Gunung Agung erupsi, ini 4 faktanya yang mengejutkan
Indonesia memang memiliki banyak gunung berapi yang masih aktif hingga saat ini. Oleh karena itu peristiwa semacam ini memang sudah sangat wajar terjadi.
Salah satu gunung berapi Indonesia yang terletak di pulau Bali, yaitu gunung Agung kembali erupsi pada Senin, 2 Juli 2018 kemarin. Sontak hal ini pun membuat warga sekitar lereng gunung Agung panik dan memilih untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Langit malam bertabur bintang sontak memerah saat banjir lava turun mendekat ke permukiman warga yang tinggal di sekitar Gunung Agung. Bahkan akibat lontaran pijar sejauh 2 kilometer, hutan di sekelilingnya ikut terbakar.
-
Kapan Gunung Semeru erupsi? "Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 6 Mei 2024 pukul 05.43 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 mdpl," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian, Senin (6/5).
-
Di mana letak Gunung Semeru yang mengalami erupsi? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
-
Kapan Gunung Tangkuban Perahu dikabarkan erupsi? Beredar sebuah video di media sosial Facebook yang mengandung narasi bahwa Gunung Tangkuban Perahu yang berada di Bandung, Jawa Barat, mengalami erupsi pada tanggal 11 Juni 2024 lalu.
-
Bagaimana bukti bahwa Gunung Tangkuban Perahu mengalami erupsi? PenelusuranCek Fakta merdeka.com melakukan penelusuran melalui Google Image dan menemukan bahwa video yang beredar merupakan video yang diunggah oleh akun Youtube Imam Budiman pada tanggal 27 Juli 2019.
-
Kenapa Gunung Agung di Bali dikeramatkan? Gunung Agung merupakan gunung yang dikeramatkan warga Bali, karena ada banyak pantangan yang harus dipatuhi ketika akan mendaki.
-
Apa yang terjadi pada Gunung Ruang di Sulawesi Utara? Gunung Ruang yang berada di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara meletus pada Selasa (16/4) malam.
gunung agung ©2018 liputan6.com
Berdasarkan pengamatan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM, kolom abu dengan intensitas tebal pada pukul 21.04 Wita itu lebih mengarah ke barat.
Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi kurang lebih 7 menit 21 detik. Saat itu, status Gunung Agung ditetapkan Level III atau Siaga.
Sebenarnya apa yang menyebabkan Gunung Agung kembali erupsi? Berikut sejumlah fakta yang terungkap saat gunung setinggi 3.142 mdpl itu kembali memuntahkan lava pijar untuk kesekian kalinya di Pulau Dewata.
1. Alami Erupsi 6 Kali
gunung agung ©2018 liputan6.com
Menurut catatan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Agung mengalami erupsi tiga kali pada Senin, 2 Juli 2018. Letusan pertama terjadi pada pukul 06.19 Wita dengan tinggi kolom abu teramati ± 2.000 meter di atas puncak. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 18 mm dan durasi ± 3 menit 47 detik.
Erupsi kedua terjadi pada pukul 06.41 Wita dan 06.55 Wita dengan tinggi kolom abu masing-masing teramati setinggi ± 1.000 meter dan 700 meter di atas puncak Gunung Agung. Erupsi susulan Gunung Agung ini terekam di seismograf masing-masing dengan amplitudo maksimum 18 mm dan 20 mm, durasi ± 2 menit 11 detik dan ± 2 menit 38 detik.
Pukul 21.04 Wita, Gunung Agung kembali erupsi. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi kurang lebih 7 menit 21 detik. Erupsi terjadi secara strombolian dengan suara dentuman.
Di hari kedua, Selasa, 3 Juli 2018, Gunung Agung meletus hingga dua kali. Erupsi pertama terjadi pukul 09.28 Wita dengan tinggi kolom abu teramati ± 2.000 meter di atas puncak Gunung Agung. Erupsi kedua, pada pukul 09.46 Wita. Gunung Agung meletus lagi dengan ketinggian kolom abu teramati ± 500 meter di atas puncak gunung. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 18 mm dan durasi ± 1 menit 7 detik.
Erupsi keempat terjadi hari ini, Rabu (4/7/2018), sekitar pukul 03.25 Wita. Letusan lava pijar setinggi 2.000 meter berwarna kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke barat.
2. Penyebab Gunung Agung Erupsi
gunung agung ©2018 liputan6.com
Meski mengalami tiga kali erupsi, menurut Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Devy Kamil Syahbana, tidak ada indikasi akan terjadi peningkatan energi seismik yang besar.
Penyebab erupsi strombolian Gunung Agung kemungkinan terjadi karena pengerasan lava di permukaan. Kondisi tersebut hal lazim karena lava di permukaan cenderung mengalami penurunan temperatur. Hal ini menyebabkan laju efusi (aliran) lava ke permukaan melambat.
Saat aliran fluida magma (gas dan liquid) yang akan naik ke kawah terhambat lava yang mengeras, pada titik tertentu lapisan itu tak mampu lagi menahan desakan magma dari bawah.
3. Radius Aman dari Paparan Gunung Agung
gunung agung ©2018 liputan6.com
Status Level III atau Siaga yang diberikan pada Gunung Agung membuat pihak PVMBG merekomendasikan warga yang tinggal di sekitar lereng tidak beraktivitas di zona bahaya. Terutama bagi mereka yang bermukim di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung. Untuk mewaspadai ancaman aliran lahar hujan yang dapat terjadi.
Begitu juga dengan para pendaki dan wisatawan. Tidak boleh ada kegiatan apa pun dalam radius 4 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.
4. Guyuran Abu Sampai ke Jember
gunung agung ©2018 liputan6.com
Dampak Gunung Agung erupsi, guyuran abu vulkanik juga dirasakan oleh warga di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Oleh pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, ribuan masker dibagikan masyarakat.
Imbauan untuk menggunakan masker saat bepergian ke luar rumah gencar dilakukan pemerintah daerah, agar warga tidak mengalami gangguan pernapasan.
"Kami imbau masyarakat menggunakan masker saat berada di luar rumah dan luar ruangan, karena abu vulkanik tersebut dapat membahayakan kesehatan," tutur Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, Heru Widagdo di Jember, Selasa (3/7/2018), dilansir Antara.
Saksikan video pilihan selengkapnya di bawah ini:
Indonesia memang memiliki banyak gunung berapi yang masih aktif hingga saat ini. Oleh karena itu peristiwa semacam ini memang sudah sangat wajar terjadi. Semoga masyarakat Bali pada khususnya selalu sabar dan tetap waspada.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/mg2)