masalah pada paru-paru yang memerlukan perhatian medis agar tidak berkembang menjadi komplikasi yang berbahaya
-
Apa saja bagian tubuh yang dipengaruhi oleh Penyakit Paru Obstruktif Kronis? PPOK adalah penyakit progresif yang bisa memburuk seiring berjalannya waktu. Bahkan, PPOK menjadi penyakit yang menyebabkan kematian terbanyak ketiga di dunia dengan total 3,32 juta kasus kematian pada 2019 lalu.PPOK merupakan peradangan pada paru-paru yang berlangsung dalam jangka panjang. Biasanya, PPOK ditandai dengan kesulitan bernapas, batuk berdahak, dan mengi atau bengek. Secara umum, PPOK sering terjadi pada perokok aktif dan pasif.
Dengan berlatih teknik bernafas dalam-dalam dapat meningkatkan volume udara yang masuk atau inspirasi, dan teknik bernafas terkontrol dapat memperbaiki pola pernafasan.
"Lalu baru latihan batuk. Huffing, dikumpulkan dahaknya, lalu coughing, dibatukkan," katanya.
Dia menambahkan, dalam pelatihan tersebut dapat diberitahukan mengenai drainase postural, yaitu cara mengeluarkan dahak dengan bantuan gravitasi.
Sebagai contoh apabila dahak ada di lobus superior paru kanan, maka posisi kepala harus lebih rendah, misalnya dengan posisi Trendelenburg.
Setelah pasien diposisikan, dapat dibantu dikeluarkan dahaknya melalui sejumlah cara, contohnya teknik perkusi atau vibrasi, tergantung kondisi pasien.
Selain latihan teknik bernafas, juga dapat diberikan latihan kebugaran jantung dan paru, agar otot-otot kedua organ tersebut tetap bugar, guna mendukung aktivitas dan pergerakan.
Dokter spesialis paru dr. Nina Eristiana menjelaskan, bahwa pada orang normal, iritan dan kuman yang menyerang paru akan dibungkus dengan mukus atau dahak, kemudian dikeluarkan melalui batuk.
Namun, ujarnya, orang-orang dengan PPOK, seperti bronchiectasis atau fibrosis paru, terutama yang pernah tuberkulosis, struktur paru-parunya rusak.
Sehingga saat terinfeksi maka memproduksi banyak dahak. Oleh karena itu, mereka perlu diajarkan cara batuk yang efektif.
"Setelah di poli rehab, itu diajarkan bagaimana caranya mereka di rumah mempraktekkan. Karena obat-obatan itu sendiri hanya membantu mengencerkan dahak," kata Nina.