Guru Besar UI Ungkap Cara Akhiri Perang Rusia dan Ukraina
Guru Besar Hukum Internasional Hikmahanto Juwana menegaskan, upaya individual tidak akan bisa mewujudkan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina. Dia menyatakan, upaya yang dilakukan untuk menghentikan peperangan antara kedua negara tersebut, harus kolektif dan sinergis.
Guru Besar Hukum Internasional Hikmahanto Juwana menegaskan, upaya individual tidak akan bisa mewujudkan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina. Dia menyatakan, upaya yang dilakukan untuk menghentikan peperangan antara kedua negara tersebut, harus kolektif dan sinergis.
"Upaya kolektif dan sinergis untuk mewujudkan gencatan senjata, baik antara negara-negara yang terlibat perang secara langsung, maupun negara-negara yang mendukung salah satu pihak," kata Hikmahanto dalam Webinar Moya Institute bertajuk 'Prospek Penyelesaian Perang Rusia-Ukraina: Upaya Kolektif atau Individual?' di Jakarta, Jumat (22/7).
-
Bagaimana Bule Rusia tersebut diamankan? Bule tersebut, diketahui linglung di Lapangan Puputan, Badung, Kota Denpasar, pada Rabu (30/8) kemarin sekitar pukul 20:39 WITA.
-
Kenapa Bule Rusia tersebut diamankan? Seorang perempuan warga Negara Asing (WNA) asal Rusia bernama Xenia (25) diamankan oleh Satpol PP Kota Denpasar, diduga depresi dan mengalami gangguan jiwa.
-
Apa yang terjadi pada Bule Rusia tersebut? Bule tersebut, saat diamankan di Kantor Satpol PP Kota Denpasar, Bali, sempat membuka pakaian dan celananya hingga telanjang dan sempat memanjat pintu sel. "Mungkin dia depresi. Iya (Telanjang) saat baru di ruangan karena depresi ngamuk-ngamuk buka baju itu mungkin, di ruangan binaannya," kata Kepala Satpol PP Kota Denpasar, AA Ngurah Bawa Nendra saat dikonfirmasi, Kamis (31/8).
-
Apa yang ditemukan oleh para peneliti Rusia di Punggung Bukit Atlantik Tengah? Mereka menangkap ikan yang tampak mirip dengan yang ditemukan di Kanada. Setelah para peneliti mengataminya lebih dekat, ikan tersebut memiliki kepala berukuran sedang, mata “sangat kecil” yang memiliki pupil tetapi tidak memiliki lensa dan gigi melengkung.
-
Siapa yang mengamankan Bule Rusia tersebut? Seorang perempuan warga Negara Asing (WNA) asal Rusia bernama Xenia (25) diamankan oleh Satpol PP Kota Denpasar, diduga depresi dan mengalami gangguan jiwa.
-
Mengapa dunia khawatir dengan Rusia? Namun, perhatian dunia saat ini sepenuhnya tertuju pada Rusia seiring dengan invasinya ke Ukraina.
Hikmahanto melanjutkan, upaya kolektif ini juga harus melibatkan negara-negara yang tidak memihak kepada pihak manapun dalam perang. Namun turut berupaya menghadirkan gencatan senjata untuk menghindari krisis yang dihadapi dunia.
Selain itu, Hikmahanto juga mengingatkan, kontak-kontak informal perlu dilakukan di antara para pemimpin negara-negara di dunia. Dia melihat, Presiden Jokowi sudah melakukan cara ini, dengan para pemimpin G-7, Rusia dan Ukraina.
"Dan ke depannya, diharapkan Presiden juga akan melakukan langkah serupa dengan pemimpin negara-negara Asia seperti China dan Jepang. Hal ini sangat bagus sekali, dan Presiden juga bisa menyampaikan proposal Indonesia di Forum G-20, dalam kontak-kontak informal itu agar perekonomian dunia bisa kembali maju lagi," ucap Guru Besar Universitas Indonesia ini.
RI Manfaatkan Momentum
Sebisa mungkin, sambung Hikmahanto, gencatan senjata sebaiknya terwujud sebelum pelaksanaan KTT G-20. Namun, apabila hal itu tak berhasil, skenario buruknya adalah pada saat KTT G-20 bisa disepakati adanya gencatan senjata tersebut.
"Karena negara-negara yang terlibat atau terkait perang Rusia-Ukraina semua hadir di forum itu. Maka, Indonesia bisa memanfaatkan momentum itu untuk mengupayakan gencatan senjata," ujarnya.
Sementara itu, pemerhati politik internasional dan isu-isu strategis Prof Imron Cotan juga berharap forum KTT G-20 menjadi momentum menuju terwujudnya gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina.
Gencatan senjata, menurut Imron, punya beberapa arti penting. Yang pertama, gencatan senjata bisa membuka peluang lebih besar bagi terwujudnya perdamaian, karena sudah ada ‘good will’ dari kedua belah pihak yang bertikai.
"Dalam proses gencatan senjata itu, para pihak yang terlibat akan memiliki peluang yang sama untuk berbicara, sehingga proses perdamaian pun menjadi lebih terbuka," ujar Imron.
Kemudian, arti penting lainnya dari gencatan senjata adalah proses itu akan membuka koridor humanitarian bagi para korban perang.
Selain itu, lanjut Cotan, gencatan senjata juga bisa membantu dunia menghindarkan diri dari krisis pangan dan energi, di tengah-tengah ancaman pandemi Covid-19 yang belum mereda.
"Karena perang Rusia-Ukraina bukan hanya berdampak pada kedua negara tersebut saja, tetapi men-disrupsi rantai pasok global enerji, bahan makanan, san pupuk, yang sangat dibutuhkan dunia. Sebagai contoh, Eropa mengimpor 30 persen energi fosil dari Rusia, sedangkan untuk gas, Eropa mengimpor 46 persen dari Rusia," tandasnya.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/rnd)