Gunung Merapi Erupsi, Muntahkan Awan Panas Sejauh 1.500 Meter
Selain awan panas guguran, selama periode pengamatan Gunung Merapi pukul 00.00-06.00 Wib, BPPTKG mencatat satu kali guguran material dengan jarak luncur 500 meter mengarah ke barat daya dan satu kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 500 meter ke arah hulu Kali Krasak.
Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Sabtu (16/1) pagi mengeluarkan awan panas guguran dengan tinggi kolom 500 meter dari puncak. Arah luncurannya ke hulu Kali Krasak sejauh 1.500 meter.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan awan panas guguran yang terekam di seismogram pada pukul 04.00 Wib itu memiliki durasi 150 detik dengan amplitudo maksimum 60 mm.
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Kapan Gunung Semeru erupsi? "Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 6 Mei 2024 pukul 05.43 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 mdpl," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian, Senin (6/5).
-
Dimana Gunung Merapi terletak? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Apa yang terlihat meluncur dari kawah Gunung Merapi? Semakin dekat ke puncak, terlihat sebuah guguran lava meluncur dari kawah dengan batu-batunya yang masih merah memancarkan nyala api.
-
Apa yang terjadi pada bentuk kubah lava Gunung Merapi? Perubahan bentuk kubah lava itu teramati berdasarkan analisis morfologi pada periode 30 Juni-6 Juli 2023 BPPTKG menyebut morfologi kubah lava di sebelah barat daya Gunung Merapi mengalami perubahan.
-
Di mana letak Gunung Semeru yang mengalami erupsi? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
"Angin saat kejadian bertiup ke timur," kata Hanik seperti dikutip dari Antara, di Jakarta, Sabtu (16/1).
Selain awan panas guguran, selama periode pengamatan Gunung Merapi pukul 00.00-06.00 Wib, BPPTKG mencatat satu kali guguran material dengan jarak luncur 500 meter mengarah ke barat daya dan satu kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 500 meter ke arah hulu Kali Krasak.
BPPTKG juga merekam satu kali gempa awan panas guguran Gunung Merapi dengan amplitudo 60 mm dan durasi 150.6 detik, 35 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-15 mm dan durasi 17.9-116.5 detik. Kemudian 11 kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 3-12 mm, dan durasi 6.5-8.2 detik, serta dua kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 30-70 mm, dan durasi 9.5-22.2 detik.
Berstatus Siaga
Berdasarkan pengamatan visual, asap kawah tidak teramati keluar dari puncak kawah Merapi.
Cuaca di gunung itu berawan dan mendung. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur dengan suhu udara 13-21 derajat Celsius, kelembaban udara 66-88 persen, dan tekanan udara 625-686 mmHg.
Sampai saat ini, BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Potensi bahaya akibat letusan Merapi diperkirakan maksimal dalam radius lima kilometer dari puncak.
Baca juga:
Gunung Merapi Muntahkan Guguran Lava Pijar
Belum Mengungsi, Warga Desa Sidorejo Klaten Lebih Takut Corona ketimbang Merapi
Telah Masuk Fase Erupsi, Ini 5 Potret Guguran Lava Merapi dari CCTV
BPPTKG Yogyakarta Sebut Kubah Lava Gunung Merapi Sudah Terbentuk
Gunung Merapi Kembali Luncurkan Awan Panas Sejauh 600 Meter
Gunung Merapi Keluarkan 15 Kali Guguran Lava Pijar, Begini Kabar Terbarunya