Gubernur Edy Rahmayadi: 48 Persen Petani di Sumut Sudah Alih Profesi
Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, mengatakan sebanyak 48 persen petani di Sumut telah beralih profesi. Banyak di antara mereka memilih bekerja ke kota demi mendapatkan penghasilan yang lebih baik.
Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, mengatakan sebanyak 48 persen petani di Sumut telah beralih profesi. Banyak di antara mereka memilih bekerja ke kota demi mendapatkan penghasilan yang lebih baik.
"Desanya (pertanian) luar biasa dan terbuka lebar, ada kekhawatiran saya, 48 persen petani-petani sudah tidak punya kepandaian (bertani). Karena rata-rata dia datang ke kota jadi pekerja bangunan, industri, dan lainnya," kata Edy saat memberikan pidato di Aula Tengku Rizal Nurdin, Kota Medan, Senin (12/9).
-
Kenapa Eddy Rumpoko dirawat di RSUP Dr. Kariadi Semarang? Usman mengatakan bahwa Eddy sudah menjalani perawatan medis di RSUP Dr. Kariadi sejak Selasa (28/11) setelah mengeluh sakit sejak Minggu (26/11).
-
Kapan Edi Sudrajat menjabat sebagai Panglima ABRI? Setelah itu, ia dipercaya menjadi Panglima ABRI menggantikan Try Sutrisno. Ia menjadi satu-satunya lulusan Akademi Militer Negara yang menjadi Panglima ABRI.Di tahun yang sama ia juga diangkat menjadi Menteri Pertahanan dan Keamanan Kabinet Pembangunan IV.
-
Apa yang dituduhkan kepada Eddy Hiariej dalam kasus ini? Ia diduga menerima gratifikasi Rp7 miliar dalam konsultasi kasus hukum dan pengesahan badan hukum PT CLM terkait izin usaha pertambangan (IUP).
-
Kapan Eddy Meijer lahir? Eddy Meijer, lahir pada 7 April 2007 di Jakarta, akan segera berusia 17 tahun.
-
Kapan Eddy Hiariej ditetapkan sebagai tersangka? Sekadar informasi, Eddy Hiariej telah ditetapkan sebagai tersangka dugaan gratifikasi sebesar Rp8 miliar.
-
Siapa yang mengajukan gugatan praperadilan terhadap status tersangka Eddy Hiariej? Pascaputusan itu, KPK bersikukuh terus melanjutkan pengusutan dugaan korupsi dan gratifikasi yang menyeret Eddy Hiariej.
Menurut Edy, banyaknya petani yang beralih profesi lantaran penghasilan dari pertanian jauh dari harapan. Untuk mendapatkan penghasilan tambahan, para petani pun lebih memilih beralih profesi.
"Bagaimana mau jadi petani miskin terus. Tak kaya-kaya, tidak bisa menyekolahkan anak," ungkapnya.
Minta Bank Sumut Membantu
Edy mengaku telah menyarankan agar Bank Sumut memberikan pinjaman kepada para petani untuk modal pertaniannya melalui kredit usaha rakyat (KUR).
"Dalam forum ini kita perbaiki semua. Petani itu tidak boleh miskin. Bank Sumut itu saya tekan sampai 2 persen bunganya saja (per tahun)," ujarnya.
Namun yang menjadi kendala adalah pengetahuan petani untuk menggunakan KUR secara digital. Mereka lebih memilih meminjam uang kepada para tengkulak meskipun dengan bunga 3 persen per hari.
"Akhirnya lebih enak sama tengkulak. Dia tidak tahu, petani itu, 3 persen per hari. Ini KUR cuma 2 persen per tahun," jelas Edy.
Tidak sampai di situ, Edy juga menyatakan bahwa penyebab inflasi mencapai 5,3 persen dan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok di Sumut lantaran ulah para tengkulak.
"Saya harap tengkulak-tengkulak ini minggir. Ini mengganggu inflasi saya pula. Ini pula masalah baru saya. Waktu saya tentara ini tidak pakai ilmu (inflasi) begitu," pungkasnya.
(mdk/yan)